Biologi-Struktur Ekosistem Hutan (Way Kanan)


BAB I 
PENDAHULUAN 


1. LATAR BELAKANG 
Semua organisme yang hidup dialam tidak sanggup hidup sendiri melainkan harus selalu berinteraksi baik dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah system ditopang oleh banyak sekali komponen yang saling berafiliasi dan saling berpengaruh, baik selara eksklusif maupun tidak langsung. Kehadupan semua jenis makhluk hidup sering mempengaruhi, sastra berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan disebut ekosistem. Ekosistem juga mengatakan adanya interaksi bolak balik antara makhluk hidup (biotic) dengan alam (abiotik). 
Ekosistem merupakan suatu kesatuan fungsional yang didalamnya mengalir energi dan masakan (nutrient) antara lingkungan fisik (lingkungan abiotik) dan lingkungan biotic. Lingkungan biotic dan lingkungan abiotik secara terus menerus mempunyai dampak satu terhadap yang lainnya sehingga menghasilkan suatu korelasi ketergantungan yang kompleks. Hal tersebut sanggup membuat keseimbangan alam dalam kehidupan adanya suatu faktor sanggup menimbulkan tergantungnya keseimbangan ekosistem itu akan mengalami perubahan juga. 
Cabang biologi yang mempelajari ekosistem ialah ekologi, ekologi berasal dari bahasa yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti liana. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi kita akan tahu bahwa makhluk hidup sebagai kesatuan atau system dengan lingkungannya. Definisi ekologi ibarat diatas pertama (zologiawan jerman, 1834 – 914). 
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasna ekosistem dengan banyak sekali komponen penyusunnya yaitu faktor abiotik dan biotic. Faktor abiotik antara lain suhu, kelembapan udara, kecepatan angina, intesitas ahaya, PH tanah dan tinggi sereseh (sampah daun). Faktor biotic ialah faktor hidup yang terdiri dari insan binatang , flora dan mikroba. Ekologi juga berafiliasi bersahabat dengan tingkat-tingkatan organisasi makhluk hidup yaitu populasi, komunikasi dan ekosistem yang saling menghipnotis dan merupakan suatu system yang mengatakan kesatuan kompleks. 
2. Topik/ judul : Struktur ekosistem hutan 
3. tanggal pelaksanaan
4. tujuan                             :  1.   Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem hutan taman nasional way kambas 
2.  Mengukur karakteristik struktur ekosistem hutan  taman nasional way kambas 










BAB II 
KAJIAN PUTAKA 

Dalam tingkat organisasi kehidupan, ekosistem merupakan area alam yang berlangsung interaksi antara makhluk hidup dan tak hidup, sehingga terjadi pertukaran material antara biotik dan abiotik. Didalam suatu komunitas intinya tersusun atas komunitas-komunitas. Peristiwa ajaran energi yang berlangsung didalam ekosistem lebih kompleks dibandingkan dengan komunitas. Hubungan yang kompleks antara spesies dalam ekosistem disebut dengan istilah jarring-jaring makanan. Selain itu, didalam suatu ekosistem juga berlangsung perputaran materi yang bersifat siklis. Ekosistem hutan merupakan penggalan ekosistem terrestrial. Didalam suatu ekosistem korelasi antara organisme sanggup bersifat eksklusif maupun tidak langsung. Aliran energi (arus energi) sanggup berlangsung dengan banyak sekali jalan. Pengamatan suatu ekosiste, tidak gampang dilakukan, dibutuhkan waktu yang lama. Bahkan dikatakan mungkin tidak ada suatu ekosistem pun yang sanggup dipahami seluruhnya. Untuk itu dibutuhkan penelitian terus-menerus. 
(H. Agus Sujarwanto, M.Pd. Petunjuk praktikum biologi umum I) 
Ekosistem terbentuk lantaran adanya komunitas, suatu system yang hidup dan tumbuh sekaligus sebagai siste, dinamis.
Soerianegara dan indrawan (1982) mengemukakan bahwa komunitas hutan merupakan suatu system yang hidup dan tumbuh lantaran komunitas itu terbentuk secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap invansi oleh tumbuhan, adaptasi, dan stabilisi. Perubahan dalam komunitas selalu terjadi bahkan dalam komunitas hutan yang stabilpun selalu terjadi perubahan, contohnya pohon-pohon yang sudah bau tanah mengalami tumbang dan mati. Terjadilah perbukaan atau tajuk hutan, sehingga sinar matahari sanggup masuk ke lapisan tajuk penggalan bawah maka anak pohon sanggup tumbuh dengan baik sehingga menyusun lapisan tajuk atasnya kembali. 
(Ir. Inriyanto. 982. ekologi hutan. 121). 
Menurut Hanafiah, dkk (2005: 13) asosiasi cacing sebagai mikrofauna. 
Cacing merupakan habitat atau inang bagi mikrobia tertentu sehingga juga berfungsi sebagai penyebar mikrobia ini pada ketika cacing bernigrasi. Bukti cacing sebagai penyebar ditemukan pada ketika isolasi 0 spesies basil dari usus L. terrestis, ternyata tidak satupun yang berasal dari habitatnya. Peran cacing tanah sebagai penyebar fungsi atau basil juga sanggup terjadi melalui prosedur memakanya pada suatu tempat dan kemudian mengekspersikanya di tempat lain. Dalam asosiasi dengan mikroba, cacing tanah sanggup berfungsi dalam menstimulasi perkembangana telah banyak bukti yang mengatakan bahwa cacing tanah merupakan mikrofauna tanah yang berperan penting sebagai penyelaras dan keberlangsungan ekosisitem yang sehat, baik bagi biota tanah maupun bagi binatang dan insan secara umum kiprah cacing tanah telah terbukti baik sebagai broamelioron (jasat penyubur dan penyehat) tanah terutama dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, ibarat ketersedian hara, dekomposisi materi organic, pelapukan mineral, struktur dan lain-lain sehingga bisa meningkatkan produktifitas tanah. Menurut euwise (1990: 249) hutan hujan tropika merupakan jenis hutan yang paling subur yang mempunyai suhu tinggi sekitar (25-26) dan serangan kengan kelembapan rata-rata sekitar 30m. pepohonan itu tergabung dengan flora terna, perambat, episit, pencekik, saprosit dan parasit. Salah satu corak yang menonjol ialah sebagian besar tumbuhannya mengandung kayu. Hanya beberap jenis eposit dan sebagian kecil flora teduhan saja yang bersifat terna.  Beberapa famili flora yang anggotanya dalam iklim sedang semuanya bersifat tera, contohnya rubiance dalam hutan hujan tropic mereka berupa pohon. 
Menurut cambell reaceae (25004:409) suatu ekosistem ialah tingkatan yang sangat luas dlam suatu wilayah tertentu dan factor abiotik yang membentuk lingkungan fisikanya. Energi mengalir melalui ekosistem dan zat kimia berkala ekosistem; proses yang saling berafiliasi ini terjadi melalui transfer zat-zat nutien melalui korelasi saling makan memakan. Spesies dalam suatu ekosistem terbagi menjadi tingkat terostik (pengambilan makanan) yang berbeda-beda yang bergabung pada sumber nutrient utamanya oraganisme auto trost ialah produsen primer; organisme heterios ialah konsumen. Herbifora ialah konsumen primer yang terutama atau secara ekslusif memakan oragnisme autotros.  
b. DESKRIPSI DATA 
Dari data hasil penelitian yang kami lakukan, sanggup dideskripsikan bahwa pada plot yang kami lakukan sanggup di deskripsikan pada plot yang kami amati terdapat data abiotik, data biotic dan data pengurai. Pada data abiotik terdapat termratur udara, keepatan angina, inctensitas ahaya. PH tanah, serta tinggi serasah. Pada data abiotik ini temperature udara di luar hutan sebesar 75.60 C dan di dalam hutan 75.89. intensitas cahaya yang sanggup menembus  hutan pada pukul 8.00-14.00 ph tanah pada hutan sekitar 7 dan tinggi seasah daun 7CM. selain dengan adanya data abiotik juga terdapat data biotic yang meliputi produsen, konsumen. Produsen pada data biotic, juga terdapat konsumen. Konsumen pada praktikum ini yang kami temukan ada 5 macam mahluk hidup yaitu burung, babi hutan, belalang, nyamuk.
Pada praktikum kami selain terdapat data biotic dan data biotic juga adanya  data pengurai, pengurai ini berperan dangat penting untuk keseimbangan huta data pengurai tersebut antara lain yaitu cacing, semut, jamur dan rayap. Cacing hidup didalam tanah, berbentuk buat silinder dan panjang, bersifat resisten terhadap cahaya. Semut, binatang ini memmiliki kaki 6 yang kecil berwarna putih hidupnya melekat di pohon-pohon yang sudah mati dan rapuh. Yang terakhir yaitu rayap, rayap ini cara hidupnya tidka begitu jauh dengan semut yaitu selalu berkelompok, hidupnya pada kayu yang sudah busuk. Jumlah sangat banyak, biasanya didalam kerajaannya seekor raja (gundek) dan beberapa panglima. 
c. PEMBAHASAN 
Dengan mengidentifikasi jenis hutan melalui cirri-ciri keadaan dan tumbuhan hutan merupakan salah satu jenis hutan hujan tropic. Hujan ini ditandai dengan suhu yang tinggi yaitu 28C-37C pada trend panas suhu mencapai diatas 93f atau di bawah 68 f. pada waktu trend cuek atau hujan setahun kemudian hutan ini mempunyai kelembapan rata-rata 70%-93%. 
Di dalam ekosistem setiap organisme mempunyai kedudukan kiprah dna fungsi tertentu. Fungsi atau kedudukan organisme didalam ekosistem disebut nisia. Berdasarkan nisianya organisme sanggup dibedakan menjadi tiga yaitu : 
1. Produsen 
Yaitu organisme yang bisa menghasilkan zat makanan, contohnya : flora hijau atau klorofil, di dalam hutan way kanan tersebut yang termasuk produsen seperti: soka, sempur, gandaria, plangas dan lain-lain. Mereka di katakana produsen lantaran mempunyai zat hijau daun dan klorofil, sehingga mereka bias membuat cadangan masakan untuk mahkluk hidup lain. 
2. konsumen 
Yaitu organisme yang tidak sanggup menyusun zat masakan sendiri melainkan memakan dari organisme lain. Contohnya: tumbuhan, binatang atau sisa-sisa organisme lain dalam penelitian kami di hutan way kanan yang termasuk konsumen adalah: tupai, burung dan babui hutan. Di sini bajing memakan buah-buahan dan burung juga memakan buah dan biji-biji dari buah yang ada di dalam hutan way tersebut. Untuk babi hutan ia memakan rumput yang ada di lingkungan sekitar. Mereka semua (tupai, burung dan babi hutan) termasuk dalam konsumen I, lantaran mereka makan eksklusif mengambil dari produser, untuk konsumen II dan III, kelompok kami tidak menemukannya. 
3. Decomposer 
Yaitu komponen biotic yng berfungsi menguraikan materi orgnik yng berasal dari organisme ynag telah mati taupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Di sini dikawasan hutan way kanan yang termasuk dalam pengurai ialah : lumut, jamur, cacing dan rayap. Sebagai referensi : rayap menguraikan kayu yang rapuh, cacing menguraikan daun-daun yang berguguran serta sisa-sisa pencernaan atau hasil pembuangan dari sisa mahluk hidup supaya mengakibatkan tanah semakin subur lantaran mengandung banyak oksigen. 
Di daerah tropic yang lembab dan panas decomposer berjalan sangat cepat, jika dibarengi curah hujan yang tinggi, maka hasil dekomposisi akan cepat hilang di bawa air tanah ke tempat lain. Ini berarti suatu kebocoran ekosistem, kesuburan hilang padahal cadangan dalam tanah tidak ada. 
Tetapi ada penggalan tanah lapisan atas tersebar rapat akar-akar halus atau bulu akar pohon-pohonan yang siap dengan cepat hara masakan dalam larutan dalam air tanah. Penyerapan ini juga dibantu dengan hadirnya jamur yang bersimbiosis dengan pohon dan membentuk mikrorisa pada akar. Tidak jarang pula akar bulu dan miselium (benang-benang tubuh jamur) menembus eksklusif pada daun-daun mati yang mengalami dekomposisi. Dengan cara itulah hara yang di lepas oleh proses dekoposisi dengan cepat di serap dan di kembalikan ke dalam tubuh pohon untuk di sintesis menjadi  bahan yan lebih kompleks dan membentuk tubuh pohon itu lagi. Dengan demikian kemungkinan hara masakan hilang kelinkungan lain sanggup dicegah. 
Energi yang dibutuhkan untuk semua tingkatan fotosintesis itu disediakan oleh sinar matahari yang digunakan oleh flora hijaudiam sintesis materi organic flora hijau sebagai produsen membuat materi organic. Produsen menyediakan masakan bagi konsumen primer (herbivore) dan herbivore menyediakan amakanan bagi koneumen skunder (karnivor). Perbedaan tingkat nutrisional dalam rantai masakan menuju kepada tingkatan-tingkatan trofis (trofisme). Dalam keperluannya akan energi tingkatan trofis tertentu bergantung pada tingkat sebelumnya, oleh lantaran itu ada energi yang hilang dari tingkat satu ke tingkat berikutnya. Aktivitas metabolic semua organisme itu ditambah agresi kerja decomposer (pengurai) bangkai binatang membebaskan kembali senyawa-senyawa organic itu digunakan legi oleh produsen dalam membuat materi organic baru, jadi dalam ekosistem itu terdapat siklus biokimia. 

BAB III 
PENUTUP 

A. KESIMPULAN 
Setelah melaksanakan pengamatan yang dilakukan di hutan taman nasional way kembas sanggup disimpulkan bahwa komponen-komponen ekosistem hutan tersebut sangat bermacam-maca. Dapat dilihat dari jenis-jenis flora binatang dan lingkungannya yang berada didalamnya. Semua makhluk hidup tergantung dengan makhluk hidup lainnya. Ketergantungan ini mengakibatkan adanya pertukaran material antara biotic dan abiotik, sehingga terbentuknya tingkat-tingkat organisme kehidupan. 
Hutan taman nasional way kambas merupakan hutan tropic jal ini di tandai dengan suhu yang tinggi yaitu 28C-37C pada trend panas jarang suhu mencapai diatas 93 f atau dibawah 68 f hutan hujan tropic ini hamper setiap tahun di guyur hujan. 
B. SARAN 
a. Agar sabar dalam membuat praktikum 
b. Bai tangan kanan dosen harus selalu memberi bimbingan dan pengarahan untuk adik tingkatnya dengan tidak memilih-milij 
c. Bagi mahasiswa harus menambah kajian pustaka dan memperbanyak pembahasan. 

DAFTAR PUSTAKA


Euwasie. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : ITB 
Indriyato. 1982. Ekologi Hutan. Jakarta: Buku Aksara 
Sujarwanto, agus. 2008. Panduan Praktikum Biologi Umum 1. lampung: UM 
Michel,Cambell reece. 2004. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel