Tafsir Ayat-Ayat Wacana Gender

BAB I
PENDAHULUAN 
Gender berasal dari bahasa latin yaitu genus, yang mempunyai arti tipe atau jenis. Dalam bahasa inggris, gender yang artinya jenis kelamin atau jenis kelamin pria dan perempuan (pernikahan).
Secara Etimologi, gender yaitu perbedaan yang tampak antara pria dan perempuan, dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam “women studies encyclopedia” dijelaskan bahwa gender yaitu suatu konsep kultural, dan berupaya menciptakan perbedaan (distinction) dalam hal peran, tingkah laku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara pria dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. 
Istilah “gender” ini pertama kali dipakai oleh Oakley yang diartikan sebagai “behavior differences between women and men that are socially constructed created by men and women themselves therefore they are matter of culture”, yang diartikan sebagai (gender) sifat atau prilaku yang diletakkan pada pria dan perempuan yang dibuat secara sosial dan budaya. Karena dibuat oleh social budaya maka gender tidak berlaku selamanya tergantung pada waktu dan tempat.
Bisa gender yang berkembang dalam masyarakat mempengaruhi kiprah dan posisi insan menurut jenis kelamin. Bahkan terkadang mempengaruhi insan dalam mendapatkan hak dan kewajiban.

BAB II
PEMBAHASAN
Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Makna Gender
1.Sikap Masyarakat Sebelum Islam Terhadap Perempuan (An-Nahl 16: 58-59)

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)
Artinya: 58.  Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan beliau sangat marah.
59.Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya info yang disampaikan kepadanya. apakah beliau akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka memutuskan itu.
Tafsir 
Apabila diberitahukan salah seorang dari mereka bahwa Allah mempunyai anak perempuan, bahwa isteri mereka telah melahirkan seorang anak perempuan, merah padam mukanya akhir kekecewaannya. Dalam dadanya penuh rasa murka dan dendam, kemudian mereka menyembunyikan diri karena aib dan timbullah dalam pikirannya “Apakah akan dibiarkan anak itu hidup dengan menanggung kehinaan, tidak diberi pusaka dan tidak menerima layanan yang layak, ataukah dikubur hidup-hidup. 
Sungguh sangat jahat (kebutuhan) apa yang mereka katakana dan apa yang mereka sandarkan kepada Allah.
2.Kepemimpinan Perempuan (An-Nisa 4: 34, At-Taubah, 9: 71)
a.An-Nisa 4: 34
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Kaum pria itu yaitu pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. alasannya itu Maka perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kau khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di daerah tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian kalau mereka mentaatimu, Maka janganlah kau mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
Tafsir 
Diantara kiprah kaum pria yaitu melindungi kaum perempuan. Ini sebabnya, peperangan hanya diwajibkan kepada laki-laki, tidak kepada kaum perempuan. Begitu pula kiprah menafkahi jeluarga. Peperangan merupakan suatu urusan melindungi bangsa dan negara. Inilah yang menjadi dasar , mengapa kaum pria memperoleh belahan yang lebih banyak dalam harta warisan.
Tapi diluar hak-hak yang disebutkan (hak mengendalikan, menuntut, dan memimpin) maka dalam duduk kasus hak atau kewajiban yang lain, pria dan perempuan yaitu sama.
Derajat yang dimiliki pria yaitu memimpin dan mengurus rumah tangga. Isteri mengurus rumah tangga dengan bebas, asal dalam batas-batas yang ditetapkan syara’ dan diridhai (disetujui) oleh suami. Isteri memelihara rumah, mengendalikannya dan memelihara serta mendidik anak-anak, termasuk membelanjakan nafkah keluarga sesuai dengan kemampuan. Dibawah naungan suami, isteri bisa menjalankan tugasnya, mengandung dan mengyusui bayinya. 
Perempuan-perempuan yang soleh yaitu mereka yang menaati suami, merahasiakan segala apa yang terjadi diantara keduanya tidak diceritakan atau diberitahukan kepada siapapun termasuk kepada kerabat.
Jika kau melihat ada indikasi (tanda-tanda) bahwa isteri tidak akan menjlankan kewajiban-kewajiban (durhaka) yang harus dilaksanakan. Maka berikut ini berupa tindakan-tindakan edukatif (bersifat mendidik) yang bias dilakuakn:
1)Berilah nasehat atau pendapat yang bisa mendorong isteri merasa takut kepada Allah dan menginsafi bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukannya akan memperoleh siksa dari Allah pada hari simpulan zaman kelak.
2)Jauhi dia, misalnya: dengan tidak tidur seranjang bersamanya.
3)Pukullah dengan kadar pukulan yang tidak menyakitinya. Hal ini boleh dilakukan apabila keadaan memaksa. Yakni, saat isteri sudah tidak lagi bisa dinasehati dan dinsyafkan dengan ajaran-ajaran yang lemah lembut. Tapi bahwasanya suami yan baik dan bijaksana, tidak memerlukan tindakan yang ketiga.
Jika si istri kembali menaatimu sesudah kau mengambil diantara tindakan-tindakan yang dibutuhkan menyerupai telah disebutkan, maka janganlah kau menganiaya beliau mulai dengan menunjukkan nasehat atau menunjukkan peringatan, kemudian meningkat dengan berpisah ranjang atau membiarkan isteri tidur sendiri dan terakhir memukulnya. Tetapi kalau dengan langkah-langkah ini tetap tidak membawa hasil maka serahkan kepada pihak ketiga (hakam, mediator) dari keluargamu dan keluarga si istri. Apabila si istri secara lahiriah telah mengambarkan kembali kebaikannya, dalam arti mau rukun lagi, janganlah dicari-cari latar belakang sikapnya, atau mengungkit-ungkit perilaku itu.
Allah memperingatkan kita dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya. Sikap kita tidak menzalimi istri dan tidak berlaku curang. Dia akan menunjukkan siksanya kepada suami yang berlaku kurang baik terhadap isterinya dengan menonjolkan kekuasaannya sebagai suami dan memperlakukan istri yang kurang baik. 
b.At-Taubah, 9: 71
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir 
Orang-orang yang beriman, baik pria maupun perempuan, sebagian dari mereka yaitu penolong dan pembantu bagi sebagian yang lain. Mereka satu dengan yang lain bertolong-tolongan, Bantu-membantu, baik dalam masa tenang ataupun masa perang mereka satu dengan yang lain bersaudara dan berkasih sayang.
Para mukmin baik pria maupun perempuan, mempunyai sifat sebagai lawan dari orang-orang munafik.  
1.Orang-orang yang beriman menyuruh yang makhruf, sedangkan orang-orang munafik menyuruh yang mungkar. 
2.Orang-orang mukmin mencegah kemungkaran, sedangkan orang munafik mencegah yang makhruf. Dua sifat ini merupakan sifat pokok dari sifat-sifat orang mukmin.
3.Orang-orang mukmin mendirikan sembahyang dengan baik dan secukup-cukupnya, serta menyempurnakan rukun dan syaratnya selain itu juga berlaku khusyuk dan hatinya munajat (berkomunikasi) kepada Allah. 
4.Orang-orang mukmin menunjukkan zakat yang difardukan dan yang disunnahkan, sedangkan orang-orang munafik berlaku kikir, kalaupun mereka mengeluarkan harta, maka hal itu atas dasarNya.
5.Orang-orang mukmin terus menerus mentaati Allah dengan meninggalkan apa yang dihentikan dan mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah. 
Mereka itu yaitu orang-orang yang dirahmati oleh Allah dan dimasukkan kedalam rahmat-Nya yang luas. Allah itu maha keras tuntutannya, dan tidak ada yang bisa menghalangi tuntutannya. Selain itu Allah maha hakim dalam segala perbuatannya, yang senantiasa menempatkan sesuatu pada tempatnya.

3.Kesamaan Laki-laki dan Perempuan (Al-Isra’ 17: 70, Ali Imron 3: 195, Al-Ahzab 33: 35)
a)Al-Isra 17: 70.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan bawah umur Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.
Tafsir 
Kami (Allah) telah memuliakan anak adam dengan menunjukkan logika dan pikiran kepada mereka, sehingga mereka sanggup menundukkan apa yang ada di alam ini, menyerupai air dan udara. Kami memuliakan mereka dengan mengakibatkan bentuk tubuh mereka yang indah yang tegak berdiri (gagah). Kami memberikannya rezeki dengan banyak sekali macam masakan yang baik, dan flora atau pun binatang, serta kami utamakan mereka atas mahkluk kami. Oleh karena itu, tidaklah layak mereka mempersekutukan Allah dan terus menerus menyembah berhala.
Apakah anak adam lebih utama dari malaikat? Masalah diperselisihkan oleh para ulama. Ada yang menyatakan bahwa malaikat tidak termasuk dalam mahluk yang dimaksud di dalam ayat ini tidak ada dalil bagi masing-masing golonggan.
b)Ali-Imron 3: 195
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لأكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلأدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang bersedekah di antara kamu, baik pria atau perempuan, (karena) sebagian kau yaitu turunan dari sebagian yang lain[259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, Pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan Pastilah Aku masukkan mereka ke dalam nirwana yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."
Tafsir 
Allah memenuhi doa mereka karena iman, zikir, takzir (mengingat Allah), menyucikan-Nya dari segaa kekurangan, membenarkan Rosul, merasa lemah dan bersyukur dan merasa berhajat (mengharapkan) kepada ampunan Allah.
Allah mengabulkan doa mereka dengan menunjukkan pembalasan yang tepat pada hari simpulan zaman kelak, baik yang bersedekah itu lelaki atau perempuan. Tidak ada perbedaan diantara mereka. Keadilan menghendaki persamaan dalam menunjukkan pembalasan. Dan pembalasan itu diberikan karena amal, bukan karena sesuatu yang lain.
Dari ayat ini kita sanggup mengambil beberapa kesimpulan: 
1.Mengabulkan sesuatu doa terkadang bukan dengan menunjukkan apa yang diminta. Mereka memohon supaya diampuni dosanya, ditutupi kejahatannya, dan diwafatkan berserta orang-orang ang berbakti. Tuhan mengabulkan permohonan mereka dengan menjelaskan bahwa semua orang yang bersedekah akan memperoleh pembalasan yang tepat atas amalnya itu. Hal ini memberi pengertian bahwa yang melepaskan kita dari azab hanyalah amal yang dilakukan dengan sebaik-baiknya dan menurut rasa ikhlas.
2.Lelaki dan perempuan yaitu sama mereka bersamaan di sisi Allah dalam mendapatkan pembalasan, apabila amalan-amalan mereka bersamaan pula. 
Penyebab persamaan karena lelaki merupakan belahan dari perempuan, demikian pula sebaliknya. Orang lelaki dilahirkan dari orang perempuan (ibu), dan orang perempuan juga dilahirkan karena ada orang pria (ayah). Tidak ada perbedaan perihal rasa kemanusiaannya dan tak ada pula yang saling melebihi, hanya karena amalan (ketaqwaan-Nya). 
3.Menempatkan perempuan pada posisi yang tinggi.
4.Memperbaiki cara orang pria mempergauli perempuan serta membantah dengan keras muamalah yang kejam (diskriminatif) yang masaih dilakukan oleh sebagian umat.
Keutamaan yang diberikan kepada lelaki dengan ditugasi melaksanakan beberapa pekerjaan yang tidak ditugaskan terhadap perempuan tidak menjadi alasannya lelaki bias memperoleh keutamaan dalam segi pahala.
Perbuatan yang bisa menutupi kejahatan (kemaksiatan) sehingga mengantarkanya ke nirwana yaitu hijrah dari tanah airnya untuk berkhikmat (berbakti) kepada Rosul dan mengalami pengusiran dari kampung halaman dan gangguan di jalan Allah, serta berjuang dan menghadang simpulan hayat karena Allah.
Mengapa Tuhan membebani kita dengan beban yang berat, karena kebenaran tidak bisa berdiri sendiri, kecuali apabila ada yang menolongnya (menegakkannya), serta menentang segala setru-setru (musuh)-Nya, sehingga mengakibatkan kalimat Allah menempati posisi tinggi dan kalimat yang batil menjadi rendah.
Allah akan membalas perbuatan-perbuatan tersebut dengan hal-hal yang tiga ini: 
1)Menghapus segala kejahatan dan mengampuni dosa
لا كفر ن غنهم سئا تهم
“Sungguh saya akan menutup kejahatan-kejahatan mereka”.
Itulah yang mereka mintakan dengan ucapan mereka:
********

“Maka ampunilah dosa-dosa kami dan tutuplah kejahatan-kejahatan kami”. 
2)Memberi pahala yang besar
Ini yang dimaksud firman Allah: 
*******
“Dan sungguh saya akan masukkan mereka ke dalam nirwana yang dibawah mengalir sungai-sungai”. 
Inilah yang mereka mohonkan dengan ucapan:
***************
“Dan berikan kepada kami, apa uang Engkau janjikan kepada kami membenarkan Rosul-rosul Engkau”. 
3)Pahala yang besar yang disertai dengan kemuliaan dan kebesaran inilah yang ditunjuki oleh firman Allah:
******
Dan itulah yang mereka mohonkan dengan ucapan:
******
“Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat”.
Oleh karena itu maka ayat ini selengkapnya ialah: Sungguh Aku akan menutup kejahatan-kejahatan (kemaksiata) mereka, sungguh saya akan memasukan mereka ke dalam nirwana dan saya akan menunjukkan pahala dengan pembalasan dari ku yang tidak sanggup diberikan oleh orang lain.
Itulah pahala paling baik yang diberikan kepada orang yang bersedekah saleh. Yang demikian itu hanya sanggup diberikan oleh Allah saja, tidak oleh yang lain. Firman ini menguatkan keutamaan pahala yang diberikan. 
Ayat ini memberi peringatan bahwa pembalasan itu dikaitkan dengan amal, bukan dengan sesuatu yanglain, menyerupai jabatan, keturunan, atau status sosial ekonomi seseorang selama di dunia. Juga menunjukkan peringatan bahwa islam menghapuskan perbedaan-perbedaan (diskriminasi) antara lelaki dan perempuan dalam duduk kasus pahala. Islam yaitu agama yang pertama kali memuliakan perempuan dan mengakui hak-haknya. 
c)Al-Ahzab 33: 35
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Sesungguhnya pria dan perempuan yang muslim, pria dan perempuan yang mukmin, pria dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, pria dan perempuan yang benar, pria dan perempuan yang sabar, pria dan perempuan yang khusyuk, pria dan perempuan yang bersedekah, pria dan perempuan yang berpuasa, pria dan perempuan yang memelihara kehormatannya, pria dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Tafsir 
Dalam ayat ini, Allah menerangkan sifat-sifat yang sanggup menghapuskan dosa dan memperoleh pahala yang kekal:
1.Patuh melaksanakan hokum-hukum agama, baik yang mengenai ucapan ataupun yang mengenai perbuatan.
2.Batin membenarkan apa yang difardukan oleh agama (iman).
3.Melaksanakan amal ibadah dengan penuh kekhusyuan dan keikhlasan secara tetap.
Tertip (urutan) firman ini membenarkan pengertian bahwa pada mulanya kepercayaan (keyakinan) dan tashliq (pembenaran) yang tepat atau doktrin yang kamil (sempurna) berwujud sesuatu anggota tubuh patuh mengerjakan perintah dan menjauhi larangannya. Apabila doktrin dan islam telah terhujam dalam jiwa seseorang maka lahirlah prilaku khusyuk dan nrimo yang sempurna.
4.Berlaku benar dalam ucapan dan perbuatan. Benar itu yaitu tanda iman, sebagaimana berdusta yaitu tanda nifak.
5.Sabar menderita kesukaran-kersukaran dan kesulitan-kesulitan dalam menunaikan ibadah dan menjauhi hawa nafsu.
6.Khusyuk dan merendahkan diri kepada Allah dengan hati dan anggota tubuh.
7.Bersedekah dengan harta dan berbuat nrimo kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan.
8.Berpuasa. Puasa yaitu cara yang ampuh dalam mematahkan hawa nafsu.
9.Memelihara dari zina.
10.Menyebut nama Allah dengan verbal dan hati.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abi Said al-khudri bahwa Rasulullah bersabda:
**********
”Apabila seorang suami membangunkan istrinya dimalam hari, kemudian keduanya bersembahyang dua rekaat, maka keduanya pada malam itu tergolong kedalam golongan orang yang banyak menyebut nama Allah”.
Kepada mereka yang melaksanakan semua sifat yang sudah dijelaskan tersebut diberikan ampunan dan pahala yang besar di dalam nirwana janatun na’im sebagai pembalasan atas amal usahanya.

BAB III
KESIMPULAN
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa seorang pria dan perempuan saling mempunyai kesamaan dan perbedaan gender dalam suatu keluarga.
Kesamaannya yaitu sama-sama mempunyai kiprah untuk menciptakan kelurga itu nyaman, tentram dan damai. Sama-sama bertanggung jawab atas apa yang terjadi didalam kelurga itu.
Perbedaannya Cuma didalam kiprah dan penempatanny. Semua suami bertugas menjadi kepala rumah tangga dan bertugas mencukupi nafkah lahir batin kelurganya. Sedangkan seorang istri bertugas mengatur keuangan dan mengatur dan merawat anak-anak. Kaprikornus pada pada dasarnya semua antara suami, istri, bawah umur saling berafiliasi biar terwujudnya keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, 1987, Tafsir Al-Maraghi, Semarang: CV. Toha Putra.
M. Quraish Shihab, 2002, Tafsir Al-Mibah, Jakarta: Lentera Hati. 
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, 2004, Tafsir Qur’anul Karim, Jakarta: Hida Karya Agung.
TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, 2000, Tafsir Qur’anul Majid An-nur 3, Semarang: Pustaka Rizki Putra.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah AWT yang telah menunjukkan berkahnya sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah tafsir ini dengan tujuan semoga sanggup bermanfaat bagi pembacanya.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. H. Hadi Rahmat, MA selaku dosen mata kuliah tafsir yang telah menunjukkan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam menuntaskan pembuatan makalah tafsir ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah tafsir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun biar dalam pembuatan makalah yang selanjutnya sanggup lebih baik lagi. Amin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel