Makalah Sejarah Bahasa Indonesia

MAKALAH
Disusun dalam rangka mengembangan profesi keguruan



Oleh
Entin Hamiatin, S.Ag.
NIP. 150 345 155




MTs. NURUL HUDA CIMANGGU CINGAMBUL - MAJALENGKA
2008


Bahasa Indonesia telah menjadi cuilan panjang dari sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Sejak ditetapkan menjadi bahasa persatuan dan bahasa resmi negara pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia mempunyai peranan yang besar terhadap bangsa Indonesia, baik di masa penjajahan, masa kemerdekaan, maupun masa sekarang. Bahasa Indonesia bisa menyatukan bangsa Indonesia dan menciptakan bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya.
Peran bahasa Indonesia amat besar di zaman penjajahan. Bahasa Indonesia lah yang bisa mempersatukan seluruh kawasan di Indonesia sehingga timbul kedasaran nasional yang menciptakan bangsa Indonesia bisa mengusir penjajah dan merdeka. Semangat nasionalisme yang tinggi pada dikala itu menciptakan perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat lantaran semua orang ingin memperlihatkan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Pada awalnya banyak pihak mewaspadai akan kemampuan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Keraguan ini telah muncul semenjak tahun 1930. Pada dikala itu muncul aneka macam polemik apakah bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa dalam pergaulan dan digunakan dalam aneka macam bidang ilmu. Namun semangat rakyat akan harapan untuk bersatu dan merdeka menciptakan banyak istilah ilmu pengetahuan lahir.
Hal ini terungkap dalam Kongres Bahasa Indonesia pada tahun 1938 di Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga melahirkan aneka macam istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari pertemuan tersebut.
Ketika penjajah Jepang tiba ke nusantara, kedudukan bahasa Indonesia dalam mempersatukan bangsa Indonesia semakin besar lengan berkuasa sehingga penjajah Jepang bisa diusir dari Indonesia dan balasannya Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tahun 1953, Kamus Bahasa Indonesia muncul untuk pertama kalinya yang disusun oleh Poerwodarminta.
Di kamus tersebut tercatat jumlah lema (kata) dalam bahasa Indonesia mencapai 23.000 kata. Pada tahun 1976, Pusat Bahasa menerbitkan Kamus Bahasa Indonesia, dan terdapat penambahan 1.000 kata baru. Artinya, dalam waktu 23 tahun hanya terdapat 1.000 penambahan kata baru. Namun, selain mengalami penambahan kata, ejaan bahasa Indonesia terus disempurnakan dan pada tahun 1972 terjadi penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia yang pertama. Bahasa Indonesia terus berkembang.
Pada tahun 1988, terjadi loncatan yang luar bisa dalam Bahasa Indonesia. Dari 23.000 kata, telah bermetamorfosis 62.000 pada tahun 1988. Selain itu, sesudah bekerja sama dengan Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, berhasil dibentuk 340.000 istilah gres di aneka macam bidang ilmu. Malahan hingga hari ini, Pusat Bahasa berhasil menambah kira-kira 250.000 kata baru.
Dengan demikian, sudah ada 590.000 kata di aneka macam bidang ilmu.
Sementara kata umum telah berjumlah 78.000. Dalam perkembangan Bahasa Indonesia, pernah terjadi suatu tragedi menarik. Pada tahun 1980-an ketika terjadi peledakan ekonomi secara luar biasa, dikala produk gila berupa properti masuk ke perkantoran dan sentra perbelanjaan, banyak istilah gila masuk ke Indonesia.
Istilah gila marak digunakan sehingga pemerintah menjadi khawatir. Pada tahun 1995 terjadi pencanangan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Nama-nama gedung, perumahan dan sentra perbelanjaan yang berbau gila diganti dengan nama yang berbahasa Indonesia.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Bahasa Indonesia kembali mendapat tantangan yang berat. Angin reformasi yang muncul semenjak tahun 1998 justru membawa perubahan jelek bagi bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gila kembali marak dan bahasa Indonesia sempat terpinggirkan. Malahan dengan alasan globalisasi, percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa gila justru semakin marak.
Kata-kata ibarat “new arrival”, “sale”, “best buy”, “discount”, terpampang dengan terang di aneka macam toko dan sentra perbelanjaan. Media pun ikut mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang salah. Malahan tak sedikit media yang menawarkan judul jadwal dengan kata-kata dalam bahasa asing. Selain itu dikalangan pelajar dan sampaumur sendiri lahir sebuah bahasa gres yang merupakan pencampuran antara bahasa asing, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Bahasa tersebut biasa disebut dengan bahasa gaul.
Saat ini penggunaan bahasa Indonesia baik oleh masyarakat umum, maupun pelajar mengalami maju-mundur. Perkembangan teknologi dikala ini menciptakan penyebaran bahasa Indonesia hingga ke pelosok kawasan semakin gampang dan berkembang pesat. Bahasa Indonesia semakin dikenal masyarakat. Jika pada awalnya masyarakat Indonesia yang terdiri dari multisuku, multietnis, multiras, dan multiagama susah bergaul antara sesama lantaran terdapat perbedaan bahasa, kini dengan adanya bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, semua elemen bangsa sanggup berkomunikasi dengan yang lainnya. Ini merupakan salah satu bentuk kemajuan dalam bahasa Indonesia.
Selain mengalami kemajuan, bahasa Indonesia juga mempunyai kemunduran. Akibat efek globalisasi dan efek besar dari negara - negara besar ibarat Amerika Serikat, bahasa Indonesia menjadi terpinggirkan. Bahkan dari kalangan masyarakat dan pelajar di Indonesia sendiri. Banyak yang menganggap sepele bahasa Indonesia dan lebih mementingkan bahasa lain ibarat bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Arab, bahasa Perancis, bahasa Jerman, bahasa Mandarin dan bahasa lainnya.
Pelajar dan para cowok juga menganggap sepele bahasa Indonesia. Kebanyakan dari mereka mengganggap bahasa Indonesia terlalu kaku, tidak bebas dan terasa kurang akrab. Mereka lebih menyukai bahasa gres yang dikenal dengan bahasa gaul yang merupakan gabungan dari bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa Indonesia.
Keadaan ini berbalik 180 derajat dari keadaan 78 tahun yang lalu, di dikala para pelajar dan cowok dengan semangat cinta tanah air memutuskan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bukan bahasa lainnya ibarat Bahasa Belanda ataupun bahasa daerah. Alhasil, jawaban pelajar menganggap sepele pelajaran bahasa Indonesia, banyak dari pelajar itu sendiri mendapat nilai yang rendah dalam pelajaran bahasa Indonesia. Parahnya lagi, sebagian penyebab banyaknya pelajar yang tidak lulus Ujian Nasional yaitu lantaran mengganggap sepele pelajaran bahasa Indonesia.
Banyak faktor yang mengakibatkan masyarakat Indonesia itu menganggap remeh pelajaran bahasa Indonesia. Pertama, lantaran masyarakat Indonesia merasa tidak perlu lagi mencar ilmu bahasa Indonesia lantaran mereka sudah berbangsa dan bisa berbahasa Indonesia seadanya. Padahal sebetulnya belum tentu mereka bisa dan bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kedua, lantaran adanya kemunduran dan kemerosotan ekonomi Indonesia semenjak beberapa tahun terakhir sehingga timbul rasa aib berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat Indonesia dalam pergaulan internasional. Ketiga, sebagai jawaban adanya globalisasi yang menciptakan timbulnya efek terhadap penggunaan bahasa Indonesia dikalangan masyarakat Indonesia.
Lalu bagaimana keadaan bahasa Indonesia di masa mendatang? Semakin parahnya penggunaan bahasa Indonesia dikala ini menciptakan masa depan bahasa Indonesia tidak jelas. Untuk itu perlu dibentuk sebuah peraturan khusus yang mengatur duduk kasus penggunaan bahasa. Peraturan itu akan menciptakan bahasa Indonesia terpelihara dari segi pemakaian. Namun jangan dibayangkan peraturan itu akan menangkap orang yang tidak bicara dengan benar, tetapi lebih luas. Misalnya dalam jadwal kenegaraan diatur harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemudian dalam penggunaan di ruang publik, ibarat televisi dan media masa, harus memakai bahasa Indonesia. Dengan sendirinya bahasa Indonesia sanggup lebih membudaya di kalangan masyarakat Indonesia itu sendiri di masa mendatang.
Selain itu, untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perkembangan kehidupan sosial dan budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan berbangsa dalam masa globalisasi, dan teknologi informasi masa kini serta masa yang akan datang, bahasa Indonesia perlu ditingkatkan mutunya dan dikembangkan kemampuan daya ujarnya sehingga buku tata bahasa dan kamus serta aneka macam pedoman penggunaan bahasa menjadi hebat untuk lebih memberdayakan sumber daya insan Indonesia.
Di samping itu, sesuai dengan tuntutan reformasi, penutur bahasa Indonesia, para pejabat, dan tokoh panutan masyarakar perlu dibina sedemikian rupa sehingga sikap bahasanya lebih baik, benar, demokratis, dan lugas sehingga sanggup ditiru dan diteladani oleh masyarakat. Apabila bisa, perlu juga diberi penghargaan terhadap para tokoh yang memakai bahasa Indonesia dengan baik dan benar ibarat yang dilakukan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional bersama tujuh organisasi media massa pada tahun 2003 yang lalu. Pada dikala itu tokoh yang dianggap berbahasa dengan baik ibarat Yusril Ihza Mahendra, Eep Saefulloh Fatah, Nurcholish Madjid, Pradjoto, Richard Gozney, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dikala itu menjabat Menko Polkam diberi penghargaan dikarenakan telah menawarkan teladan dalam berbahasa Indonesia yang baik kepada masyarakat.
Kesadaran berbahasa merupakan modal penting dan harus tumbuh dalam setiap pribadi masyarakat dalam mewujudkan sikan berbahasa yang kasatmata yang selanjutnya akan memperkukuh fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang jati diri bangsa. Penggunaan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa negara, perlu pula dibina lebih lanjut untuk menghadapi tantangan makin meluasnya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris di Indonesia dan di dalam pergaulan internasional. Di samping itu, training penutur bahasa Indonesia hendaknya diarahkan sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia sanggup berfungsi sebagai sarana untuk memanifestasikan nilai - nilai luhur budaya bangsa.
Di dalam bidang pendidikan pemerintah juga harus memperhatikan kepentingan bahasa Indonesia dengan baik untuk pendidikan. Kurikulum yang dibentuk pemerintah hendaknya sanggup mementingkan bahasa Indonesia dalam pendidikan sehingga pelajar tidak lagi menganggap remeh bahasa Indonesia. Apabila perlu kita sanggup mencontoh negara lain ibarat Perancis yang mempunyai sebuah peraturan untuk melindungi bahasanya biar tetap digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Apabila di masa depannya bahasa Indonesia mendapat posisi penting di mata dunia, maka mustahil jikalau bahasa Indonesia yang bersaudara dengan bahasa Melayu menjadi salah satu bahasa resmi dunia. Untuk itu pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur gila perlu dikembangkan secara bersiklus dan terarah sehingga bahasa dan budaya Indonesia lebih dikenal di pentas dunia internasional.
Salah satu upaya yang perlu segera di laksanakan untuk mencapai tujuan tersebut ialah jadwal penerjemahan dan pengenalan Bahasa Indonesia dalam skala besar dan diimplementasikan dengan sungguh-sungguh, terutama dalam kaitannya dengan alih teknologi. Bangsa Indonesia harus besar hati terhadap bahasa Indonesia alasannya bahasa Indonesia merupakan bahasa keempat terbanyak digunakan sesudah bahasa Mandarin, Inggris, dan Spanyol. Bahasa Indonesia mempunyai keindahan yang tidak jauh kalahnya dengan bahasa - bahasa lainnya di dunia. Bahasa Indonesia mempunyai sejarah yang jauh lebih panjang daripada sejarah Republik Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia muncul lantaran tekad cowok yang besar lengan berkuasa dalam mempersatukan bangsa. Berbanggalah berbangsa dan berbahasa Indonesia.



REFERENSI

Republic Of Cesar. 2007. Banggalah Berbahasa Indonesia
KS, Yudiono. 2007. Format Baru Sejarah Sastra Indonesia.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel