Uji Coba Metode Kooperatif Learning Tipe Role Playing Pada Pembelajaran Apresiasi Drama Di Kelas Xii Sma Negeri 8 Kabupaten Tangerang Tahun Aliran 2010/2011
UJI COBA METODE KOOPERATIF LEARNING TIPE ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XII Sekolah Menengan Atas NEGERI 8 KABUPATEN TANGERANG TAHUN AJARAN 2010/2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sastra merupakan potongan dari pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra sanggup membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya mencakup empat masalah, yaitu : membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, menyebarkan cipta & rasa, & menunjang pembentukan budpekerti (Rahmanto, 2001:16).
Seiring berjalannya waktu perlu diketahui bahwa pembelajaran sastra di sekolah merupakan upaya yg penting dalam mengakrabkan, mengenalkan & mengkomunikasikan sastra & karya sastra kepada para siswa perihal sastra. Melalui acara pembelajaran sastra Indonesia di SMA, diharapkan siswa mempunyai wawasan perihal sastra, bisa mengapresiasikan sastra serta terlibat ke dalam aneka macam acara apresiasi di sekolah, di rumah & di masyarakat, misalnya mengadakan pergelaran / pementasan yg lebih khususnya pergelaran drama sehingga melalui acara itu siswa bisa tumbuh & berkembang dalam berapresiasi sastra secara mendalam.
Pengajaran sastra bertujuan supaya siswa mempunyai rasa peka terhadap karya sastra yg berharga sehingga merasa terdorong & tertarik untuk membacanya. Dalam hal ini siswa tidak hanya ditekankan untuk membaca namun perlu apresiasi yg lebih condong kepada tahap apresiasi & penilaian sebuah karya sastra.
Jika diperhatikan secara sekasama, kurikulum di Sekolah Menengah Atas khususnya materi sastra Indonesia, akan diketahui betapa pentingnya pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran sastra Indonesia tercantum tujuan-tujuan pengajaran sastra Indonesia. Hal ini menkamukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tidak sanggup terpisahkan dari acara pembelajaran sastra Indonesia.
Tujuan-tujuan yg harus dicapai dalam pembelajaran sastra sudah begitu jelas, namun masih banyak orang yg mempertanyakan hasilnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah jumlah & mutu buku-buku yg tersedia, & kualitas pengajaran yg tentunya berkaitan erat dengan metode / teknik yg digunakan guru kurang variatif dalam memberikan materi sastra.
Dalam rangka ikut memecahkan salah satu dilema yg dihadapi pengajaran sastra penulis mencoba mengadakan penelitian khususnya perihal metode pengajaran sastra dengan judul “Uji Coba Metode Role Playing pada Pembelajaran Apresiasi Drama di Kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis sanggup mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimanakah minat siswa dalam membaca karya sastra ?
2) Apakah siswa cukup sering membaca karya sastra ?
3) Apakah siswa sudah menguasai teori sastra ?
4) Apakah metode yg digunakan guru sudah variatif ?
5) Apakah penerapan metode role laying sanggup meningkatkan kemampuan apresiasi drama siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang?
6) Apakah bahan2 asuh yg digunakan guru cukup menarik ?
C. Batasan Masalah
Setiap permasalahan yg ditemukan niscaya sangat kompleks, namun dalam setiap setiap kasus perlu pembatasan yg harus diperhatikan supaya kasus yg akan dibahas tidak melenceng dari koridor yg sudah ada. Berdasarkan identifikasi kasus di atas, banyak faktor yg menentukan apresiasi drama siswa. Salah satu factor tersebut ialah penggunaan metode pembelajaran yg sempurna oleh guru dalam pembelajaran apresiasi drama. Akan tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada metode Kooperatif Learning tipe Role Playing yg akan digunakan dalam pembelajaran apresiasi drama. Unit analisis penelitian ini ialah siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang.
D. Perumusan Masalah
Penelitian sanggup dilaksankan dengan sebaik-baiknya & harus dirumuskan dengan terperinci yakni dari mana harus dimulai, kemana harus pergi & dengan apa penelitian sanggup berjalan dengan lancer (Arikunto, 2002 :22)
Adapun rumusan kasus sebagai berikut :
1) Bagaimanakah kemampuan apresiasi drama siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang ?
2) Bagaimana penerapan metode kooperatif tipe Role Playing pada pembelajaran apresiasi drama siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang ?
3) Apakah terdapat efek penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Role Playing dalam pembelajaran apresiasi drama di kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang ?
E. Tujuan Penelitian
Setiap melaksanakan sesuatu niscaya terdapat tujuan yg hendak dicapai. Tujuan merupakan keberhasilan yg akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan merupakan rumusan kalimat yg memperlihatkan a&ya suatu hal yg diperoleh dalam setiap penelitian. Adapun tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut :
1) Mengetahui kemampuan apresiasi drama siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang.
2) Mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif Role Playing dalam pembelajaran apresiasi drama siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang.
3) Mengetahui apakah terdapat efek penerapan metode kooperatif Role Playing dalam pembelajaran apresiasi drama di kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
- Bagi penulis, penelitian ini mempunyai kegunaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan sastra Indonesia, khususnya untuk pengembangan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah.
- Bagi lembaga, penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai bahan2 bagi para mahasiswa dalam mencari resensi perihal apresiasi sastra terutama drama.
- Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini mempunyai kegunaan untuk bahan2 resensi dalam buat suatu karya goresan pena yg bertajuk sastra & bergenre drama.
G. Hipotesis
Berdasarkan batasan & rumusan kasus diatas, maka hipotesis yg penulis olok-olokan dalam penelitian ini ialah : ”Uji Coba Metode Role Playing dalam pembelajaran apresiasi drama di kelas XII Sekolah Menengan Atas 8 Kab. Tangerang dapt memperlihatkan hasil yag baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Apresiasi
Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yg berarti “mengindahkan” / “menghargai”. Menurut Gove (Aminuddin, 2003:34) istilah apresiasi mengandung makna : 1) pengenalan melalui perasaan kepekaan batin, 2) pemahaman & legalisasi terhadap nilai-nilai keindahan yg diungkapkan pengarang.
Rusyana (1984:321) menyatakan bahwa apresiasi ialah sebagai pengenalan nilai pada bi&g nilai-nilai yg lebih tinggi. Apresiasi itu merupakan balasan seseorang yg sudah matang & sudah berkembang ke arah yg lebih tinggi, sehingga ia siap untuk melihat & mengenal nilai dengan tepat, & menjawabnya dengan hangat & simpatik. Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa cakupan apresiasi itu sangat luas, mencakup aneka macam aspek dari kehidupan manusia, & apresiasi sastra merupakan satu dari cakupan apresiasi secara keseluruhan.
Zai& (2000:35) memperlihatkan batasan pengertian apresiasi sastra ialah penghargaan atas karya sastra sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, & penikmatan yg didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yg bterkandung dalam karya sastra itu. Sementara berdasarkan Sumardjo & Sami KM (1997:176) tujuan umum pengajaran apresiasi sastra ilah tumbuhnya kemampuan siswa dalam mengalami langkah demi langkah apresiasi dengan masuk akal & lancar.
Dari pengertian yg dikemukakan oleh para mahir diata kita bisa, mengetahui unsure-unsur penting dalam apresiasi drama, Rusyana lebih menekankan pada prestasi yg diperoleh seseorang dalam pemahaman & apresiasi terhadap sastra, se&gkan Zai& menekankan kepada jenis / bentuk penghargaan (apresiasi) yg berkaitan erat pada nilai-nilai yg terkandung dalam karya sastra sementara Sumardjo & Sami KM lebih menekankan pada proses, di mana langkah-langkah yg sempurna dalam memahami apresiasi karya sastra sehingga pengertian apresiasi sastra sanggup kita pahami merupakan suatu penghargaan / legalisasi terhadap nilai-nilai yg tumbuh & semakin berkembang.
Pan&gan lain dikemukakan oleh Natawidjaya (1982:2) bahwa apresiasi akan tumbuh dengan baik apabila sering melihat pertunjukkan sastra. Dari pan&gan berdasarkan Sumardjo bahwa tingkatan paresiasi mencakup tingkatan keterlibatan jiwa, tingkatan memahami & menghargai, & tingkatan dalam menemukan hu.bungan (relevansi) pengalaman yg didapat dari kehidupan nyata. Menurut Rusyana sesuatu itu dikehendaki sebagai perhitungan akalnya & benar-benar menghasratkan sesuatu.
Kesimpulan yg sanggup diambil dari pengertian apresiasi sastra diatas ialah acara menghargai, menghayati, menikmati & menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga sanggup memperlihatkan tanggapan & penilain terhadap karya sastra, & acara ini pada akibatnya akan menimbulkan kegairahan & rasa indah terhadap suatu karya sastra.
Drama Sebagai Karya Sastra
Menurut Wiyanto (2005: 126) drama ialah naskah karangan sastrawan. Naskah drama isinya kebanyakan berupa percakapan, yaitu percakapan antar pelaku. Sementara berdasarkan Semi (1988: 156) bahwa drama tidaklah menekankan pada pembicaraan perihal sesuatu, tetapi yg paling penting ialah memperlihatkan / mempertontonkan sesuatu melalui tiruan gerak. Dengan demikian drama ialah dongeng / tiruan sikap insan yg dipentaskan.
Lebih lanjut Nursantara (2007:46) mengemukakan bahwa seni teater / drama ialah bentuk seni pertunjukan yg berhu.bungan dengan kisah kehidupan manusia, baik eksklusif / tidak eksklusif berhadapan dengan penonton.
Berdasarkan pengertian-pengertian dari para mahir tersebut diatas kita bisa, melihat beberapa pengertian drama, diantaranya adakah :
1. Drama ialah Naskah (Wiyanto)
2. Drama ialah pertunjukan perihal insan (Nursantara)
3. Drama ialah dongeng / tiruan sikap insan yg dipentaskan (Semi)
Dari pendapat para mahir sanggup disimpulkan bahwa drama ialah sebuah genre sastra yg ditulis dalam sebuah naskah yg berbentuk dialog-dialog yg berhu.bungan dengan kisah kehidupan insan yg mempunyai tujuan untuk dipentaskan dalam suatu pertunjukan. Drama merupakan karya sastra dalam dua dimensi, lantaran sebagai genre sastra & sebagai seni lakon, seni tugas / seni pertunjukan. Sebagai sebuah karya yg mempunyai dua dimensi, maka pementasan harus dianggap sebagai penafsiran lain dari penafsiran yg telah ada sanggup ditarik dari suatu karya drama.
Struktur Drama sebagai Teks Sastra
Dalam penelitian ini penulis memfokuskan drama sebagai teks sastra, bukan pada pementasan . dalam hal ini siswa dituntut hanya mengapresiasi unsur-unsur yg terkandung dalam naskah drama. Adapun unsur-unsur intrinsik drama ialah sebagai berikut :
Tokoh Cerita / Karakter
Karakter ialah keseluruhan huruf jiwa / kepribadian seorang tokoh dalam drama (Nursantara, 2007: 51). Dalam hal penokohan / karakter, di dalamnya termasuk hal-hal yg berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik tokoh , keadaan sosial tokoh, serta huruf tokoh.
Dialog
Dialog ialah percakapan antar tokoh (yg bersamaan dalam suatu gerak / adegan) untuk merangkai jalanyya kisah. Dialog harus sanggup mendukung huruf tokoh, mengarahkan plot, & mengungkapkan hal-hal supaya tersirat pada penonton. Karena itu, obrolan harus dijiwai oleh pemeran & berkembang mengikuti suasana konflik.
Bahasa
Bahasa merupakan bahan2 dasar naskah / skenario, dalam wujud kata / kalimat. Maka, penulis naskah harus cermat menentukan & merangkaikannya supaya sanggup mengungkapkan pikiran & perasaan secara komunikatif & efektif. Menurut Nurgiantoro (2000 : 272) kalau kita ingin menyampaikan, mendialogkan sesuatu, sesuatu tersebut hanya sanggup dikomunikasikan lewat sasrana bahasa.
Latar & Ruang
Latar merupakan identitas permasalaha drama sebagai karya fiksionalitas yg secara samar diperlihatkan penokohan & alur. Latar & ruang didalam drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan permasalahan drama.
Plot / Alur Cerita
Plot / alur dongeng ialah rangkaian insiden yg satu sama lain dihubungkan dengan aturan sebab-akibat (Sumardjo & Saini KM, 1997 :139).
Tema & Amanat
Tema ialah inti permasalahan yg hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya. Oleh alasannya ialah itu, tema merupakan hasil konklusi dari aneka macam insiden yg terkait dengan penokohan & latar.
Amanat merupakan opini, kecenderungan, & visi pengarang
terhadap tema yg dikemukakannya. Amanat juga merupakan Kristalistik dari aneka macam peristiwa, sikap tokoh, latar, & ruang cerita.
Dorongan / Motivasi
Menurut Sumardjo & Saini KM (1997 : 148) motivasi ialah unsur yg menentukan baik terhadap perbuatan maupun terhadap percakapan (dialog) yg diucapkan oleh tokoh cerita. Oleh lantaran itu , untuk memahami, menghayati, & menikmati karya sastra drama, seyogianya berusaha secepat mungkin untuk menangkap motivasi utama dalam karya sastra itu.
Metode Role Playing
Metode Role Playing ialah suatu cara penguasaan bahan2-bahan2 pelajaran melalui pengembangan imajinasi & penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi & penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup / benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yg diperankan.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi drama dengan menggunakan metode role playing ialah sebagai berikut :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario drama yg akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario drama dua hari sebelum KBM
3. Guru membentuk kelompok siswa yg anggotanya 5 orang
4. Memberikan klarifikasi perihal kompetensi yg ingin dicapai
5. Memanggil para siswa yg sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario drama yg sudah dipersiapkan
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario drama yg se&g diperagakan
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8. Masing-masing kelompok memberikan hasil kesimpulannya
9. Guru memperlihatkan kesimpulan secara umum
10. Evaluasi
11. Penutup
Kelebihan metode Role Playing :
1. Melibatkan seluruh siswa sanggup berpartisipasi & mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
2. Siswa bebas mengambil keputusan & berekspresi secara utuh.
3. Permainan ialah cara yg digunakan dalam metode ini yg juga merupakan inovasi yg gampang & sanggup digunakan dalam situasi & waktu yg berbeda.
4. Guru sanggup mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu siswa melaksanakan permainan.
5. Permainan merupakan pengalaman berguru yg menyenangkan bagi siswa.
Dengan metode ini diharapkan pembelajaran apresiasi drama sanggup lebih efektif & berhasil sehingga sanggup digunakan untuk mengukur kemampuan apresiasi siswa (memahami, menikmati, & menghargai) terhadap karya sastra drama.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara / peralatan yg digunakan dalam penelitian. Dengan demikian metode merupakan sebuah taktik dalam melaksanakan sebuah penelitian. Jenis penelitian yg penulis lakukan ialah penelitian eksperimen yaitu uji coba pembelajaran apresiasi drama dengan metode kooperatif tipe Role Playing. Penelitian eksperimen berdasarkan Bambang Prasetyo (2005 : 158) ialah salah satu jenis penelitian kuantitatif yg sangat besar lengan berkuasa mengukur hu.bungan alasannya ialah akhir dengan memperlihatkan treatmen / membuat sebuah kondisi / rangsangan / stimulus kepada subjek yg diteliti.
Suatu penelitian niscaya menggunakan teknik untuk mendapat data-data yg diperlukan. Adapun teknik yg dilakukan dalam hu.bungannya dengan penelitian ini ialah sebagai berikut :
- Uji coba
Yaitu pembelajaran apresiasi drama dengan menggunakan metode kooperatif tipe role playing.
- Tes
Tes yg digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yatiu tes awal (pre-tes) & tes selesai (pos-tes). Pre-tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai permasalahan sebelum proses berguru mengajar dilaksanakan. Se&gkan tes selesai (pos-tes) dimaksudkan untuk mengetahui hingga sejauhmana hasil yg didapat siswa setelah proses berguru mengajar dengan menggunakan metode role playing.
B. Populasi & Sampel
“Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kab. Tangerang.
Sampel ialah sebagian wakil / populasi yg diteliti (Arikunto, 2006:131). Dalam acara penelitian ini, sampel yg diteliti sejumlah siswa kelas XII Sekolah Menengan Atas Negeri 8 Kabupaten Tangerang tahun pelajaran 2009/2010, sebanyak 35 orang dengan jumlah pria 20 orang & jumlah wanita 15 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian yg penulis gunakan dalam acara penelitian ini untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1) Teknik Studi Pustaka
Penulis menelaah terhadap beberapa literatur maupun sumber lain yg relevan & sanggup menunjang dalam pemecahan masalah.
2) Teknis Tes
Teknis tes dilakukan dengan cara melaksanakan pretes & postes. Hasilnya merupakan data yg dianalisis, sekaligus untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran sebelum & setelah dilaksanakan. Dari hasil nilai yg didapat siswa akan sanggup dilihat perbadaan antara nilai pretes & postes.
D. Teknis Analisis Data
Dalam rangka pengumpulan data perihal pelaksanaan uji coba pembelajaran dengan metode kooperatif learning tipe role playing dalam pembelajaran drama maka terhadap data yg bersifat deskriptif, maka pengolahannya dibandingkan dengan suatu stkamurd / kriteria yg telah dibentuk oleh peneliti, yaitu bahwa berdasarkan Arikunto, (2002:313):
Kurang dari 75% baik
Antara 60-70% cukup
Kurang dari 60% kurang baik
Teknik mengandung pengertian cara / peralatan untuk mencapai tujuan.
Tekni analisis data yg penulis gunakan rumus uji t yaitu :
Dengan keterangan :
Md= Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
xd= Deviasi masing-masing subjek (d-Md)
= Jumlah kuadrat deviasi
N= Subjek pada sampel
d.b= Ditentukan dengan N-1
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Rahmat. 2004. Skripsi. Uji Coba Pembelajaran Apresiasi Drama dengan Menggunakan Teknik Campuran (Diskusi, Inquiri, & Demonstrasi) di kelas XI Sekolah Menengan Atas Mandiri Balaraja Tahun Pelajaran 2007/2008
Maula, Miftahul.2008. Skripsi. Pengaruh Penggunaan Teknik Quantum Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Invertebrata di SMAN 1 Cimarga.
Sumardjo, Jakob & K.M. Saini 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Nursantara, Yayat. Seni Budaya untuk Sekolah Menengan Atas Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Semi, Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa & Sastra Indonesia. Bandung : Angkasa
http://yadirosadi.co.cc/macam-macam-metode-pembelajaran/
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Eman Suherman, M.pd.http://pkab.wordpress.com/2008/04/19/model-belajar-&-pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa.
Herdian,. Model Pembelajaran Role Playing
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-Role Playing/