Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Dewasa Dan Cara Penanggulangannya Di Desa Lebak Amis Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja ialah masa akan beralihnya ketergantungan hidup kepada orang lain. Dia mulai menentukan jalan hidupnya. Selama menjalani pembentukan kematangan dalam sikap, aneka macam perubahan2 kejiwaan terjadi, bahkan mungkin kegoncangan. Kondisi semacam ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tinggal. Pada sisi lain remaja seringkali tidak memiliki tempat mengadu untuk memecahkan problem yg dihadapinya. Sehingga sebagai pelarian remaja seringkali terjerumus, menyerupai mabuk-mabukan, narkotika & tindak kriminalitas.
Kenakalan remaja sudah menjadi problem di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menandakan peningkatan, sehingga menjadikan terjadinya problema sosial.
Lingkungan sangat kuat besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yg ternyata salah menentukan tempat / mitra dalam bergaulnya. Maka yg akan terjadi kemudian ialah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, kalau ia memasuki lingkungan pergaulan yg sehat, menyerupai memasuki organisasi perjaka yg resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.
Kenakalan remaja akhir-akhir ini yg sangat mengkhawatirkan ialah jawaban imbas dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan yg muncul merupakan jawaban dari proses perkembangan langsung remaja yg se&g berupaya mencari identitas diri.
Atas dasar itulah, maka penulis akan mencoba membahas problem tersebut dalam suatu penelitian yg berjudul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja Dan Cara Penanggulannya”.

B. Identifikasi masalah.
Sejalan dengan problem di atas, maka identifikasi problem berkenaan dengan penelitian sebagai berikut:
1. Dengan makin berkembang ilmu pengetahuan & teknologi yg se&g digalakan oleh Pemda Kabupaten Tangerang sedikit menghipnotis tempat sosial sekitarnya.
2. Dengan datangnya kebudayaan dari kota-kota besar, maka para remaja usia sekolah sebagian besar gaya & sikap orang-orang kota.
3. Kurangnya mendapat perhatian dari orang bau tanah menimbulkan para remaja lebih suka mencari kesengan sendiri.
4. Kenyataan yg ada, kenakalan remaja selalu meresahkan masyarakat, maka orang tua, guru, & masyarakat mencoba mencari jalan keluarnya & penanggungannya.

C. Pembatasan & Perumusan Masalah
1. Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian hanya membatasi problem pada faktor-faktor yg menghipnotis kenakalan-kenakalan remaja & cara penanggulannya di Desa Lebak Wangi Kec. Sepatan Kab. Tangerang.
2. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tetapkan masalahnya sebagai berikut: “faktor-faktor apa yg menghipnotis kenakalan remaja di Desa Lebak Wangi & bagaimana cara penganggualannya.


D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ialah:
1. Untuk mendapat data ihwal faktor-faktor yg menghipnotis terhadap kenakalan remaja, khususnya di Desa Lebak Wangi.
2. Untuk mengetahui tingkat perhatian orang bau tanah terhadap anaknya.
3. Untuk mendapat data ihwal kenakalan remaja & upaya penganggulangannya.

E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan sanggup memperlihatkan donasi terhadap training para remaja, baik secara teoritis maupun praktis.
a. Kegunaan Secara Teoritis.
1. Hasilnya sanggup memperlihatkan pemberian dalam perkembangan mata kuliah training generasi muda sebagai bagaian tak terpisahkan dari pendidikan luar sekolah.
2. Untuk dikaji & dipelajari oleh para mahasiswa yg mengambil kegiatan studi pendidikan luar sekolah.
b. Kegunaan Secara Praktis.
• Bagi Lembaga.
1. Untuk meneliti kebenaran dari penelitian sebelumnya pada obyek yg sama.
2. Sebagai bahan2 kajian untuk memperoleh data ihwal timbulnya kenakalan remaja.
• Bagi Masyarakat.
1. Sebagai ajaran untuk mengetahui latar belakang serta timbulnya kenakalan remaja.


F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisannya terbagi menjadi tiga potongan sebagai berikut:
Bab 1 berisikan pendahuluan, yg di dalamnya memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan & perumusan masalah, tinjauan penelitian, kegunaan penelitian. Bab II tinjauan pustaka, potongan ini membahas ihwal deskrifsi teori, kerangka berfikir & hipotesis penelitian. Bab III metodelogi penelitian, pada potongan metode penelitian , instrumen penelitian, populasi & sampel, tekhnik pengolahan & analisa data, tempat & waktu penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.


A. Deskripsi Teori
1.1 Pengertian Kenakalan
Suatu perbuatan dikatakan desinkuen apabila perbuatan-perbuatan itu bertentangan dengan norma-norma yg ada di masyarakat di mana ia hidup. Suatu perbulatan anti sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif.
Menurut Sudarsono kenakalan ialah:
“Bukan hanya merupakan perbuatan anak yg melawan aturan semata, akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan yg melanggar norma masyarakat.”
Dengan demikian masalah-masalah sosial yg timbul alasannya ialah perbuatan remaja dirasakan sangat mengganggu, & merisaukan kehidupan masyarakat, bahkan sebagian anggota masyarakat menjadi terancam hidupnya.

1.2. Pengertian Remaja.
Remaja ialah suatu tingkat umur, dimana anak bukan anak kecil lagi, akan tetapi tidak dipan&g lagi dewasa. Makara remaja ialah umur yg membatasi antara umur bawah umur & remaja (1975:28).
Dengan sanggup disimpulkan, bahwa pada masa usia remaja terbagi aneka macam perubahan2 yg sangat cepat baik pada jasmani, tingkat emosi, sosial, watak & kecerdasan. Dalam menghadapi perubahan2 yg cepat itu, biasanya diusia remaja sering mengalami kesukaran. Kondisi ini akan memungkinkan anak untuk terjerumus kepada dekodasi moral. Jika orang tuanya kurang memperhatikan kebutuhan & memperlihatkan kasih sayg.


1.3. Faktor-faktor yg Mempengaruhi Kenakalan Remaja, Kartini Kartono:
A. Lingkungan
Lingkungan ialah segala sesuatu yg sanggup menghipnotis terhadap perkembangan seseorang. Dalam hal ini Zahra Idris, mengemukakan bahwa: “Lingkungan ialah suatu imbas dari luar yg menghipnotis perkembangan anak, rumah tangga, keadaan ekonomi, pendidikan & tempat tinggal”(1990:73).
B. Keluarga yg berantakan.
C. Lingkungan sosial & budaya.

1.4. Cara Penanggulangan Remaja Sebagai Berikut:
1. Meningkatkan pengertian remaja akan dirinya.
2. Menciptakan hu.bungan baik dengan orang tua.
3. Pendidikan agama.
4. Bimbingan hidup bermasyarakat.

B. Kerangka Berfikir.
Dalam melaksanakan penelitian sudah menjadi keharusan untuk buat kerangka berfikir yg kebenarannya sanggup diterima, & berfungsi sebagai titik tolak penelitian.
Adapun kerangka berfikir yg dimaksud ialah sebagai berikut:
1. Pembinaan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus usaha bangsa & pembangunan nasional dengan memperlihatkan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesejukan jasmani, daya kreasi, patriotisme & budi pekerti luhur (GBHN tahun 1999).
2. Kenakalan remaja ialah tingkah laris individu yg bertentangan dengan pendapat umum yg dianggap sebagai akseptual & baik oleh suatu lingkungan / aturan yg berlaku di suatu masyarakat yg berbudaya (Kusmanto, 1985.7).
3. Tinggi rendahnya kualitas remaja oleh aneka macam faktor, antara lain pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, organisasi kemasyarakatan & hasil training keluarga.

C. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis ialah perumusan jawaban sementara terhadap sesuatu soal, yg dimaksud sebagai tuntunan dalam penyelidikan untuk mencarki jawaban yg bergotong-royong (Surakhmad, 1994:39).
Dalam penelitian ini penulis memiliki hipotesis sebagai berikut:
1. Faktor yg menimbulkan kenakalan remaja ialah kurangnya perhatian orang bau tanah terhadap anak.
2. Pentingnya training generasi muda semoga memperlihatkan bekal keterampilan.

C. Studi Perpustakaan.
Studi ini dimaksudkan untuk mendapat lkamusan-lkamusan teori berupa pendapat para jago yg berhu.bungan dengan problem yg akan diteliti. Penulis menggunakan tehnik ini dengan cara membaca, mempelajari buku-buku, laporan penelitian.

D. Populasi & Sampel Penelitian.
1. Populasi.
Menurut Winarno Suharmad (1982:83) populasi ialah sekelompok subjek baik manusia,nilai tes, tkamu-tkamu /pun insiden yg dijadikan subjek penelitian.
Dalam penelitian ini yg menjadi populasi ialah anak remaja yg berjumlah 50 orang.

2. Sampel.
Sampel ialah contoh, representa, wakil dari populasi yg cukup besar jumlahnya, yaitu potongan dari keseluruhan yg dipilah, & respreseritatif sifatnya dari keseluruhan (Kartini Kartono, 1990:124).
Adapun yg dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu penulis membagi 2 dari jumlah populasi yaitu 50:2 maka sampel penelitian ini sebanyak 25 anak remaja.

E. Tehnik Pengolahan & Analisa Data.
Adapun langkah-langkah yg ditempuh dalam melaksanakan pengolahan data & analisa data ialah sebagai berikut:
1. Seleksi Data.
Pada tahap ini peneliti menyeleksi data yg telah terkumpul dengan maksud untuk mengadakan penelitian pada yg benar-benar representatif, sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Klarifikasi Data.
Kegiatan ini dilakukan untuk melaksanakan pengelompokan data sebagai hasil jawaban responden untuk menentukan kategori jawaban responden yg telah terkumpul guna memudahkan pengolahan data & pengumpulan data.

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Metode Penelitian.
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. Keterangan-keterangan serta fakta-fakta yg ada hu.bungannya dengan problem penelitian. Menurut Sugiyono (1994) “metode penelitian merupakan cara ilmiah yg dipakai untuk mendapat cara dengan tujuan-tujuan tertentu”.
Dari uraian tersebut penulis mengambil kesimpulan ihwal metode penelitian. Yaitu suatu kerja yg diliputi tindakan ilmiah dalam upaya mengungkapkan permasalahan yg menjadi objek penelitian. Adapun metode yg dipakai dalam penelitian ini ialah metode destritif, yaitu yg memiliki tujuan sanggup mendeskrifsikan apa-apa terjadi ketika ini. Di dalamnya terdapat upaya pencatatan deskrifsi.
Analisa & menginterfretasikan kondisi yg kini terjadi.

B. Instrumen Penelitian
1. Penyusunan peralatan pengumpul data.
Untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian maka penulis menyusun suatu peralatan pengumpulan data yaitu:
a. Angket.
Angket ialah penelitian yg dilaksanakan dengan mengembangkan suatu peralatan Draf pernyataan secara tertulis kepada responden dengan keinginan mendapat jawaban seperlunya (Kartini Kartono, 1980:20)
Tehnik ini merupakan peralatan pengumpulan data yg utama untuk mengumpulkan data.

b. Observasi.
Observasi yaitu study yg disengaja yg sistematis ihwal problem sosial & gejala-gejala alam dengan cara mengamati & mencatat (Kartini Kartono 1990:157).
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai pendukung dari teknik angket melalui kegiatan ini peneliti sanggup melihat, mengamati, mengenal & mengidentifikasi problem yg akan diteliti.
c. Tabulasi Data.
Setelah data diseleksi & diklasifikasikan kemudian disusun & dituangkan dalam tabel sesuai dengan hasil data yg diperoleh.
d. Interprestasi Data.
Untuk melaksanakan interprestasi data maka diharapkan perhitungan yg dipakai sebagai analisa data yaitu:
1. Perhitungan dengan presentase.
2. Ketentuan mengenai penafsiran terhadap presentase dengan rumus yaitu:


P: Presentase jawaban.
F: Frekuensi jawaban responden
N: Jumlah responden.
Dari perhitungan data di atas maka penulis sanggup menafsirkan dengan kriteria sebagai berikut:
0% : Tidak seorang pun.
1%-49% : Sebagian kecil.
50% : Lebih dari setengah.

70%-99% : Sebagian besar.
100% : Seluruhnya.

E. Tempat & Waktu Penelitian.
Tempat & waktu penelitian ini dilakukan di Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang dengan waktu penelitian 3 hari.


DAFTAR PUSTAKA.
Conny R. Semiawan. Pendidikan anak dalam keluarga, Jakarta, Nasehat Perkawinan, 1991.
Gunarsa. Psikolog Remaja, Jakarta, BPK, Gunung Mulya, 1981.
Kartini Kartono. Phatologi Sosial Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali, 1979.
Andi Mapiare, Psikologi Remaja, Surabaya, Usaha Nasional, 1988.
Zakiah Darajat, Problem Remaja di Indonesia, Jakarta, Bulan Bintang, 1978.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel