Sistem Koloid Didalam Lingkungan
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I :
AGUNAWAN ANDIRANA DZUL ANDIka
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PASURUAN
TAHUN AJARAN 2007 / 2008
KELOMPOK I :
AGUNAWAN ANDIRANA DZUL ANDIka
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PASURUAN
TAHUN AJARAN 2007 / 2008
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT alasannya yakni atas berkah, rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini sanggup tamat sebagaimana yang kami harapkan.
Dalam penyusunan makalah kali ini, kami ditugasi untuk memaparkan ihwal pengertian sistem koloid, jenis koloid, serta koloid dalam industri.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami menghaturkan rasa terima kasih kepada Bapak guru yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada guru mata pelajaran Kimia. Semoga malakah yang telah kami susun ini sanggup bermanfaat bagi kami dan bagi para pembaca dan pelajar yang sedang menuntut ilmu.
Pasuruan, 21 April 2008
Kelompok I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………... 1
KATA PENGANTAR………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………... 3
PENGERTIAN SISTEM KOLOID…………….......... 4
JENIS KOLOID…………………………………......... 7
KOLOID DALAM INDUSTRI………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………. 9
PENGERTIAN SISTEM KOLOID
Pada tahun 1861, Thomas Graham, spesialis kimia bangsa Inggris melaksanakan percobaan untuk menguji perbedaan kemampuan aliran zat terlarut dengan memakai kantong perkamen, air, kristal gula, lem perekat, dan tepung kanji. Mula – mula gula, lem perekat, dan tepung kanji masing – masing dilarutkan ke dalam air. Kemudian larutannya dimasukkan ke dalam kantong perkamen, ditutup rapat dan direndam dalam air.
Dari percobaan tersebut ternyata molekul gula mempunyai kemampuan untuk merembes keluar menembus pori – pori perkamen sehingga keluar dari kantong. Akan tetapi partikel kanji tidak sanggup keluar dari kantong. Zat lain yang dicobakan oleh Thomas Graham yakni zat perekat dengan percobaan yang sama. Ternyata zat perekat tersebut sifatnya sama dengan sifat kanji, yaitu tidak bisa menembus membran perkamen.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Graham memperlihatkan gagasan sebagai berikut.
1. Molekul gula sanggup lolos dari membran perkamen, sedangkan kanji dan perekat tidak sanggup lolos dari membran perkamen. Hal ini dimungkinkan alasannya yakni ada perbedaan diameter molekul antara molekul kanji dengan molekul gula. Molekul kanji mempunyai diameter lebih besar dari diameter molekul gula.
2. Larutan gula yang berasal dari kristal gula dan semacamnya disebut larutan yang berdifusi cepat atau kristaloid, sedangkan zat perekat, kanji, dan susu, atau semacamnya yang bersifat lekat dan kental disebut koloid.
Pada perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi koloid dan kristaloid tidak sanggup dipertahankan alasannya yakni banyak koloid sanggup dikristalkan dan kristaloid sanggup dibentuk koloid.
Pada tahun 1907, Ostwald mengemukakan istilah system terdispersi dan medium pendispersi. System koloid terdiri dari fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang dipakai untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi yakni zat terlarut sedangkan medium pendispersi yakni zat pelarut. Pada teladan adonan susu dan air, fase terdispersi yakni partikel susu dan medium pendispersinya yakni air.
Seorang kimiawan Jerman berjulukan Richard Zsigmondy, pada tahun 1912 mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel – partikel terlarut termasuk partikel koloid. Dari pengamatannya tersebut ternyata partikel koloid mempunyai diameter molekul 10 cm - 10 cm. Mengapa harus memakai mikroskop ultra? Karena hanya partikel yang ukuran diameternya lebih besar dari 10 cm yang sanggup dilihat dengan mikroskop biasa.
No. Larutan Koloid Suspensi
1. Ukuran partikel < 10cm Ukuran partikel antara Ukuran partikel >10cm
10 - 10cm
2. Homogen Antara homogen dan Heterogen
heterogen
3. Satu fase Dua fase Dua fase
4. Jernih Keruh Keruh
5. Tidak memisah kalau Tidak memisah kalau Memisah kalau didiamkan
didiamkan didiamkan
6. Tidak sanggup disaring Tidak sanggup disaring Dapat disaring dengan
dengan saringan biasa dengan saringan biasa saringan biasa
7. Tidak sanggup disaring Dapat disaring dengan Dapat disaring dengan
dgn membran perkamen membran perkamen membran perkamen
8. Berbentuk ion, molekul Molekul besar, partikel Partikel besar
kecil
Tabel 7. 1 Perbedaan antara Larutan, Koloid, dan Suspensi
Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering menemukan zat yang tergolong larutan, koloid, dan suspensi.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam dapur, larutan cuka, larutan alcohol, dan udara.
Contoh koloid : susu, santan, busa sabun, salad krim, margarine, lateks dan asap.
Contoh suspensi : air sungai yang keruh, tanah liat dengan air, pasir dengan air, dan air kapur.
JENIS KOLOID
Seperti yang sudah diketahui bahwa wujud ( fase ) benda terdiri dari padat, cair dan gas. Tiap wujud tersebut sanggup menjadi medium pendispersi ataupun fase terdispersi, kecuali untuk gas. Gas sebagai fase perdispensi pada medium pendispersi tidak membentuk koloid. Gas dengan gas merupakan adonan yang homogen. Berdasarkan hal tersebut, sistem koloid sanggup dibagi menjadi beberapa jenis, ibarat yang tercantum dalam table 7.2.
No. Fase Medium Fase Nama Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
1. Gas Cair Cair Busa / buih Busa sabun
2. Gas Padat Padat Busa padat Karet busa
3. Cair Gas Gas Aerosol cair Embun
4. Cair Cair Cair Emulsi Susu
5. Cair Padat Padat Emulsi padat Mentega
6. Padat Gas Gas Aerosol padat Asap
7. Padat Cair Cair Sol Cat
8. Padat Padat Padat Sol padat Paduanlogam
Table 7.2 Beberapa Jenis Dispersi Koloid
a. Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat.
b. Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat, disebut sol padat.
c. Busa : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersiya berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut busa padat.
d. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya berwujud gas, sedangkan fase terdispersinya berupa zat cair atau zat padat.
KOLOID DALAM INDUSTRI
Dalam kenyataan, telah banyak produk industri yang diharapkan dalam kehidupan kini ini berupa koloid, baik sebagai materi makanan, materi bangunan, maupun produk – produk lain. Contoh sistem koloid yang berupa materi makanan, yaitu susu, mayonaise, margarine, cream salad, dan jelly. Dalam industri bangunan contohnya cat tembok, cat kayu, cat besi, lem besi, lem kaca, lem kayu dan lem plastik. Dalam industri farmasi, contohnya kapsul dari gelatin dan emulsi obat – obatan yang distabilisasi dengan protein.
Mengapa sistem koloid dipakai dalam produk industri? Salah satu ciri khas koloid, yaitu partikel padat dari suatu zat sanggup tersuspensi dalam zat lain, terutama dalam bentuk cairan. Hal ini merupakan dasar dari banyak sekali hasil industri yang dibutuhkan manusia.
Penggunaan koloid juga sanggup menghasilkan adonan hasil industri tanpa saling melarutkan secara homogen. Disamping itu juga bersifat stabil, sehingga sanggup dipakai dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang sanggup menstabilkan hasil industri ini dinamakan koloid pelindung. Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya gelatin dalam es krim mengakibatkan es krim tidak cepat meleleh.
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih Sri Rahayu, Ratih, Kuswati Tine Maria. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA.
Jakarta : Bumi Aksara.