Makalah Study Masyarakat Indonesia

KATA  PENGANTAR

Puji  syukur  atas  kehadirat  ALLAH  SWT  yang  telah  senantiasa  memberikan  rahmat  dan  hidayahNya, penulis  dapat  menyelesaikan  kiprah makalah “STUDY MASYARAKAT INDONESIA”  ini  tepat  pada  waktunya. Tidak  lupa  penulis  sampaikan  banyak  terima kasih  pada  semua  pihak  yang  telah  membantu  dalam  penyusunan  makalah ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dra Sri Murtini M.pd selaku dosen mata kuliah Study masyarakat Indonesia yang telah membimbing penulis sehingga makalah ini sanggup terselesaikan dengan baik,dan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu.
 Penulis  menyadari  bahwa  makalah ini  masih  belum  sempurna, untuk  itu  penulis minta kritik  dan  saran  yang  membangun  dari  pembaca  demi  tercapainya  kesempurnaan  makalah ini. Penulis berharap  semoga  makalah ini  dapat  bermanfaat bagi pembaca. 






DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI                                       
BAB I   PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang                                           
2.    Rumusan Masalah
3.    Tujuan
BAB II  PEMBAHASAN
1.    Pengertian  kemandirian bangsa
2.    Pengertian pranata budaya entrepreneur
3.    Kondisi msyarakat Indonesia dikala ini
4.    Usaha pemerintah untuk mengontrol kemandirian bangsa Indonesia
BAB  III  PENUTUP
1.     Kesimpulan
2.    Saran






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bangsa Indonesia pada dikala ini masih terpuruk. Indonesia masih bergulat dari kesengsaraan hidup, kemiskinan, kebutuhan dan ketidakadilan.jerit tangis kepedihan rakyat kerap masih menyeruak dan membahana mewarnai dinamika kehidupan. Ketika angka kemiskinan semakain menggurita ada sebagian masyarakat bergaya hidup materiakisme yang di sanggup dengan cara instan yang banyak dipertontonkan oleh ellit bangsa kita.
Memang dikala ini masyarakat Indonesia di tinpa budaya instan (instant culture). Mobilitas vertikal banyak di dapatkan dengan cara menghalalkan aneka macam cara. Di tengah keterpurukan bangsa dan di atas derita kepedihan rakyat terhadap hantaman jeritan kemiskinan, justru budaya instan menjadi mainstream elite  bangsa. Disparitas yang tajam antar elite bangsa dan elite pemilik modal di satu sisi dengan kemiskinan dan keterpurukan bangsa. Di sisi lain, justru di picu oleh mobilitas vertical yang di sokong dengan budaya instan dan aksesibilitasi. Kemiskinan tidak disebabkan oleh ketiadaan materi tapi justru di picu oleh aksesibilitas.
Masyarkat yang tidak mempunyai susukan justru semakin terpuruk, kemiskinan hanya bisa di di minimalisir dengan membuka susukan seluas-luasnya bagi masyarakat.Dalam konteks ini budaya kemandirian atau kewirausahaan harus senantiasa  terinternalisasi bagi setiap individu. Sebab kewirausahaan bararti kemandirian.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka sanggup kami susun rumusan kasus sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan kemandirian bangsa?
2.    Apa yang dimaksud dengan pranata budaya entrepreneur?
3.    Bagaimana kondisi msyarakat Indonesia dikala ini?
4.    Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengontrol kemandirian bangsa Indonesia?

C.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penyusunan makalah ini antar lain:
1.    Dapat mengetahui maksud dari pada kemandirian bangsa
2.    Dapat mengetahui maksud dari pranata budaya interpreneur
3.    Dapat mengetahui kondisi masyarakat Indonesia
4.    Dapat mengetahui apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengontrol kemandirian bangsa Indonesia?






BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Kemandirian Bangsa
 Kemandirian yakni hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk memilih nasibnya sendiri dan memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Oleh lantaran itu, pembangunan, sebagai perjuangan untuk mengisi kemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya membangun kemandirian. Di tahun 1960an, impian kemandirian itu diterjemahkan dalam politik berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari, yang lebih mencerminkan perilaku defensif menghadapi dunia luar daripada suatu konsep yang proaktif.
Kemandirian dengan demikian mengenal adanya kondisi saling ketergantungan interdep(endency) yang tidak sanggup dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam suatu negara, maupun masyarakat bangsa-bangsa. Justru kasus kemandirian itu timbul oleh lantaran adanya kondisi saling ketergantungan. Kemandirian dengan demikian yakni paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis lantaran mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang mendasari dan mempengaruhinya.
Suatu bangsa dikatakan semakin berdikari apabila bangsa tersebut semakin mampu      mewujudkan kehidupannya yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan   kekuatannya sendiri. Oleh lantaran itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Untuk sanggup mandiri, suatu bangsa harus maju. Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila makin tinggi tingkat pendidikan penduduknya, makin tinggi tingkat kesehatannya dan makin tinggi tingkat pendapatan penduduk, serta makin merata pendistribusiannya. Sering kali ada pengutamaan pada kiprah sektor industri manufaktur sebagai pencetus laju pertumbuhan, baik dilihat dari segi sumbangannya dalam penciptaan pendapatan nasional maupun dalam peresapan tenaga kerja; berkembangnya keterpaduan antarsektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor-sektor jasa-jasa; serta pemanfaatan sumber alam secara rasional, efisien, dan berwawasan jangka panjang.

Namun, meskipun kemajuan dan kemandirian mencerminkan perkembangan ekonomi suatu bangsa, ia tidak semata-mata konsep ekonomi. Kemajuan dan kemandirian juga tercermin dalam keseluruhan aspek kehidupan, dalam dan sosial.

B.    Pranata Budaya Interpreneur
Dalam konteks ini budaya kemandirian atau kewirausahaan harus   teriteranalisasi bagi setiap individu, sehingga yang dimaksud pranata budaya  Interpreneur sanggup diartikan sebagai suatu perjuangan yang dilakukan berdasa kemampuan sendiri dengan memakai sumber daya dan cara gres untuk memaksimalkan produktivitas dan efektifitas.

C.    Kondisi Masyarakat Indonesia

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia menghipnotis kehidupan masyarakat, mencakup tingkat pendidikan,kemiskinan, pengangguran, kualitas kehidupan dan masalah-masalah lainnya. Ditingkat makro maupun tingkat mikro memerlukan rehabilitasi atau perbaikan yang cukup usang sehingga besar lengan berkuasa dalam kondisi keseluruhan bangsa dan Negara serta perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat diharapkan di kala globalisasi.

Kesejahteraan suatu bangsa merupakan proses pembangunan suatu pyramid. Penataan masyarakat merupakan titik awal bagi pembangunan kesejahteraan dengan mengetengahkan tegaknya aturan dan hal ini akan tergantung terhadap bangsa itu sendiri untuk memperjuangkan, yang kemudian sanggup dilakukan penanggulangan sector ekonomi dengan mobilisasi sumber daya secarah terorganisai, mobilitasi tenaga kerja dengan modal secara penuh, peningkatan knowledge dan pendidikan kewirausahaan.
    Kehidupan insan kini sedang mengalami perubahan. Perubahan yang sedang menghipnotis tidak terbatas pada suatu wilayah saja di Indonesia, tetapi menjangkau hamper semua tempat. Kehidupan berkembang dibawah efek ilmu, teknologi, dan ajaran rasional, sehingga dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan akan menjadi stabil dan tertib serta terkendali.
    Kehidupan di kala globalisasi makin memperkuat industriasasi, komunikasi, informasi, dan modernisasi yang mengarah pada modernisasi dan meluasnya pos moderisme yang sanggup memperluas sekularisasi, sekulrisme,materialism, hedonisme, dan bahkan etatisme yang sistematik dalam kehidupan umat insan perubahan sosial budaya yang menyertai mobilitas sosial diseluruh strutur kehidupan masyarakat Indonesia yang terkait pula dengan interaksi kebudayaan luar yang makin ekspansif, telah melahirkan pergeseran-pergseran orientasi nilai dan norma serta system hidup masyarakat dan secara luas. Hal ini ikut melahirkan penyakit-penyakit sosial menyerupai kriminalitas, ornografi, penyalahgunaan minuman keras, narkotika dan obat-obatan berbahaya serta kerusakan akhlak.
    Masalah rendahnya kualitas sumber daya insan sebagaimana ditunjukkan oleh human development indeks, Indonesia berada pada posisi 165 dalam standart UNDP tahun 1999. Memerlukan percepatan pembangunma sumber daya insan melalui pendidikan dan pengembangan pemikiran-pemikiran dan konsep pengembangan ekonomi yang berorientasi kerakyatan dan keislaman menyerupai mengenai etos kerja, etos kewirausahaan, etika bisnis, etika administrasi kasus monopoli-monopoli-kartel, keuangan dan permodalan, teori ekinomi selam serta etika profesi.
    Pembangunan kegiatan pemberdayaan ekonomi rakyat sementara bekerjasama dengan kemitraan yang aman antara industri di satu pihak dan forum akademi tinggi dan forum penelitian dan pengembangan belum dpat dikatakan mapan.Sehingga link and match antar hasil kegiatan litbang dan kebutuhan industry masih merupakan dambaan yang harus diwujudkan. Pendidikan yang aman bagi penciptanya penguasaan iptek yang efektif bagi industri memerlukan suatu perencanaan yang jauh kedepan dan bermuatan kegiatan yang terarah dalam menyiapkan anak didik yang bisa menyerap dan menguasai iptek.       Realita masyarakat kita yang kaya akan minyak telah menjadi Importir netto minyak untuk  kebutuhan bangsa kita. Negara yang populer dengan "Negara Agraris"  ini masih mengimpor beribu-ribu ton beras dari negara tetangga. Negara yang dikaruniai dengan hutan sedemikian luas dan lebatnya sehingga menjadikannya negara produsen eksportir kayu terbesar di dunia dihadapkan pada hutan-hutan yang gundul, masih ada saja terjadi  penebangan liar yang diselundupkan ke luar negeri. Sumber daya  mineral kita dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab dengan manfaat terbesar jatuh pada kontraktor abnormal dan kroni Indonesianya secara individual. Rakyat yang yakni pemilik dari bumi, air dan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya memperoleh manfaat yang sangat minimal.

4.  Kontrol Pemerintah dalam Menciptakan Kemandirian Bangsa
    Yang perlu dilakukan pemerintah yakni mencari keterbatasan yang ada pada masyarakat terutama dalam hal technical skill yang berbasis high technologi. Adanya pembangunan pemberdayaan ekonomi rakyat untuk membantu dalam mengatasi permodalan bagi masyarakat yang mempunyai skill sehingga secara tidak eksklusif akan membuat kemandirian bangsa. Yang sanggup dilakukan dengan cara pemberian pertolongan modal pada masyrakat yang kekurangan modal dalam pelaksanaan perjuangan kemandirian. Menggali aneka macam potensi yang ada pada mayarakat dengan cara mengadakan aneka macam kompetensi dan training yang disertai dengan inovasi-inovasi yang mengacu pada globalisasi.
    Pemerintah melaksanakan kontrol pada masyarakat yang sedang melaksanakan perjuangan kemandirian yang apabila ditemukan penyimpangan maka pemerintah akan meluruskan dan memberi masukan perihal hal yang harus dilakukan. Penataan masyarakat juga perlu diperhatikan oleh pemerintah  untuk pembangunan kesejahteraan sehingga taraf hidup masyarakat meningkat dan tingkat pendidikan juga mengalami peningkatan dengan output berupa skill yang sanggup membuat masyarakat atau masing-masing individu mandiri



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kemandirian yakni hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk memilih nasibnya sendiri dan memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Interpreneur sanggup diartikan sebagai suatu perjuangan yang dilakukan berdasa kemampuan sendiri dengan memakai sumber daya dan cara gres untuk memaksimalkan produktivitas dan efektifitas. . Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia menghipnotis kehidupan masyarakat, mencakup tingkat pendidikan,kemiskinan, pengangguran, kualitas kehidupan dan masalah-masalah lainnya. Pembangunan kegiatan pemberdayaan ekonomi rakyat sementara bekerjasama dengan kemitraan yang aman antara industri di satu pihak dan forum akademi tinggi dan forum penelitian dan pengembangan. Pemerintah perlu melaksanakan kontrol pada masyarakat yang sedang melaksanakan perjuangan kemandirian

B.    SARAN
Berdasarkan uraian diatas maka kemandirian bangsa diatas pranata budaya enterpraneur harus dilakukan dengan mencari skill yang ada pada masyarakat yang kemudian mencari cara untuk mengaplikasikan skill tersebut jiak perlu pemerintah melaksanakan kegiatan training dan  pengembangan yang tentunya jikalau bisa disertai modal yang tinggi. Sehingga kemandirian bangsa sanggup berjalan sebagaimana mestinya dan tentunay harus ada kolaborasi yang baik antara masyarakat dan pemerintah.

DAFTAR PUSAKA

Harjosahputro, suhadi dkk. 2005. Studi Masyarakat Indonesia, Surabaya : UNESA Pers.
Mukhaer,P dan M. Faisal B. 2005. Membangun Bangsa Membnagun Kewirausahaan, Equilibrium Vol.2 No. 2 Januari – April.
Http//www. Kemandirian Bangsa dan Enterpraneur.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel