Pendidikan Agama Islam Dalam Ibadah


Dosen Pembimbing : Master Makalah

Disusun Oleh : 
Nama : ingusan script
 NPM : 876858765876587




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
D2 INDONESIA
UNIVERSITA ONLINE
2009 
BAB I
IBADAH 

1.1 THAHARAH 
1.1.1 Arti dan Kedudukan Thaharah 
Thaharah berdasarkan bahasa arab berarti bersih-kebersihan atau membersihkan diri dari segala kotoran. Menurut istilah syara’ (ahli fiqih). Suci atau membersihkan diri dari hadas serta suci atau membersihkan diri, pakaian dan daerah dari najis.
Thaharah ada 2 jenis / pengertian : 
1. Thaharah hassiyah atau thaharah lahir ialah thaharah yang sanggup dirasakan dan dilihat dengan panca indera. 
2. Thaharah maknawiyah atau thaharah batin ialah thaharah yang tidak sanggup dirasa dan dilihat dengan panca indra 
Kesucian (thaharah) merupakan hal yang amat penting dan fundamental dalam aturan Islam, alasannya ialah pada hakikatnya kesucian lahir dan batin ialah prasyarat bagi seorang muslim dalam melaksanakan seluruh amal ibadahnya Allah SWT.  
Beberapa dalil yang mewajibkan thaharah ialah sebagai berikut : 
اِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ 
“Sesungguhnya Allah menyayangi orang-orang yang bertobat dan beliau menyayangi orang-orang yang suci bersih. (Q.S Al-Baqarah : 222) 

1.1.2 Alat Thaharah 
Alat utama untuk membersihkan hadis dan najis ialah air berdasarkan hukumnya air terdiri dari empat macam. 
a. Air mutlak, yaitu air suci dan menyucikan, artinya sanggup digunakan bersuci, yakni air yang turun dari langit atau keluar dari bumi, ibarat air hujan, air laut, air danau, air sungai, air bak (empang), air sumur, air es (yang telah mencair), air embun. 
Firman Allah Swt (Q.S Al-Anfal : 11) 
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأقْدَامَ
“Diturunkan-Nya untukmu air dari langit supaya kau bersuci dengannya” 
Semua jenis air tersebut diatas tetap suci dan menyucikan kendatipun telah berubah sifatnya (warna, rasa dan baunya) dalam arti bahwa perubahan itu terjadi karena. 
1) Keadaan dasarnya misalnya, air mengalir atau tergenang dibatu belerang. 
2) Lamanya tergenang, ibarat air kolam 
3) Adanya hewan air, tumbuh-tumbuhan atau kejatuhan daun-daunan. 
b. Air makruh yaitu air suci tapi makruh digunakan utnuk menyucikan tubuh ibarat air yang terjemur dipanas matahari didalam ember atau wadah berkarat. 
c. Air suci tapi tidak menyucikan, maksudnya, sifat zat airnya sendiri suci tetapi tidak sah digunakan untuk menyucikan sesuatu. 
1) Air yang telah tercampur dengan zat suci lain. 
2) Air yang kurang dari 2 kullah 
3) Air buah-buahan/ pepohohan. 
d. Air benajis (mutanajis) yaitu air bercampur atau terkena najis. 
Ada 2 kategori.:  
1) Air yang berubah salah satu sifatnya karena najis. 
2) Air yang belum berubah salah satu sifatnya. Bila jumlahnya kurang dari dua kullah tidak sah digunakan untuk bersuci. 
Sabda Rasulullah Saw : 
اَلْمَاءُ لاَ يُنَجِسُهُ شَيْءٌ اِلاَّ مَا غَلَبَ طَعْمِهِ اَوْلَوْنِهِ اَوْرِيْحَهِ 
“Air itu tidak menajdi najis kecuali jikalau berubah rasanya atau warnanya atau baunya” (R. Ibnu Majah & Baihaqi) 

1.1.3 Hadas dan Najis 
a. Hadas 
Ialah keadaan yang menyebabkan seseorang wajib bersuci untuk sahnya melaksanakan ibadah tertentu ibarat shalat. Hadas terbagi 2 yaitu hadas besar dan hadas kecil. 
Dikatakan hadas besar apabila ia telah melaksanakan atau mengalami salah satu diantara hal-hal berikut : 
1) Keluar mani 
2) Bersetubuh 
3) Haid 
4) Melahirkan anak 
5) Nifas 
Dikatakan hadas kecil karena 
1) Kencing, berak, kentut atau keluar sesuatu yang lain dari lubang kemaluan atau dubur. 
2) Hilang nalar karena mabuk, pingsan, tidur atau gila. 
3) Menyentuh alat kemaluan atau lubang dubur. 
4) Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim.  

b. Najis 
Segala sesuatu dialam ini berdasarkan aturan aslinya ialah suci. Suatu zat, benda atau hewan gres disebut najis setelah dalil yang menetapkannya. 

1.1.4 Larangan karena hadas 
a. Orang berhadas kecil dihentikan melaksanakan hal-hal berikut : 
1) Shalat, sujud tilawah, sujud syukur dan khutbah jum’at 
Sabda Rasulullah Saw : 
لَمَا يُقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ اَحَدِكُمْ اِذَا اَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّاءَ 
“Allah tidak mendapatkan shalat seseorang yang berhadas hingga ia berwudu (HR. Bukhari dan Muslim) 
2) Tawaf 
3) Menyentuh al-Qur’an 
b. Orang berhadas besar, selain dihentikan melaksanakan ketiga hal diatas juga dihentikan melaksanakan hal-hal berikut : 
1. Membawa al-Qur’an 
2. Berhenti didalam masjid 
c. Karena haid dan nifas berlaku pula embel-embel larangan sebagai berikut : 
1. Puasa 
2. Bersetubuh 
3. Menceraikan istri 

Istinjak
Ialah bersuci dari kotoran (najis) sehabis buang air besar/ buang air kecil. Ada 3 cara, istinjak yaitu : 
a. Membasuh daerah keluar najis dengan air hingga bersih. 
b. Mengusap daerah keluar najis dengan tiga buah kerikil atau tiga sisi dari sebuah batu. 
c. Mengusap terlebih dahulu dengan batu, lalu membasuhnya dengan air. 
Dalil yang mewajibkan istinjak 
تَنَزَّ هُوَا مِنَ الْبَوْلِ فَاِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ 
Bersucilah kau setelah buang air kecil, karena gotong royong kebanyakan siksa kubur ialah karena buang air kecil. (R. Daruqutni) 
1.1.5 Adab Buang Air 
Ada beberapa watak yang sunnat dilakukan ketika buang air ibarat yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. 
a. Melangkah dengan kaki kiri waktu akan masuk kekakus dan melangkah dengan kaki kanan ketika akan keluar 
b. Berdo’a ketika akan buang air dan setelah selesai. 
c. Jangan membawa sesuatu yang mengandung goresan pena atau lafal “Allah” 
d. Jangan berkata-kata selama di dalam kakus kecuali bila perlu sekali. 
e. Hendaklah menggunakan bantalan kaki. 
f. Jangan buang air dipinggir-pinggir jalan ditempat perhentian dilobong-lobong tanah dan diair yang mengenang kecuali di empat besar. 
g. Jangan menghadap atau membelakangi kiblat kecuali di WC yang tersedia. 

1.1.6 Mandi 
Mengalirkan air keseluruh  tubuh di sertai niat : 
a. Faktor-faktor yang mewajibkan mandi 
Ada 6 fal 
1. Bersetubuh atau bertemu dua khitan. 
2. Keluar mani, baik karena bermimpi atau alasannya ialah lain. Baik sengaja ataupun tidak. 
3. Mati jenajah muslim/muslimah wajib dimandikan sebelum dishalatkan kecuali orang mati syahid. 
4. Haid 
5. Melahirkan dan nifas 
b. Rukun dan cara mandi 
Yang wajib dilakukan pada waktu mandi adalah 
1. Niat, yakni menyengaja mandi untuk menghilangkan hadas besar sesuai penyebabnya. 
2. Membasuhnajis yang menempel dibadan 
3. Mengalirkan air secara merata keseluruh kulit, termasuk rambut. 
c. Sunnah mandi 
1. Membaca basmalah ketika akan mulai mandi 
2. Berwuduk sebelum mandi 
3. Mendahulukan membasuh tangan dan kepala 
4. Menggosok seluruh badan 
5. Mendahulukan membasuh anggota tubuh sebelah kanan 
6. Berurutan 
7. Mandi sunat 
8. Mandi ketika gres masuk Islam 
9. Mandi sembuh dari gila atau pingsan 
10. Mandi jum’at 
11. Mandi hari raya 
12. Mandi ihram 
13. Mandi setelah memandikan jenazah, 
14. Di samping itu paraulama telah bersepakat (ijma’) menyatakan sunnat mandi ketika akan shalat kusuf, khusuf atau istiqa’ 

1.1.7 Wuduk 
a. Pengertian wuduk 
Membersihkan anggota tubuh tertentu dengan air untuk menghilangkan hadas kecil sebagai syarat sah shalat. 
b. Syarat wuduk 
1. Islam 
2. Mumayyiz, artinya bisa membedakan antara pekerjaan yang baik dan buruk. 
3. Bebas dari hadas 
4. Menggunakan air yang suci lagi menyucikan 
5. Tidak terhalang, sampainya air ke kulit, 
c. Rukun wuduk 
1. Niat 
2. Membasuh muka 
3. Membasuh dua tangan hingga batas siku 
4. Menyapukan air pada sebagian kepala 
5. Membasuh dua kaki 
6. Tertib berurutan 
d. Sunnat wuduk
1. Membada basmalah waktu mulai wuduk 
2. Menghemat air wuduk 
3. Tidak berkata-kata kecuali bila sangat perlu 
4. Berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung 
5. Menggosok gigi 
6. Membasuh dua telapak tangan. 
7. Menyapu seluruh pecahan kepala 
8. Mengusap dua daun indera pendengaran pecahan luar dan dalam 
9. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri 
10. Menggosok-gosok anggota wuduk biar lebih bersih 
11. Membasuh tiap anggota wuduk 3 x 
e. Hal-hal yang membatalkan wuduk 
1. Keluar sesuatu dari lubang kemaluan, dan, dubur, 
2. Mabuk atau tidur 
3. Bersentuh kulit antara laki-laki dan wanita 
4. Menyentuh/ tersental kemaluan/ dubur dengan telapak tangan 


1.1.8 Mengusap Sepatu 
a. Salah satu dispensasi dalam pelaksanaan wuduk ialah mengusapkan air pada pecahan atas sepatu yang digunakan sebagai ganti membasuhi kaki dengan air dan bagi yang menggunakan kaus kaki mengusapnya di samping mengusap sepatu. 
b. Syarat mengusap sepatu 
1. Sepatu itu menutupi pecahan kaki yang wajib dibasuh waktu wuduk (semacam sepatu laras yang menutupi mata kaki, dalam bahasa arab disebut khuf) 
2. Sepatu itu digunakan semenjak dalam keadaan berwuduk. 
3. Sepatu berpengaruh (tahan digunakan berjalan jauh) dan terbuat dari materi yang suci. 
4. Jangka waktu dibolehkan mengusapnya ialah semalam bagi orang yang menetap (mukmin) dan tiga hari tiga malam. 
c. Hal-hal yang membatalkan mengusap sepatu 
1. Sepatu itu terbuka atau tanggal 
2. Lewat dari masa yang ditentukan 
3. Pemakaiannya berhadas besar yang mewajibkan mandi. 

1.1.9 Tayamum 
a. Pengertian dan dalil umum 
Tayamum berarti cara bersuci dengan tanah (debu, pasir) sebagai pengganti wuduk atau mandi junub yang biasanya menggunakan air. 
b. Syarat tayamum 
1. Telah masuk waktu shalat 
2. Sudah diusahakan mencari air namun belum diperoleh, sedang waktu shalat telah tiba, atau air ada tetapi membahayakan bagi kesehatannya atau air ada tetapi sulit diperoleh. 
3. Dengan tanah yang suci.
4. Menghilangkan najis terlebih dahulu.

c. Rukun Tayamum
1. Niat.
2. Mengusap muka dengan tanah.
3. Mengusap kedua tangan dengan tanah.
4. Tertib.
1.2.1 SHALAT
1.2.1 Pngertian dan Kedudukan Shalat
Menurut bahasa shalat berarti do’a. berdasarkan istilah: menghadapkan diri lahir batin kepada Allah Swt untuk mengingat dan mengagungkan kebesaran-Nya, yang dilakukan dalam perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
1.2.2 Dalil-dalil Wajib Shalat

****
Artinya: “Hai orang-orang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kau dan sembahlah Tuhanmu serta perbuatlah kebajikan biar kau memperoleh kemenangan”. (Q.S Al-Haj: 77)

****
Artinya: “Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan rukuklah bersama orang-oarang yang rukuk”.
1.2.3 Syarat-syarat Wajib Shalat
a Muslim.
b Baligh.
c Berakal.
d Sampai dakwah kepadanya.
1.2.4 Syarat Sah Shalat
a Suci dari hadas (besar dan kecil)
b Suci tubuh pakaian dan 
c Menutup aurat
d Pada waktunya
e Menghadap kiblat.
1.2.5 Rukun Shalat
a Niat
b Berdiri bagi yang mampu
c Takbirotul ikhram
d Membaca surat Al-Fatihah
e Rukuk
f I’tidal
g Sujud dua kali
h Duduk diantara dua sujud
i Duduk tasyahud
j Membaca tasyahud akhir
k Mengucapkan sholawat atas nabi
l Mengucapkan slam yang pertama
m Tertib.
1.2.6 Sunnat-sunnat Shalat
a Sunnat Didalam Shalat
1. Mengangkat dua tangan
2. Melipat tangan dibawah dada
3. Melihat kearah daerah sujud
4. Membaca do’aiftitah
5. Membaca ta’awuz
6. Diam sejenak sebelum dan sehabis membaca Al-Fatihah
7. Membaca amin sehabis selesai
8. Membaca do’a singkat sebelum membaca amin.
9. Membaca surat/ ayat pendek.
10. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat/ ayat.
11. Mendengarkan bacaan amin.
12. Membaca tabir pada setiap gerakkan kecuali bangun dari rukuk.
13. Membaca sami’allahuliman hamidah.
14. Membaca rabbana walakal hamdu
15. Meletakkan dua telapak tangan diatas lutut ketiak rukuk.
16. Membaca tasbih pada waktu rukuk dan sujud.
17. Memaca do’a ketika duduk diantara dua sujud.
18. Duduk iftisan.
19. Membaca tasyahud pertama.
20. Menggerakkan jari telunjuk kanan pada ketika syahadat ketika tasyahud pertama dan tasyahud akhir.
21. Duduk tawarruk pada tasyahud akhir.
22. Mengucapkan salam kedua.
23. Qunut.
b Sunnat Sebelum Shalat.
1. Adzan.
2. Qamat.
3. Adzan subuh dan Jum’at.
1.2.7 Hal-hal yang Membatalakan Shalat
a Meninggalkan salah satu rukun.
b Meninggalkan salah satu syarat.
c Berkata-kata dengan sengaja.
d Banyak bergerak.
e Makan dan minum/ tertawa.
1.2.8 Makruh dan Shalat
a Bertolak pinggang.
b Menoleh atau berpaling dalam shalat.
c Meludah kedepan atau kanan.
d Menahan lapar ketika makanan telah terhidang dan ketika terdesak buang air.
e Membuka lisan ketika menguap.
f Mengatupkan (menutup) mulut.
g Mengikat rambut yang panjang dan melemparkannya dibelakang.
h Meratakan tanah atau menyingkirkan kerikil ketika sujud.
i Memberi arahan dengan tangan kecuali menjawab salam.
j Berpanca jari/ membunyikan buku-buku jari tangan.
k Shalat setelah qamat.

1.2.9 Sujud Sahwi
Ialah sujud karena terlupa/ keragu-raguan didalam shalat. Caranya sujud dua kali sehabis tasyahud simpulan sebelum salam, bila yang bersangkutan menyadari kelupaan atau keraguannya itu sebelum selesai shalat.
1.2.10 Shalat Berjamaah
a. shalat yang dilakukan bersama,minimal dua orang dimana salah seorang bertindak sebagai imam sedang yang lain berdiri sebagai makmum. 
Firman Allah SWT:
****
Artinya: “Apabila engkau (Rasulullah) beserta mereka berada dalam peperangan, sedang engkau ingin shalat bersama mereka, hendaklah sebagian mereka berdiri melaksanakan shalat bersamamu”. (Q.S: 4 An-Nisa, 102)
c. Hukum Shalat Berjamaah
Pendapat para ulama bervariasi mengenai aturan shalat berjamaah, mulai dari sunnat mu’akkadah, fardhu kifayah hingga  kepada a’in.
ulama yang beropini bahwa sunnat muakkadah berdalil antara lain pada hadits Rasulullah dari Ibnu Amir:

****
Artinya: “shalat berjamaah itu lebih utama pahalanya daripada shalat sebanyak 27 kali”.
1.2.11 Shalat Qashar dan Jamak
a. Pengertian Qashar dan Jamak
Shalat yang diringankan (dipendekkan) yaitu shalat fardhu yang empat rakaat dijadika dua rakaat. Masing-masing dilaksanakan tetap pada waktunya.
b. Pengertian Jamak
shalat yang digabungkan, yaitu shalat dilaksanakan pada satu waktu.
c. Hukum Shalat Qashar dan Jamak
Kedua jenis shalat ini dibolehkan bahkan diutamakan bagi orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)dengan beberapa syarat tertentu.
Firman Allah Swt:
*****

Artinya: “Bila kau mengadakan perjalanan di muka bumi, tidaklah kau berdosa jikalau kau memendekkan shalat”. (S. Al-Maidah: 101)
1.2.12 SHALAT SUNNAT
a. Pengertian
Shalat sunnat atau disebut juga shalat tathawwu ialah shalat embel-embel diluar shalat fardhu. Fungsinya ialah untuk menambah/ melengkapi kekurangan-kekurangan yang tidak disengaja yang mungkin terjadi dalam shalat fardhu.
c. Shalat Sunnat Dibagi menjadi 2 macam
1. Shalat sunnat yang disunnatkan berjamaah seluruhnya berbatas sunat muakkad.
a Shalat hari raya (idul fitri dan idul adha)
b Shalat tarawih pada tiap malam bulan ramadhan.
c Shalat istiqa’
d Shalat kusuf
e Shalat khusuf 
2. Shalat sunnat yang tida disunnatkan berjamaah status sunnatnya ada 2:
a Sunnat muakkad
1. Shalat sunnat rawatib muakkad
2. Shalat tahajud
b Sunnat biasa.
d.


c
1.2
DAFTAR ISI 

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  IBADAH 
1.1 THAHARAH 
Ruang Lingkup Thaharah 
1. Arti dan Kedudukan Thaharah 
2. Alat Thaharah 
3. Hadas dan Najis 
4. Larangan Karena Hadas 
5. Adab Buang Air 
6. Mandi 
7. Wuduk 
8. Mengusap Sepatu 

1.2 Shalat 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel