Makalah Aliran-Aliran Dalam Ilmu Psikologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi diakui sebagai ilmu berdikari pada simpulan masa ke-19. Selama dua masa sebelumnya, banyak sekali model dikembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik , selama masa ke-17 dan ke-18, banyak sekali model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog bekerja di banyak situasi terapan yang berbeda-beda, dan mempunyai banyak sekali macam peran, bahkan dalam lingkungan akademiapsikologi kontemporer cukup sulit diidentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi dilakukan di departemen psikologi, ilmu kognitif, administrasi organisasi, dan korelasi social. Psikologi sepertinya berkembang menuju diversifikasi yang lebih besar daripada menuju suatu kesatuan kohesif.
Paling tidak, sistem-sistem psikologi yang dikembangkan pada masa ke-20 menunjukkan deskripsi yang masuk logika perihal bagaimana psikologi mencapai keragamanya. Fase sistem dalam perkembangan psikologi merupakan cuilan penting dalam evolusi psikologi. Fase tersebut menerangkan kesulitan dalam mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan dan menempatkan psikologi dalam ilmu pengetahuan. Karena wujud empiris ilmu pengetahuan merupakan kesamaan utama di antara bidang-bidang kontemporer penelitian psikologi.
Kami disini akan menguraikanya dengan lebih detail lagi perihal apa yang di maksud dengan psikologi dan aliran-aliran yang timbul dalam perkembangan psikologi, diantaranya yakni aliran Assosiasi, Gestalt dan Behaviorisme.
Do’akan kami semoga lancar dalam menjalankan kiprah prestasi ini.
B. Rumusan Masalah
1) Definisi Psikologi
2) Timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
- Aliran Assosiasi
- Aliran Gestalt
- Aliran Behaviorisme
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Psikologi
2. Ingin membahas perihal timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
a. Aliran Assosiasi
b. Aliran Gestalt, dan
c. Aliran Behaviorisme
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Psikologi
Psikologi lahir di jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiyah yang diakui. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi yakni ilmu yang mempelajari perihal jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara pribadi lantaran sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan mulut dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laris dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi sanggup didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laris dan proses mental
Psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari sikap insan dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan cuilan dari ilmu filsafat perihal jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa insan (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti forum hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh lantaran jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak sanggup dilihat dan belum sanggup diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau tanda-tanda “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laris insan (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh lantaran itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya meliputi kegiatan motoris saja menyerupai berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi menyerupai melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan lai-lain.
Kegiatan berpikir dan berjalan yakni sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari kehidupan sanggup disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang membisu dan mendengarkan musik atau tengah melihat televisi tidak sanggup dikatakan pasif. Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati.
Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan kasus kegiatan psikis, menyerupai berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1) Pengenalan atau kognisi
2) Perasaan atau emosi
3) Kemauan atau konasi
4) Gejala campuran.
Namun hendaknya jangan dilupakan, bahwa setiap acara psikis/jiwani itu pada waktu yang sama juga merupakan aktifitas fisik/jasmani. Pada semua kegiatan jasmaniah kita, otak dan perasaan selalu ikut berperan, juga alat indera dan otot-otot ikut mengambil cuilan didalamnya.
2. Timbulnya Aliran-aliran Dalam Psikologi
Psikologi lahir di Jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiyah yang diakui. Tema acara esensial pikiran yang selalu terdapat dalam filsafat Jerman menunjukkan ruang intelektual yang menggairahkan yang menjadi alasan meyakinkan bagi berdirinya psikologi, dan juga memicu lahirnya banyak sekali model dengan anjuran substansi dan metodologi psikologi yang berbeda. Suatu alternatif digambarkan sebagai model ilmu pengetahuan manusia, yang mengajukan banyak sekali metodologi empirik yang lebih terbuka yang didasarkan pada obervarsi, tetapi tidak selalu eksperimental. Hingga pada balasannya timbulah beberapa aliran dalam psikologi, yang diantaranya yakni :
a. Aliran Asosiasi
Para jago yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu yakni prosesasosiasi. Bagi para jago yang mengikuti aliran ini yang primer yakni bagian-bagian, bagian-bagian ada terlebih dahulu, sedangkan keeluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. Salah seoarang tokoh aliran asosiasi ini yang populer yakni John Locke. Locke beropini bahwa pada permulaannya jiwa anak itu yakni higienis semisal selembar kertas putih, yang kemudian bertahap terisi oleh pengalaman atau empiri. Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
a) Pengalaman luar
Yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera, yang menyebabkan ”sensations”,
b) Pengalaman dalam
Yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri, yang menyebabkan ”reflektions”. Kedua macam kesan itu, yatu sensations dan reflektions merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas), yang kemudian dalam asosiasi membentuk pengertian yang kompleks (kompleks ideas).
Aliran asosiasi tersebut setidak-tidaknya dalam bentuknya menyerupai dikemukakan di atas itu, kini tinggal ada dalam sejarah; akan tetapi pengaruhnya dalam lapangan pendidikan pengajaran belum usang ditinggalkan orang. Metode mengajar, membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis, belum usang kita tinggalkan, atau malah mungkin masih ada yang mengikuti; metode-metode tersebut dasar psikologisnya yakni psikologi asosiasi.
b. Aliran Gestalt
Psikologi gestalt yakni gerakan Jerman yang seecara pribadi menantang psikologi structural Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi agresi dari Brentano dan Stumpf, serta perguruan tinggi Wurzburg, yang berupaya berbagi alternative bagi Mode. Pengikut-pengikut aliran psikologi gestalt mengemukakan konsepsi yang dikemukakan oleh para jago yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para jago yang mengikuti aliran gestalt, perkembangan itu yakni proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang primer yakni keseluruhan, sedangkan bagian-bagian yakni sekunder; yaitu bagian-bagian yang hanya mempunyai arti sebagai cuilan daripada keseluruhan dalam korelasi fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu gres disusul oleh bagian-bagiannya.
Gestalt yakni keseluruhan yang diorganisasikan secara tersusun. Keseluruhan ini yakni lebih dari jumlah bagian-bagian, ia menunjukkan sifat-sifat yang terdapat pada elemen-elemen. Keseluruhan memberi arti pada bagian-bagian, yaitu tiap-tiap anggota (bagian) didukung oleh keseluruhan dan gres memperoleh artinya dalam keseluruhan tersebut.
a) Tanda-tanda hakiki dari Gestalt
1) Batasan
Gestal itu merupakan suatu keeluruhan tersendiri yang berbeda dari keseluruhan yang lain.
2) Geleding (bentuk)
Gestalt yakni berstruktur dalam, walupun sifat keseluruhannya itu masih menonjol, tetapi nampak pula sifat ragamnya.
b) Arti pengertian Gestalt berdasarkan Koffka
Batasan mengenai Gestalt yang dikemukakan oleh Koffka, yaitu Gestalt yakni pengumpulan gejala-gejala sedemikian rupa bahwa tiap-tiap begian hanya mempunyai sifatnya sendiri lantaran gotong royong dengan bagian-bagian yang lain. Jadi, Gestalt yakni keseluruhan yang penuh arti, dimana cuilan yang satu mendukung cuilan yang lain dan memperoleh artinya dari keseluruhannya. Gejala-gejala psikhis bukan merupakan suatu bentuk dimana bagian-bagiannya lepas satu sama lain tetapi suatu bentuk keseluruhan yang teratur. Yang primer dari gestalt yakni tak ada elemen. Pada keseluruhan itu terdapat sifat bangun sendiri dan dalam totalitet, ini hanya ada bagian-bagian yang tidak bangun sendiri, yang gres memperoleh arti lantaran bagian-bagian tersebut dimasukkan kedalam keseluruhan tersebut.
c) Timbulnya pengalaman Gestalt
Terhadap rangsangan yang kita terima dari dunia sekeliling, yang jumlahnya tak sanggup dihitung, terhadap penyerapan-penyerapan tunggal yang jumlahnya sama dengan jumlah rangsangan, demikian berdasarkan ilmu jiwa lama. Yang menarik perhatian yakni bahwa kita tidak menyerap suatu khas rangsangan rangsangan, tapi dengan mengamati pribadi gestalt-gestalt. Dengan sendirinya ini diketahui oleh ilmu jiwa asosiasi dan berusaha untuk menerangkannya secara mekanistis belaka (disebabkan oleh hukum-hukum asosiasi yang membuta). Mereka beranggapan bahwa mula-mula ada suatu jumlah penyerapan-penyerapan dan dengan adanya hukum-hukum asosiasiyang bekerja membuta, lambat laun timbul korelasi yang psikhis. Ahli-ahli ilmu Gestalt tak mau mendapatkan hopotesa mengenai jumlah asal daripada perembesan ini. Mereka beranggap bahwa anak yang masih muda sekali secara pribadi sudah mengamatyi dunia sekelilingnya dalam Gestalt (yang kurang atau sangat halus strukturnya). Tidak pada rangsangan ada penyerapan, tetapi suatu keseluruhan rangsangan dengan pribadi diamati sebagai Gestalt.
d) Pemakaian ilmu jiwa Gestalt untuk menerangkan beberapa fungsi psikhis.
1) Pengamatan
Gestalt mula-mula dipelajari dalam lingkungan pengamatan. Disini ternyata bahwa isi pengamatan tidak mutlak ditentukan oleh rangsangan-rangsangan yang terpisah-pisah menyerupai yang dianggap orang terlebih dahulu, tetapi juga tergantung dari kekuatan dalam yang membentuk Gestalt.
2) Ingatan
Mengenai menghafal, ahli-ahli ilmu jiwaGestalt lebih mementingkan pembentukan suatu Gestalt, suatu kesatuan dalam, daripada jumlah ulangan yang banyak. Bila sekali sudah timbul satu Gestalt yang samar, maka Gestalt itu dipegang untuk waktu yang poendek atau panjang. Dimana tidak terbentuk Gestalt maka hanya sedikit yang diingat maka seumua ulangan tidak memmberi hasil. Bahan tanpa arti, pengetahuan yang tersebar lepas, sukar untuk dicamkan.
Maka untuk seorang guru berlaku kiprah sebagai berikut: materi harus sistekmatis, korelasi cuilan yang sati dengan yang lain harus jelas. Dengan demikian, umpanya dalam pelajaran ilmu bum,i, hasil-hasil suatu tempat terutama akan diingat dengan baik jikalau dihubungkan dengan keadaan tanahnya.
3) Fantasi
Ilmu jiwa usang menerangkan fantasi sebagai dikombinasikannya majemuk tanggapan fantasi. Ilmu jiwa Gestalt tidak percaya kepada pengumpulan elemen semata-mata, yaitu seorang komponis tidak hanya mengumpulkan nada-nada menjadi satu, sebelumnya ia sudah mempunyai tanggapan yang kabur dari keseluruhan (total). Ilmu jiwa Gestalt beropini bawa yang mula-mula ada yakni Gestalt yang kabur, suatu sketsa yang kurang jelas dan bahwa sketsa ini lambat laun memperoleh isi.
4) Fikiran
Gestalt yang berstruktur ini juga memegang oeranan utama dalam berfikir. Bilamana suatu kiprah berfikir harus dilaksanakan maka mula-mula terdapat suatu sketsa berfikir. Rencana skematis ini didiferensiasi dengan teliti, yaitu cuilan bagian gestalyt dilihat penuh denagn perhat\ian dan dicari bagian2 yang tak ada. Maka pemecahan kasus tercapailah.
c. Aliran Behaviourisme
Behaviorisme yakni system psikologi yang mengambil sikap tampak yang sanggup diamati dan diukur sebagai subjek pembahasanya. Dalam bentuk yang paling kaku, yang pada awalnya diajukan oleh J. B. Watson dan kemudian oleh B. F. Skinner.
Aliran Behaviourisme yakni salah satu dari aliran-aliran modern yang besar lengan berkuasa besar dalam ilmu jiwa, baik di Amerika, Rusia, Eropa dan Asia. Di dalam aliran Behaviourisme terdapat sebuah filsafat yang disebut dengan filsafat pragmatisme.
a) Pragmatisme
Mula-mula dalam masa ke 18 dan 19 aliran Idealisme mempengaruhi pikiran dan pekerjaan ilmiah orang-orang Amerika. Benyamin Franklin (1706-1790) salah seorang yang namanya tersohor sampai kini mengikuti filsafat Idealistis dari John Locke dan Malebranche. Kemudian, setelah wafatnya Franklin aliran Idealisme yang berasal dari Jerman bertambah mempengaruhi filsafat Amerika. Nama yang populer dalam korelasi ini ialah aktivis demokrasi yang populer Ralph W. Emerson (1803-1882).
Penganjur Neo-Realisme yang termulia ialah Watson, yang mengerjakan dan mempraktekkan teori filsafat ini dalam sebuah sistem ilmu jiwa yang Behaviouristis. Pengaruh yang terbesar, baik dalam filsafat maupun ilmu-ilmu yang lain sebagai pendidikkan dan ilmu jiwa tiba dari Pragmatisme. Peletak dasar dari sistem ini yakni William James (1842-1910). Dalam teori Pragmatisme maksudnya bukanlah mencari kasus dan dasar dari perbuatan dan kelakuan manusia, melainkan dikejarnya jawaban yang baik daripada perbuatan-perbuatan itu, dikehendakinya supaya kita mencar ilmu hidup dan berlaku sedemikian rupa, sampai kelakuan kita membawa faedah bagi kita sendiri dan lingkungan tempat kita hidup.
Nama Pragmatisme yang pertama kali dikemukakan oleh Charles S. Peirce (1878) yang berasal dari kata Yunani “Pragma”, yang berarti perbuatan. Dalam teori Pragmatisme ini James menekankan antara berpikir dan berbuat, yang terkait dengan manusia, dan dihubungkan juga kepada “kebenaran”. Pragmatisme merupakan teori mengenai kebenaran dan merupakan metode berpikir.
b) Arti Behaviourisme
Behaviourisme mempunyai arti yang penting bagi ilmu jiwa binatang dan ilmu jiwa anak. Behaviourisme timbul dari ilmu jiwa hewan. Seekor binatang tidak sanggup diselidiki dengan cara Tanya jawab yang tidak kritis dan selalu menggunakan insan sebagai ukuran tigkah laris binatang. Arti Behaviourisme yang penting ialah, bahwa penyelidikkan binatang tersebut dilakukan dengan sangat obyektif.
Juga untuk bayi dan anak kecil mustahil digunakan metode introspeksi. Jasa behaviourisme ialah bahwa behaviourisme telah mempelajari dengan teliti tingkah laris anak kecil menyerupai bersin, menelan, menangis, tertawa, menggerakkan tubuh, menangkap, berdiri, dan sebagainya.
Keberatan yang terbesar terhadap behaviorisme ialah lantaran menerangkan segala sesuatu dengan cara yang mekanistis. Menurut paham behaviourisme insan merupakan mesin reaksi, dan pendidikan hanyalah soal mempengaruhi reflek dan perbuatan-perbuatan saja.
c) Prinsip-prinsip Behaviourisme
Prinsip behaviourisme antara lain:
1. Ilmu jiwa behaviouristis menganggap kelakuan sebagai obyek penyelidikan psikologis.
2. Behaviourist dalam ilmu jiwa tidak sanggup mendapatkan adanya sesuatu jiwa, yang mengemudikan kehidupan dan kelakuan kita.
3. Behaviourisme itu beropini bahwa kelahiran si anak belum mempunyai bakat, warisan rohani, kecakapan-kecakapan yang dibawakan, tetapi behaviourisme itu dipraktekkan dalam pendidikan.
d) Pelopor-pelopor Behaviourisme di Amerika
a. William James sebagai Ahli Ilmu Jiwa
William James yakni seorang fungsionalis yang berpegang pada metode-metode dari ilmu hayat. James beranggapan bahwa hidup rasa ialah menolong gerak-gerik dari orang yang bersangkutan; arti daripada hidup kehendak yaitu supaya dengan kehendak itu orang sanggup mengarahkan perbuatan dan kelakuannya sedemikian sampai seluruh pribadinya sanggup diadaptasi dengan alam yang melingkupinya.
b. Edward Lee Thorndike
Thorndike beranggapan, bahwa kelakuan meliputi kesadaran. Dari alasannya yakni itu dipergunakannya metode instropeksi. Ia menekankan gejala-gejala motoris namun ia memberi perhatian kepada pengawakan kesenangan. Thorndike menjadikan seluruh proses mencar ilmu suatu rangkaian reflek yang tetap pada perangsang tertentu.
c. Watson
Watson beranggapan bahwa ilmu jiwa itu merupakan gejala-gejala yang aktual ada, yang benar-benar obyektif, dan empiris.
BAB III
PENUTUP
a. Pengertian Psikologi
Psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari sikap insan dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan cuilan dari ilmu filsafat perihal jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa insan (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
b. Timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
1. Aliran Assosiasi
Salah seoarang tokoh aliran asosiasi ini yang populer yakni John Locke. Locke beropini bahwa pada permulaannya jiwa anak itu yakni higienis semisal selembar kertas putih, yang kemudian bertahap terisi oleh pengalaman atau empiri.
2. Aliran Gestalt
Psikologi gestalt yakni gerakan Jerman yang seecara pribadi menantang psikologi structural Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi agresi dari Brentano dan Stumpf, serta perguruan tinggi Wurzburg, yang berupaya berbagi alternative bagi Mode.
3. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme yakni system psikologi yang mengambil sikap tampak yang sanggup diamati dan diukur sebagai subjek pembahasanya. Dalam bentuk yang paling kaku, yang pada awalnya diajukan oleh J. B. Watson dan kemudian oleh B. F. Skinner.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2. Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
3. Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-Century-Crofts
4. Watson, R. I. 1971. The Great Psychologist, From Aristotle to freud. Philadelphia : J. B. Lippincott
5. http//.www.google.com
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi diakui sebagai ilmu berdikari pada simpulan masa ke-19. Selama dua masa sebelumnya, banyak sekali model dikembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesifik , selama masa ke-17 dan ke-18, banyak sekali model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog bekerja di banyak situasi terapan yang berbeda-beda, dan mempunyai banyak sekali macam peran, bahkan dalam lingkungan akademiapsikologi kontemporer cukup sulit diidentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi dilakukan di departemen psikologi, ilmu kognitif, administrasi organisasi, dan korelasi social. Psikologi sepertinya berkembang menuju diversifikasi yang lebih besar daripada menuju suatu kesatuan kohesif.
Paling tidak, sistem-sistem psikologi yang dikembangkan pada masa ke-20 menunjukkan deskripsi yang masuk logika perihal bagaimana psikologi mencapai keragamanya. Fase sistem dalam perkembangan psikologi merupakan cuilan penting dalam evolusi psikologi. Fase tersebut menerangkan kesulitan dalam mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan dan menempatkan psikologi dalam ilmu pengetahuan. Karena wujud empiris ilmu pengetahuan merupakan kesamaan utama di antara bidang-bidang kontemporer penelitian psikologi.
Kami disini akan menguraikanya dengan lebih detail lagi perihal apa yang di maksud dengan psikologi dan aliran-aliran yang timbul dalam perkembangan psikologi, diantaranya yakni aliran Assosiasi, Gestalt dan Behaviorisme.
Do’akan kami semoga lancar dalam menjalankan kiprah prestasi ini.
B. Rumusan Masalah
1) Definisi Psikologi
2) Timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
- Aliran Assosiasi
- Aliran Gestalt
- Aliran Behaviorisme
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan Pengertian Psikologi
2. Ingin membahas perihal timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
a. Aliran Assosiasi
b. Aliran Gestalt, dan
c. Aliran Behaviorisme
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Psikologi
Psikologi lahir di jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiyah yang diakui. Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi yakni ilmu yang mempelajari perihal jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara pribadi lantaran sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan mulut dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laris dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi sanggup didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laris dan proses mental
Psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari sikap insan dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan cuilan dari ilmu filsafat perihal jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa insan (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti forum hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh lantaran jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak sanggup dilihat dan belum sanggup diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau tanda-tanda “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laris insan (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh lantaran itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya meliputi kegiatan motoris saja menyerupai berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi menyerupai melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan lai-lain.
Kegiatan berpikir dan berjalan yakni sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari kehidupan sanggup disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang membisu dan mendengarkan musik atau tengah melihat televisi tidak sanggup dikatakan pasif. Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati.
Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan kasus kegiatan psikis, menyerupai berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
1) Pengenalan atau kognisi
2) Perasaan atau emosi
3) Kemauan atau konasi
4) Gejala campuran.
Namun hendaknya jangan dilupakan, bahwa setiap acara psikis/jiwani itu pada waktu yang sama juga merupakan aktifitas fisik/jasmani. Pada semua kegiatan jasmaniah kita, otak dan perasaan selalu ikut berperan, juga alat indera dan otot-otot ikut mengambil cuilan didalamnya.
2. Timbulnya Aliran-aliran Dalam Psikologi
Psikologi lahir di Jerman pada tahun 1870-an sebagai disiplin ilmiyah yang diakui. Tema acara esensial pikiran yang selalu terdapat dalam filsafat Jerman menunjukkan ruang intelektual yang menggairahkan yang menjadi alasan meyakinkan bagi berdirinya psikologi, dan juga memicu lahirnya banyak sekali model dengan anjuran substansi dan metodologi psikologi yang berbeda. Suatu alternatif digambarkan sebagai model ilmu pengetahuan manusia, yang mengajukan banyak sekali metodologi empirik yang lebih terbuka yang didasarkan pada obervarsi, tetapi tidak selalu eksperimental. Hingga pada balasannya timbulah beberapa aliran dalam psikologi, yang diantaranya yakni :
a. Aliran Asosiasi
Para jago yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu yakni prosesasosiasi. Bagi para jago yang mengikuti aliran ini yang primer yakni bagian-bagian, bagian-bagian ada terlebih dahulu, sedangkan keeluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. Salah seoarang tokoh aliran asosiasi ini yang populer yakni John Locke. Locke beropini bahwa pada permulaannya jiwa anak itu yakni higienis semisal selembar kertas putih, yang kemudian bertahap terisi oleh pengalaman atau empiri. Dalam hal ini Locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
a) Pengalaman luar
Yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera, yang menyebabkan ”sensations”,
b) Pengalaman dalam
Yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri, yang menyebabkan ”reflektions”. Kedua macam kesan itu, yatu sensations dan reflektions merupakan pengertian yang sederhana (simple ideas), yang kemudian dalam asosiasi membentuk pengertian yang kompleks (kompleks ideas).
Aliran asosiasi tersebut setidak-tidaknya dalam bentuknya menyerupai dikemukakan di atas itu, kini tinggal ada dalam sejarah; akan tetapi pengaruhnya dalam lapangan pendidikan pengajaran belum usang ditinggalkan orang. Metode mengajar, membaca dan menulis secara sintetis, metode menggambar secara sintetis, belum usang kita tinggalkan, atau malah mungkin masih ada yang mengikuti; metode-metode tersebut dasar psikologisnya yakni psikologi asosiasi.
b. Aliran Gestalt
Psikologi gestalt yakni gerakan Jerman yang seecara pribadi menantang psikologi structural Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi agresi dari Brentano dan Stumpf, serta perguruan tinggi Wurzburg, yang berupaya berbagi alternative bagi Mode. Pengikut-pengikut aliran psikologi gestalt mengemukakan konsepsi yang dikemukakan oleh para jago yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para jago yang mengikuti aliran gestalt, perkembangan itu yakni proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang primer yakni keseluruhan, sedangkan bagian-bagian yakni sekunder; yaitu bagian-bagian yang hanya mempunyai arti sebagai cuilan daripada keseluruhan dalam korelasi fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu gres disusul oleh bagian-bagiannya.
Gestalt yakni keseluruhan yang diorganisasikan secara tersusun. Keseluruhan ini yakni lebih dari jumlah bagian-bagian, ia menunjukkan sifat-sifat yang terdapat pada elemen-elemen. Keseluruhan memberi arti pada bagian-bagian, yaitu tiap-tiap anggota (bagian) didukung oleh keseluruhan dan gres memperoleh artinya dalam keseluruhan tersebut.
a) Tanda-tanda hakiki dari Gestalt
1) Batasan
Gestal itu merupakan suatu keeluruhan tersendiri yang berbeda dari keseluruhan yang lain.
2) Geleding (bentuk)
Gestalt yakni berstruktur dalam, walupun sifat keseluruhannya itu masih menonjol, tetapi nampak pula sifat ragamnya.
b) Arti pengertian Gestalt berdasarkan Koffka
Batasan mengenai Gestalt yang dikemukakan oleh Koffka, yaitu Gestalt yakni pengumpulan gejala-gejala sedemikian rupa bahwa tiap-tiap begian hanya mempunyai sifatnya sendiri lantaran gotong royong dengan bagian-bagian yang lain. Jadi, Gestalt yakni keseluruhan yang penuh arti, dimana cuilan yang satu mendukung cuilan yang lain dan memperoleh artinya dari keseluruhannya. Gejala-gejala psikhis bukan merupakan suatu bentuk dimana bagian-bagiannya lepas satu sama lain tetapi suatu bentuk keseluruhan yang teratur. Yang primer dari gestalt yakni tak ada elemen. Pada keseluruhan itu terdapat sifat bangun sendiri dan dalam totalitet, ini hanya ada bagian-bagian yang tidak bangun sendiri, yang gres memperoleh arti lantaran bagian-bagian tersebut dimasukkan kedalam keseluruhan tersebut.
c) Timbulnya pengalaman Gestalt
Terhadap rangsangan yang kita terima dari dunia sekeliling, yang jumlahnya tak sanggup dihitung, terhadap penyerapan-penyerapan tunggal yang jumlahnya sama dengan jumlah rangsangan, demikian berdasarkan ilmu jiwa lama. Yang menarik perhatian yakni bahwa kita tidak menyerap suatu khas rangsangan rangsangan, tapi dengan mengamati pribadi gestalt-gestalt. Dengan sendirinya ini diketahui oleh ilmu jiwa asosiasi dan berusaha untuk menerangkannya secara mekanistis belaka (disebabkan oleh hukum-hukum asosiasi yang membuta). Mereka beranggapan bahwa mula-mula ada suatu jumlah penyerapan-penyerapan dan dengan adanya hukum-hukum asosiasiyang bekerja membuta, lambat laun timbul korelasi yang psikhis. Ahli-ahli ilmu Gestalt tak mau mendapatkan hopotesa mengenai jumlah asal daripada perembesan ini. Mereka beranggap bahwa anak yang masih muda sekali secara pribadi sudah mengamatyi dunia sekelilingnya dalam Gestalt (yang kurang atau sangat halus strukturnya). Tidak pada rangsangan ada penyerapan, tetapi suatu keseluruhan rangsangan dengan pribadi diamati sebagai Gestalt.
d) Pemakaian ilmu jiwa Gestalt untuk menerangkan beberapa fungsi psikhis.
1) Pengamatan
Gestalt mula-mula dipelajari dalam lingkungan pengamatan. Disini ternyata bahwa isi pengamatan tidak mutlak ditentukan oleh rangsangan-rangsangan yang terpisah-pisah menyerupai yang dianggap orang terlebih dahulu, tetapi juga tergantung dari kekuatan dalam yang membentuk Gestalt.
2) Ingatan
Mengenai menghafal, ahli-ahli ilmu jiwaGestalt lebih mementingkan pembentukan suatu Gestalt, suatu kesatuan dalam, daripada jumlah ulangan yang banyak. Bila sekali sudah timbul satu Gestalt yang samar, maka Gestalt itu dipegang untuk waktu yang poendek atau panjang. Dimana tidak terbentuk Gestalt maka hanya sedikit yang diingat maka seumua ulangan tidak memmberi hasil. Bahan tanpa arti, pengetahuan yang tersebar lepas, sukar untuk dicamkan.
Maka untuk seorang guru berlaku kiprah sebagai berikut: materi harus sistekmatis, korelasi cuilan yang sati dengan yang lain harus jelas. Dengan demikian, umpanya dalam pelajaran ilmu bum,i, hasil-hasil suatu tempat terutama akan diingat dengan baik jikalau dihubungkan dengan keadaan tanahnya.
3) Fantasi
Ilmu jiwa usang menerangkan fantasi sebagai dikombinasikannya majemuk tanggapan fantasi. Ilmu jiwa Gestalt tidak percaya kepada pengumpulan elemen semata-mata, yaitu seorang komponis tidak hanya mengumpulkan nada-nada menjadi satu, sebelumnya ia sudah mempunyai tanggapan yang kabur dari keseluruhan (total). Ilmu jiwa Gestalt beropini bawa yang mula-mula ada yakni Gestalt yang kabur, suatu sketsa yang kurang jelas dan bahwa sketsa ini lambat laun memperoleh isi.
4) Fikiran
Gestalt yang berstruktur ini juga memegang oeranan utama dalam berfikir. Bilamana suatu kiprah berfikir harus dilaksanakan maka mula-mula terdapat suatu sketsa berfikir. Rencana skematis ini didiferensiasi dengan teliti, yaitu cuilan bagian gestalyt dilihat penuh denagn perhat\ian dan dicari bagian2 yang tak ada. Maka pemecahan kasus tercapailah.
c. Aliran Behaviourisme
Behaviorisme yakni system psikologi yang mengambil sikap tampak yang sanggup diamati dan diukur sebagai subjek pembahasanya. Dalam bentuk yang paling kaku, yang pada awalnya diajukan oleh J. B. Watson dan kemudian oleh B. F. Skinner.
Aliran Behaviourisme yakni salah satu dari aliran-aliran modern yang besar lengan berkuasa besar dalam ilmu jiwa, baik di Amerika, Rusia, Eropa dan Asia. Di dalam aliran Behaviourisme terdapat sebuah filsafat yang disebut dengan filsafat pragmatisme.
a) Pragmatisme
Mula-mula dalam masa ke 18 dan 19 aliran Idealisme mempengaruhi pikiran dan pekerjaan ilmiah orang-orang Amerika. Benyamin Franklin (1706-1790) salah seorang yang namanya tersohor sampai kini mengikuti filsafat Idealistis dari John Locke dan Malebranche. Kemudian, setelah wafatnya Franklin aliran Idealisme yang berasal dari Jerman bertambah mempengaruhi filsafat Amerika. Nama yang populer dalam korelasi ini ialah aktivis demokrasi yang populer Ralph W. Emerson (1803-1882).
Penganjur Neo-Realisme yang termulia ialah Watson, yang mengerjakan dan mempraktekkan teori filsafat ini dalam sebuah sistem ilmu jiwa yang Behaviouristis. Pengaruh yang terbesar, baik dalam filsafat maupun ilmu-ilmu yang lain sebagai pendidikkan dan ilmu jiwa tiba dari Pragmatisme. Peletak dasar dari sistem ini yakni William James (1842-1910). Dalam teori Pragmatisme maksudnya bukanlah mencari kasus dan dasar dari perbuatan dan kelakuan manusia, melainkan dikejarnya jawaban yang baik daripada perbuatan-perbuatan itu, dikehendakinya supaya kita mencar ilmu hidup dan berlaku sedemikian rupa, sampai kelakuan kita membawa faedah bagi kita sendiri dan lingkungan tempat kita hidup.
Nama Pragmatisme yang pertama kali dikemukakan oleh Charles S. Peirce (1878) yang berasal dari kata Yunani “Pragma”, yang berarti perbuatan. Dalam teori Pragmatisme ini James menekankan antara berpikir dan berbuat, yang terkait dengan manusia, dan dihubungkan juga kepada “kebenaran”. Pragmatisme merupakan teori mengenai kebenaran dan merupakan metode berpikir.
b) Arti Behaviourisme
Behaviourisme mempunyai arti yang penting bagi ilmu jiwa binatang dan ilmu jiwa anak. Behaviourisme timbul dari ilmu jiwa hewan. Seekor binatang tidak sanggup diselidiki dengan cara Tanya jawab yang tidak kritis dan selalu menggunakan insan sebagai ukuran tigkah laris binatang. Arti Behaviourisme yang penting ialah, bahwa penyelidikkan binatang tersebut dilakukan dengan sangat obyektif.
Juga untuk bayi dan anak kecil mustahil digunakan metode introspeksi. Jasa behaviourisme ialah bahwa behaviourisme telah mempelajari dengan teliti tingkah laris anak kecil menyerupai bersin, menelan, menangis, tertawa, menggerakkan tubuh, menangkap, berdiri, dan sebagainya.
Keberatan yang terbesar terhadap behaviorisme ialah lantaran menerangkan segala sesuatu dengan cara yang mekanistis. Menurut paham behaviourisme insan merupakan mesin reaksi, dan pendidikan hanyalah soal mempengaruhi reflek dan perbuatan-perbuatan saja.
c) Prinsip-prinsip Behaviourisme
Prinsip behaviourisme antara lain:
1. Ilmu jiwa behaviouristis menganggap kelakuan sebagai obyek penyelidikan psikologis.
2. Behaviourist dalam ilmu jiwa tidak sanggup mendapatkan adanya sesuatu jiwa, yang mengemudikan kehidupan dan kelakuan kita.
3. Behaviourisme itu beropini bahwa kelahiran si anak belum mempunyai bakat, warisan rohani, kecakapan-kecakapan yang dibawakan, tetapi behaviourisme itu dipraktekkan dalam pendidikan.
d) Pelopor-pelopor Behaviourisme di Amerika
a. William James sebagai Ahli Ilmu Jiwa
William James yakni seorang fungsionalis yang berpegang pada metode-metode dari ilmu hayat. James beranggapan bahwa hidup rasa ialah menolong gerak-gerik dari orang yang bersangkutan; arti daripada hidup kehendak yaitu supaya dengan kehendak itu orang sanggup mengarahkan perbuatan dan kelakuannya sedemikian sampai seluruh pribadinya sanggup diadaptasi dengan alam yang melingkupinya.
b. Edward Lee Thorndike
Thorndike beranggapan, bahwa kelakuan meliputi kesadaran. Dari alasannya yakni itu dipergunakannya metode instropeksi. Ia menekankan gejala-gejala motoris namun ia memberi perhatian kepada pengawakan kesenangan. Thorndike menjadikan seluruh proses mencar ilmu suatu rangkaian reflek yang tetap pada perangsang tertentu.
c. Watson
Watson beranggapan bahwa ilmu jiwa itu merupakan gejala-gejala yang aktual ada, yang benar-benar obyektif, dan empiris.
BAB III
PENUTUP
a. Pengertian Psikologi
Psikologi yakni ilmu pengetahuan yang mempelajari sikap insan dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan cuilan dari ilmu filsafat perihal jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa insan (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan).
b. Timbulnya Aliran-Aliran Dalam Psikologi
1. Aliran Assosiasi
Salah seoarang tokoh aliran asosiasi ini yang populer yakni John Locke. Locke beropini bahwa pada permulaannya jiwa anak itu yakni higienis semisal selembar kertas putih, yang kemudian bertahap terisi oleh pengalaman atau empiri.
2. Aliran Gestalt
Psikologi gestalt yakni gerakan Jerman yang seecara pribadi menantang psikologi structural Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi agresi dari Brentano dan Stumpf, serta perguruan tinggi Wurzburg, yang berupaya berbagi alternative bagi Mode.
3. Aliran Behaviorisme
Behaviorisme yakni system psikologi yang mengambil sikap tampak yang sanggup diamati dan diukur sebagai subjek pembahasanya. Dalam bentuk yang paling kaku, yang pada awalnya diajukan oleh J. B. Watson dan kemudian oleh B. F. Skinner.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
2. Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
3. Turner, M. B. 1976. Psikologi and Science of Behavior, New York : Appleton-Century-Crofts
4. Watson, R. I. 1971. The Great Psychologist, From Aristotle to freud. Philadelphia : J. B. Lippincott
5. http//.www.google.com