Makalah Teknologi Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi ialah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi berdasarkan Hall dan Jones (1976: 29) ialah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara lingkaran yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang sanggup diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, alasannya ialah persaingan yang terjadi ialah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang bisa berkompetisi di tingkat global.
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang meliputi kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil berguru sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi materi asuh yang diberikan kepada siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang meliputi pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau materi pembelajaran. Tingkat keberhasilan berguru yang dicapai siswa/mahasiswa sanggup dilihat pada kemampuan siswa/mahasiswa dalam menuntaskan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan staniar mekanisme tertentu.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa persoalan diantaranya:
1. Apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?
2. Mengapa dipakai KBK?
3. Apa saja kompetensi utama dalam KBK?
4. Bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharap pembaca dapat:
1. Mengetahui apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
2. Mentahui mengapa dipakai KBK.
3. Mengetahui apa saja kompetensi utama dalam KBK.
4. Mengetahui bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum dapat. dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh penerima didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas yang harus dimiliki seorang penerima didik yang mengikuti kurikulum tersebut.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan ihwal kompetensi dan hasil berguru yang harus dicapai siswa, penilaian, aktivitas berguru mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada hasil dan efek yang diharapkan muncul pada diri penerima didik melalui serangkaian pengalaman berguru yang bermakna, serta keberagaman yang sanggup diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh.
KBK sangat menekankan diversifikasi, yakni sekolah sanggup mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional. Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi abjad nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa berguru ihwal berguru (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, ialah pengetahuan, keterampilan dan perilaku minimal yang harus dikuasai dan sanggup diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu materi kajian yang sanggup berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan ialah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang sanggup dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.
Ciri-ciri KBK, yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal
2. Berorientasi pada hasil berguru dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran memakai pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber berguru bukan hanya guru, tetapi juga sumber berguru yang lain yang memenuhi unsur edukasi
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
B. Mengapa dipakai KBK
Ide Lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) didasarkan pada pemikiran bahwa talenta dan kemampuan penerima didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga dibutuhkan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik mempunyai kompetensi dasar sesuai dengan talenta dan kemampuan masing-masing. Kurikulum usang dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern. Pada dasarnya kurikulum ini hanya dilihat sebagai teladan dasar yang harus diterjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas persoalan yang dihadapi dan memilih langkah-langkah yang harus diambilnya. Dengan demikian KBK menuntut biar guru tidak lagi bertumpu pada paradigma lamanya dimana dirinya sebagai sentra aktivitas dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi aktivitas ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit, listen, and quote''. Ada perubahan fundamental pada konsep, metode dan taktik dalam mengajar termasuk assesment (penilaian)-nya. KBK juga menuntut guru untuk familiar dengan teknologi informasi, sanggup mengakses internet, bersahabat dengan ilmu pengetahuhan, teknologi, dan seni, serta memahami hubungan antara bidang studinya dengan bidang studi lannya terutama pada penerapannya dalam kehidupan nyata.
Untuk mencapai itu semua dibutuhkan guru-guru yang memang mempunyai kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk sanggup mengajarkan KBK dengan baik ialah guru yang mempunyai kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan sanggup menghasilkan siswa yang kompeten. Prof. Suyanto Ph.D, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengemukakan: "Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual Teaching and Learning, memakai alat bantunya, menyusun evaluasinya, perubahan filosofisnya, dll." Sedangkan Achmad Sapari, Kasi Kurikulum Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo mengatakan: "Guru harus terus ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas ialah kemampuan guru untuk membuatkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk kepentingan pembelajaran." Mengacu pada kedua pendapat diatas, guru juga harus mempunyai komitmen yang benar-benar tinggi dalam perjuangan untuk membuatkan kurikulum ini. Guru yang mempunyai motivasi rendah tidak akan sanggup melaksanakan KBK ini alasannya ialah KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas. Setelah itu berikan training ihwal KBK ini sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah internasional biar mereka melihat pribadi bagaimana pendekatan competence- based ini dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk membuatkan kurikulum. Jika kesemua guru mendapat pemahaman yang fundamental dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagaimana tuntutan KBK itu sendiri, maka sanggup dikatakan kualitas guru dalam membuatkan Kurikulum Berbasis Kompetensi cukup baik, profesional, dan sukses dalam menjalankan tugasnya.
C. KOMPETENSI UTAMA
1. Factual Knowledge
Factual knowledge menyangkut pengetahuan ihwal fitur-fitur dasar yang harus diketahui oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan sanggup dipakai dalam memecahkan masalah
2. Conceptual knowledge
Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menyampaikan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:
1) pengetahuan ihwal penjabaran dan kategori
2) pengetahuan ihwal prinsi-prinsip kerja dan generalisasinya
3. Procedural knowledge
Pengetahuan ihwal teori, model, Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melaksanakan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam memakai keterampilan, algotima, teknik, dan metodeparadigma dan struktur dasar.
4. Metacognitive
Metacognitive knowledge merupakan kompetensi yang menyangkut ihwal pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri.
D. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK
BAB III
PENUTUP
• KESIMPULAN
Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa:
1. KBK merupakan perangkat rencana dan pengaturan ihwal kompetensi dan hasil berguru yang harus dicapai pebelajar, penilaian, aktivitas berguru mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
2. Alasan digunakannya KBK ialah :
• Kurikulum usang dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern.
• Adanya pemikiran bahwa talenta dan kemampuan penerima didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga dibutuhkan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik mempunyai kompetensi dasar sesuai dengan talenta dan kemampuan masing-masing.
• Menghilangkan paradigma dimana guru sebagai sentra aktivitas dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi aktivitas ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit, listen, and quote''.
3. Kompetensi utama dalam KBK dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. Factual knowledge
b. Conceptual knowledge
c. Procedural knowledge
d. Metacognitive knowledge
4. Model – model pemebelajaran dalam KBK meliputi:
a. Small Group Discussion ( diskusi kelompok kecil )
b. Role-Play & Simulation ( simulasi / demonstrasi )
c. Case Study
d. Discovery Learning (DL)
e. Self-Directed Learning (SDL)
f. Cooperative Learning (CL)
g. Collaborative Learning (CbL)
h. Contextual Instruction (CI)
i. Project Based Learning (PjBL)
• SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu penulis saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis biar bisa bekerja lebih baik dalam penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Sidi, Indra Djati. 2001. Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Malang:IKIP Malang.
Sutrisno.2006.Revolusi Pendidikan di Indonesia.Yogyakarta:Ar-Ruzz
Syarief, A. Hamid.1996. Pengembangan Kurikulum. Surabaya:Bina Ilmu
www.wikipedia.com
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi ialah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi berdasarkan Hall dan Jones (1976: 29) ialah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara lingkaran yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang sanggup diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, alasannya ialah persaingan yang terjadi ialah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang bisa berkompetisi di tingkat global.
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang meliputi kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil berguru sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi materi asuh yang diberikan kepada siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan memakai prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang meliputi pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau materi pembelajaran. Tingkat keberhasilan berguru yang dicapai siswa/mahasiswa sanggup dilihat pada kemampuan siswa/mahasiswa dalam menuntaskan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan staniar mekanisme tertentu.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa persoalan diantaranya:
1. Apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)?
2. Mengapa dipakai KBK?
3. Apa saja kompetensi utama dalam KBK?
4. Bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK?
C. Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharap pembaca dapat:
1. Mengetahui apa pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
2. Mentahui mengapa dipakai KBK.
3. Mengetahui apa saja kompetensi utama dalam KBK.
4. Mengetahui bagaimana model – model pembelajaran dalam KBK.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum dapat. dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh penerima didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kuahtas yang harus dimiliki seorang penerima didik yang mengikuti kurikulum tersebut.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan ihwal kompetensi dan hasil berguru yang harus dicapai siswa, penilaian, aktivitas berguru mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada hasil dan efek yang diharapkan muncul pada diri penerima didik melalui serangkaian pengalaman berguru yang bermakna, serta keberagaman yang sanggup diwujudkan sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan KBK berorientasi pada pembelajaran tuntas (mastery learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh.
KBK sangat menekankan diversifikasi, yakni sekolah sanggup mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional. Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi abjad nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut, maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa berguru ihwal berguru (learning how to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, ialah pengetahuan, keterampilan dan perilaku minimal yang harus dikuasai dan sanggup diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu materi kajian yang sanggup berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilam, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Sedangkan indikator pencapaian dimaksudkan ialah kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik yang sanggup dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar.
Ciri-ciri KBK, yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal
2. Berorientasi pada hasil berguru dan keberagaman
3. Penyampaian dalam pembelajaran memakai pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber berguru bukan hanya guru, tetapi juga sumber berguru yang lain yang memenuhi unsur edukasi
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
B. Mengapa dipakai KBK
Ide Lahirnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) didasarkan pada pemikiran bahwa talenta dan kemampuan penerima didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga dibutuhkan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik mempunyai kompetensi dasar sesuai dengan talenta dan kemampuan masing-masing. Kurikulum usang dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern. Pada dasarnya kurikulum ini hanya dilihat sebagai teladan dasar yang harus diterjemahkan lebih jauh oleh guru dengan melihat potensi masing-masing anak. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan siswa sebagai subyek. Siswa harus aktif mempresentasikan ide-idenya, mencari solusi atas persoalan yang dihadapi dan memilih langkah-langkah yang harus diambilnya. Dengan demikian KBK menuntut biar guru tidak lagi bertumpu pada paradigma lamanya dimana dirinya sebagai sentra aktivitas dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi aktivitas ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit, listen, and quote''. Ada perubahan fundamental pada konsep, metode dan taktik dalam mengajar termasuk assesment (penilaian)-nya. KBK juga menuntut guru untuk familiar dengan teknologi informasi, sanggup mengakses internet, bersahabat dengan ilmu pengetahuhan, teknologi, dan seni, serta memahami hubungan antara bidang studinya dengan bidang studi lannya terutama pada penerapannya dalam kehidupan nyata.
Untuk mencapai itu semua dibutuhkan guru-guru yang memang mempunyai kualifikasi tinggi pada bidangnya. Syarat utama bagi guru untuk sanggup mengajarkan KBK dengan baik ialah guru yang mempunyai kapasitas penguasaan materi yang telah memadai. Guru harus benar-benar kompeten dengan materi yang akan diberikannya. Guru yang tidak kompeten tentu tidak akan sanggup menghasilkan siswa yang kompeten. Prof. Suyanto Ph.D, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengemukakan: "Guru harus diajak berubah dengan dilatih terus menerus dalam pembuatan satuan pelajaran, metode pembelajarannya yang berbasis Inquiry, Discovery, Contextual Teaching and Learning, memakai alat bantunya, menyusun evaluasinya, perubahan filosofisnya, dll." Sedangkan Achmad Sapari, Kasi Kurikulum Subdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo mengatakan: "Guru harus terus ditingkatkan sensifitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas ialah kemampuan guru untuk membuatkan kepekaan-kepekaan paedagogisnya untuk kepentingan pembelajaran." Mengacu pada kedua pendapat diatas, guru juga harus mempunyai komitmen yang benar-benar tinggi dalam perjuangan untuk membuatkan kurikulum ini. Guru yang mempunyai motivasi rendah tidak akan sanggup melaksanakan KBK ini alasannya ialah KBK menuntut kerja keras guru untuk mempersiapkan dan melaksanakannya di kelas. Setelah itu berikan training ihwal KBK ini sebanyak-banyaknya dan biarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlu magangkan mereka ke sekolah-sekolah internasional biar mereka melihat pribadi bagaimana pendekatan competence- based ini dilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk membuatkan kurikulum. Jika kesemua guru mendapat pemahaman yang fundamental dan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagaimana tuntutan KBK itu sendiri, maka sanggup dikatakan kualitas guru dalam membuatkan Kurikulum Berbasis Kompetensi cukup baik, profesional, dan sukses dalam menjalankan tugasnya.
C. KOMPETENSI UTAMA
1. Factual Knowledge
Factual knowledge menyangkut pengetahuan ihwal fitur-fitur dasar yang harus diketahui oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan sanggup dipakai dalam memecahkan masalah
2. Conceptual knowledge
Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menyampaikan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:
1) pengetahuan ihwal penjabaran dan kategori
2) pengetahuan ihwal prinsi-prinsip kerja dan generalisasinya
3. Procedural knowledge
Pengetahuan ihwal teori, model, Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melaksanakan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam memakai keterampilan, algotima, teknik, dan metodeparadigma dan struktur dasar.
4. Metacognitive
Metacognitive knowledge merupakan kompetensi yang menyangkut ihwal pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri.
D. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK
BAB III
PENUTUP
• KESIMPULAN
Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa:
1. KBK merupakan perangkat rencana dan pengaturan ihwal kompetensi dan hasil berguru yang harus dicapai pebelajar, penilaian, aktivitas berguru mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
2. Alasan digunakannya KBK ialah :
• Kurikulum usang dianggap telah tidak memadai lagi untuk mencapai tujuan pendidikan modern.
• Adanya pemikiran bahwa talenta dan kemampuan penerima didik pada tiap jenjang dalam satuan pendidikan berbeda-beda sehingga dibutuhkan suatu kurikulum yang memungkinkan setiap anak didik mempunyai kompetensi dasar sesuai dengan talenta dan kemampuan masing-masing.
• Menghilangkan paradigma dimana guru sebagai sentra aktivitas dan tujuan perubahan. Tidak ada lagi aktivitas ''talk and chalk'' dan siswa hanya ''sit, listen, and quote''.
3. Kompetensi utama dalam KBK dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. Factual knowledge
b. Conceptual knowledge
c. Procedural knowledge
d. Metacognitive knowledge
4. Model – model pemebelajaran dalam KBK meliputi:
a. Small Group Discussion ( diskusi kelompok kecil )
b. Role-Play & Simulation ( simulasi / demonstrasi )
c. Case Study
d. Discovery Learning (DL)
e. Self-Directed Learning (SDL)
f. Cooperative Learning (CL)
g. Collaborative Learning (CbL)
h. Contextual Instruction (CI)
i. Project Based Learning (PjBL)
• SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu penulis saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan penulis biar bisa bekerja lebih baik dalam penyusunan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Sidi, Indra Djati. 2001. Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Malang:IKIP Malang.
Sutrisno.2006.Revolusi Pendidikan di Indonesia.Yogyakarta:Ar-Ruzz
Syarief, A. Hamid.1996. Pengembangan Kurikulum. Surabaya:Bina Ilmu
www.wikipedia.com