Pengembangan Materi Pengajar Dalam Teori Pembelajaran


PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


MAKALAH
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Desain Pesan Pembelajaran

Dosen Pengampu
Prof. Dr. Mujiyono Murbojono, M.Pd



Kelompok XXXI

SUPARMIN (A2E009004)
DESY PUJIASTUTI (A2E009018)



PROGRAM MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI
2010




PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A.    Pendahuluan
Salah satu problem penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yakni menentukan atau menentukan materi bimbing atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi materi bimbing hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Menjadi kiprah guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi materi bimbing yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan materi bimbing juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang dimaksud yakni bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa.
Bahan bimbing atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan bimbing merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan materi bimbing yang telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam memberikan suatu materi pembelajaran sehingga proses berguru mengajar akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada alhasil hasil berguru maupun kegiatan penerima didik diharapkan juga meningkat.
Berbagai aspek wacana materi ajar, menyerupai cara penulisan dan penyusunan materi ajar, komponen utama materi ajar, dan penggunaan gambaran yang efektif merupakan  pokok-pokok bahasan utama makalah ini.

B.    Hakekat Bahan Ajar
Bahan bimbing mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi penerima didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran berguru penerima didik sehingga menyediakan bimbingan bagi penerima didik untuk mempelajari materi tersebut, menawarkan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada penerima didik secara individual (learner oriented). Biasanya, materi bimbing bersifat mandiri, artinya sanggup dipelajari oleh penerima didik secara berdikari lantaran sistematis dan lengkap (Panen dan Purwanto; 2004).
Menurut Gafur (2004) materi bimbing yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan bimbing tersebut berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada siswa. Bahan bimbing merupakan salah satu penggalan dari sumber berguru yang sanggup diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniati secara khusus maupun bersifat umum yang sanggup dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Mulyasa 2006). Dengan kata lain materi bimbing yakni segala bentuk materi yang dipakai untuk membantu guru/instruktur dalam melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa materi tertulis maupun materi tidak tertulis.
Menurut Mulyasa (2006) menjelaskan materi bimbing atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Bahan bimbing mempunyai fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang sanggup membantu guru dan siswa dalam kegiatan  pembelajaran, sehingga guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, materi bimbing sanggup menggantikan sebagian kiprah guru dan  mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, lantaran sebagian waktunya sanggup dicurahkan untuk membimbing berguru siswa. Dampak positifnya bagi siswa, sanggup mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan berguru mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip berguru sepanjang hayat (life long education).
Menurut Panen dan Purwanto (2004) materi bimbing berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara materi bimbing dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang dipakai dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan menurut bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang buku teks dipergunakan untuk berguru mandiri, lantaran memang tidak dirancang untuk itu. Dengan demkian, penggunaan buku teks memerlukan dosen atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang memberikan isi buku tersebut bagi penerima didik.
Bahan bimbing yang baik dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru sanggup menulis sendiri materi bimbing yang ingin dipakai dalam kegiatan berguru mengajar (KBM). Namun, guru juga sanggup memanfaatkan buku teks atau materi dan informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga sanggup menjadi materi ajar. Bahan bimbing biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa dan guru. Pedoman mempunyai kegunaan untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan materi ajar.

C.    Jenis Bahan Ajar
Menurut Mulyasa (2006) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk materi bimbing atau materi pembelajaran antara lain:
1.    Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand out, leaflet, wallchart,
2.    Audio Visual seperti; video/ film,VCD
3.    Audio seperti; radio, kaset, CD audio, PH
4.    Visual; foto, gambar, model/ maket
5.    Multi Media; CD interaktif, computer Based, Internet
Komponen utama materi bimbing yakni : 1) tinjauan materi; 2) pendahuluan setiap bab; 3) penyajian setiap bab; 4) epilog setiap bab; 5) daftar pustaka, dan 6) senarai. Setiap komponen mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain. Susunan komponen-komponen dan sub-sub komponen materi bimbing sama dengan strategi  pembelajaran yang lazim dipakai guru dalan kegiatan pembelajaran. Selain itu, materi bimbing biasanya dilengkapi dengan banyak sekali macam ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam materi ajar, lantaran sanggup memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau inspirasi yang disampaikan dalam materi ajar. Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat, sanggup membuat materi bimbing menarik untuk dipelajari.
Disamping komponen-komponen materi bimbing dan ilustrasi, materi bimbing yang baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang memakai ekspresi tulis yang efektif. Ekspresi tulis yang baik akan sanggup mengkomunikasikan pesan, gagasan, ide, atau konsep yang disampaikan dalam materi bimbing kepada pembaca/pemakai dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga sanggup menghindarkan salah tafsir atau pemahaman.
Yang biasa terjadi dalam pembelajaran yakni guru menyajikan materi kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa memahami materi yang disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara sumber. Namun dalam periode kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif atau pembelajaran berpusat pada siswa, kiprah guru lebih ditekankan sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator lebih penting dari pada sebagai nara sumber. 
Peran guru membantu dan mengarahkan pembelajaran, dengan cara sebagai berikut : 1) Membangkitkan minat belajar; 2) Menjelaskan tujuan; 3) Menyajikan materi dengan struktur yang baik; 4) Memberi kesempatan siswa berlatih dan memberi balikan; 5) Memperhatikan dan menjelaskan hal-hal yang sukar atau tidak dipahami; dan 6) membuat komunikasi dua arah
Beberapa permasalahan yang dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran bermutu, kurang sanggup dipenuhi karena  problem ekonomi, kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan sasaran pencapaian kurikulum. Dengan demikian dalam pembelajaran sebagian besar waktunya habis untuk menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif mempersiapkan.  Kesempatan siswa berlatih atau menuntaskan kiprah berdikari sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan balik.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menyusun materi ajar. Bahan bimbing yang disusun menurut prinsip-prinsip instruksional yang baik akan sanggup membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian materi  dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa, membantu dalam menuntaskan sasaran kurikulum dan mencapai tujuan pembelajaran.

D.    Sistematika Penyusunan Bahan Ajar 
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan materi bimbing atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran mencakup prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan (Anonim 2006).
1.    Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, kalau kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau materi hafalan.
2.    Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka materi bimbing yang harus diajarkan juga harus mencakup empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yakni pengoperasian bilangan yang mencakup penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus mencakup teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3.    Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi dihentikan terlalu sedikit, dan dihentikan terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, kalau terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Bahan bimbing disusun menurut tujuan atau sasaran instruksional yang hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan Program Pembelajaran. Proses menyusun materi ajar, mencakup langkah-langkah sbb : 1) Perumusan tujuan instruksional atau standar kompetensi; 2) Melakukan analisis instruksional/kurikulum; 3) Menentukan sikap awal siswa atau indikator kompetensi; 4) Merumuskan kompetensi dasar; 5) Menyusun rencana kegiatan; 6) Menyusun silabus; 7) Menulis/ menyusun materi ajar; 8) Evaluasi materi bimbing dan perbaikan; dan 8) Digunakan
Menurut Panen dan Purwanto (2004), penyusunan materi bimbing sanggup dilakukan melalui bermacam-macam cara, dari yang termurah hingga yang termahal, dari yang paling sederhana hingga yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang sanggup ditempuh dalam menyusun materi ajar, yaitu:
1.    Menulis sendiri (Starting From Scratch)
Bahan bimbing sanggup ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru sanggup berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis materi bimbing secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak.  Penulisan juga  sanggup dilakukan bersama pakar, yang mempunyai keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk sanggup menulis sendiri materi ajar, diharapkan kemampuan menulis sesuai dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan materi bimbing selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, mencakup kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam  menulis materi bimbing didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencana atau jadwal pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
2.    Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)
Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis materi bimbing sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk materi bimbing yang memenuhi karakteristik materi bimbing yang baik, dan sanggup dipergunakan oleh guru dan penerima didik dalam proses instruksional. Bahan atau informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan menurut kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi materi bimbing (digubah), juga diberi embel-embel kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik semoga mereka sanggup mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari pengarang buku aslinya.
3.    Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)
Selain menulis sendiri materi bimbing juga sanggup dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut pengembangan materi bimbing melalui penataan informasi (kompilasi).
Proses penataan informasi hampir menyerupai dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks, materi audiovisual, dan informasi lain yang sudah ada di pasaran. Makara buku teks, materi audiovisual dan informasi lain tersebut dipakai secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman berguru untuk penerima didik wacana cara memakai materi tersebut, latihan-latihan dan kiprah yang perlu dilakukan, umpan balik untuk penerima didik dan dari penerima didik.

Disamping itu materi dilengkapi dengan pedoman berguru untuk siswa, yang berisi : petunjuk penggunaan materi, latihan-latihan, dan kiprah yang perlu dilakukan siswa, umpan balik. Materi embel-embel berupa pedoman berguru untuk siswa perlu disusun oleh guru berdasarkan  tujuan/standar kompetensi, indikator kompetensi, dan silabus. Penataan berurutan menurut standar kompetensi dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun rapi, guru memberi halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan Pembelajaran (kompetensi), pokok bahasan dan diskripsi singkat, materi bacaan yang dikompilasi, tugas, dan lain-lain yang perlu diketahui siswa. Prosedur kompilasi:
1.    Kumpulkan seluruh materi yang akan dijadikan acuan, menyerupai yang tercantum dalam GBPP atau silabus.
2.    Tentukan bagian-bagian buku atau sumber yang sesuai GBPP atau silabus
3.    Fotocopy seluruh penggalan sumber yang dipakai per pokok bahasan
4.    Pilah-pilahlah menurut urutan pokok bahasan
5.    Buatlah halaman penyekat untuk masing-masing pokok bahasan
6.    Jilidlah dengan rapi

Modul merupakan alat atau sarana  pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Adapun tujuan penulisan modul yakni :
1.    Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan semoga tidak terlalu bersifat  verbal.
2.    Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau penerima diklat maupun guru/instruktur.
3.    Dapat dipakai secara tepat dan bervariasi, menyerupai :
a.    Meningkatkan motivasi dan gairah berguru bagi siswa atau penerima diklat;
b.    Mengembangkan kemampuan penerima didik dalam berinteraksi eksklusif dengan lingkungan dan sumber berguru lainnya,
c.    memungkinkan siswa atau penerima diklat berguru berdikari sesuai kemampuan dan minatnya.
d.    Memungkinkan siswa atau penerima diklat sanggup mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

E.    Penggunaan Ilustrasi dalam Bahan Ajar
Ilustrasi yakni alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah (text) di dalam buku. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas gagasan penulis. Beberapa buku bahkan memakai gambaran sebagai penggalan utama, dan naskahnya sebagai pendukung. Selain itu gambaran juga menyajikan sejumlah informasi dengan serempak dalam satu ruang.
Ilustrasi yang dipakai dalam materi bimbing sanggup berupa : daftar tabel, diagram, grafik, gambar, dan simbol. Adapun tujuan gambaran tersebut yakni :
1.    Memperjelas informasi yang diberikan
2.    Memberikan variasi dan menarik
3.    Membantu mengingat gagasan yang disampaikan
4.    Mengurangi narasi/tulisan, menghemat tempat

Langkah-langkah dalam pembuatan Ilustrasi, antara lain :
1.    Identifikasi
a)    Bagian materi bimbing yang perlu ilustrasi
b)    Jenis gambaran yang dibutuhkan
c)    Letak ilustrasi
d)    Ukuran ilustrasi
2.    Desain
a)    Membuat gambaran sesuai dengan isi pesan
b)    Memilih gambaran dari sumber yang ada
c)    Modifikasi
d)    Tata letak
3.    Editing
a)    Menilai ketepatan dengan isi pesan
b)    Revisi kesalahan

F.    Kesimpulan
Berdasarkan klarifikasi makalah tersebut, sanggup disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.    Bahan bimbing atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
2.    Komponen utama materi bimbing yakni : 1) tinjauan materi; 2) pendahuluan setiap bab; 3) penyajian setiap bab; 4) epilog setiap bab; 5) daftar pustaka, dan 6) senarai
3.    Bahan bimbing sanggup berupa : Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand out, leaflet, wallchart; Audio Visual seperti; video/ film,VCD; Audio seperti; radio, kaset, CD audio, PH; Visual; foto, gambar, model/ maket; Multi Media; CD interaktif, computer Based, Internet
4.    Ilustrasi yakni alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah (text) di dalam materi ajar. Ilustrasi pada prinsipnya untuk memperjelas gagasan penulis. Beberapa buku bahkan memakai gambaran sebagai penggalan utama, dan naskahnya sebagai pendukung


Daftar Pustaka

Anonim. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material. Jakarta: Depdiknas
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tri widodo A. 1993. Tingkat Keterbacaan Teks. Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks Ilmu Kimia Kelas 1 SMA. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta.
Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud

Contoh Bahan Ajar

Contoh  Daftar Isi Modul :
1.    Bagian sampul: Judul, Modul ke ...., Penulis, dan nama sekolah
2.    Kata Pengantar
3.    Daftar Isi
4.    Tinjauan Mata Pelajaran:
a.    Deskripsi Mata pelajaran
b.     Manfaat Mata Pelajaran
c.    Tujuan/Standar Kompetensi
d.    Susunan Bahan Ajar: berisi penggalan atau sub penggalan yang akan dipelajari
5.    Petunjuk Belajar: berisi cara mempelajari materi ajar
6.    Bab (Modul) I, Bab II, Bab III, dan seterusnya. Setiap Sub Bab (Kegiatan) diakhiri dengan Latihan dan Rangkuman. Setiap Bab (Modul) diakhiri dengan Penutup, berisi: Tes Formatif,  Umpan Balik, Tindak Lanjut, Kunci Jawaban, Daftar Pustaka, dan Senarai (istilah atau kata-kata sukar)
7.    Daftar Pustaka/Rujukan: berisi buku atau sumber rujukan
8.    Senarai: berisi klarifikasi istilah atau kata-kata, sukar kalau ada

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel