Fenomena Guru Pemula
Berikut ulasan mengenai bahan mencar ilmu perihal Fenomena Guru Pemula, yang sanggup kalian jadikan contoh untuk belajar. Silahkan disimak!
Guru merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selama ini guru selalu menjadi referensi semua pihak dalam gerbong dunia pendidikan sekaligus sebagai tempat bertanya dan berlindung bagi peserta didik. Untuk itu dalam perekrutan guru gres harus benar-benar melalui seleksi dan memakai alat ukur yang tepat. Oleh karenanya dalam seleksi dan pengangkatan guru gres harus melibatkan beberapa stakeholder, yaitu kepala daerah, dinas pendidikan, sekolah, masyarakat dan pemerhati dunia pendidikan yang akuntabel.
Sebagai seorang guru pemula, pada awal mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa kendala antara lain : pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Perekrutan guru gres yang selama ini telah dijalani, sering terjadi benturan antara guru, siswa dan masyarakat. Guru sering melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak mendidik, ini dikarenakan kemampuan guru sangat rendah dalam pembiasaan dengan dunia pendidikan dan lingkungan sekolah. Sehingga tidak sedikit guru yang canggung, bingung, gagap dan bahkan dilecehkan oleh muridnya didepan kelas. Atau guru yang galak sehingga ditakuti oleh muridnya, risikonya guru menyerupai harimau yang siap menerkam siswa setiap saat.
Fenomena ini akan terus berlangsung apabila pemerintah tidak secepat mungkin untuk mengambil tindakan nyata. Maka perlu meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proses seleksi penerimaan guru. Satu terobosan gres di dunia pendidikan nasional yakni sebuah agenda gres untuk meningkatkan mutunya. Terobosan tersebut yakni agenda induksi bagi guru pemula pada semua jenjang dan status. Sistem itu yakni sesuatu yang gres dalam sistem pendidikan nasional kita dibanding dengan negara lain di daerah Asia Pasifik. Ditengarai bahwa ketiadaan sistem induksi ini menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas guru di Indonesia.
Pemerintah melalui Mendiknas telah meluncurkan regulasi gres yang dituangkan dalam Permendiknas No 27 Tahun 2010 perihal Program Induksi bagi Guru Pemula terhitung tanggal 27 Oktober 2010. Peraturan ini menjadi payung aturan resmi perihal penyelenggaraan Program Induksi bagi Guru Pemula di Indonesia. Peraturan ini terdiri dari 14 pasal, di dalamnya antara lain mengatur perihal : tujuan, prinsip dan teknis pelaksanaan penyelenggaraan Program Induksi secara umum. Sistem induksi merupakan suatu sistem yang memberi kesempatan kepada guru pemula untuk sanggup memahami kiprah pokok dan fungsinya sebagai guru dengan bimbingan dari seorang mentor. Kehadiran agenda induksi ini sepertinya semakin mempertegas komitmen pemerintah untuk menata profesi guru, alasannya yakni ketika ini guru telah diyakini sebagai referensi impian utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Melalui proses pembimbingan selama mengikuti agenda induksi ini, diharapkan sejak awal para guru sudah bisa membiasakan diri bekerja secara profesional. Hasil selama mengikuti agenda induksi tentu akan menjadi bekal penting bagi guru yang bersangkutan dalam menekuni pekerjaannya pada masa-masa selanjutnya, yakni menjadi seorang guru yang profesional.
Program Induksi dilaksanakan dalam rangka menyiapkan guru pemula biar menjadi guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Melalui agenda induksi dibutuhkan sanggup meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga sanggup menunjang perjuangan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan kiprah sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
Selama masa induksi ini guru bersama mentor melaksanakan diskusi dan perbaikan terhadap rencana-rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru pemula. Program induksi yakni semacam orientasi bagi guru pemula untuk mengenal dan memahami tugas-tugasnya sebagai pendidik, dengan mengedepankan pengenalan lingkungan dan siswa yang akan dihadapi. Program yang akan diterapkan selama setahun tersebut bakal melibatkan kepala sekolah maupun guru senior untuk menjadi mentor ketika guru pemula melaksanakan kiprah pengajaran di kelas.
Kegiatan pengembangan sistem induksi dan evaluasi kinerja bagi guru pemula ini ditekankan pada dua hal, yaitu penyusunan kebijakan sistem induksi dan evaluasi kinerja guru pemula serta penyusunan manual/modul induksi dan evaluasi kinerja guru pemula. Dengan naskah akademik dan kertas kerja yang dimiliki selanjutnya perlu diperkaya dengan adanya banyak sekali masukan, ide, serta saran untuk mendudukkan konsep induksi ini ke dalam khasanah ke-Indonesia-an, demi suksesnya gagasan agenda induksi bagi para guru pemula yang ditawarkan oleh Depdiknas, sebagaimana dikemukakan di atas. Dengan impian semoga sanggup semakin memperkokoh penguasaan kompetensi bagi para guru yang bersangkutan. Melalui agenda induksi ini dibutuhkan sanggup terlahir guru-guru kontruktivis, yang bisa membangun dan membuatkan segenap potensi yang dimiliki peserta didiknya. Bukan sebaliknya, menjadi perusak perkembangan peserta didik alias destruktivis.
Konsep induksi sebagai sebuah sistem perlu mendapat pemikiran yang luas dari stakeholders pendidikan biar pada implementasinya sanggup berjalan dengan baik. Hadirnya kebijakan yang menaungi sistem ini dibutuhkan sanggup menjadi pegangan dalam pelaksanaan induksi. Selain kebijakan perlu pula pemberian modul biar memudahkan guru pemula, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru mentor, dan pihak lainnya memahami konsep induksi serta penilaiannya secara komprehensif.
Dapat disimpulkan bahwa agenda ini bergotong-royong ingin menempatkan kembali tanggung jawab guru senior, kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan kalangan birokrat pendidikan dalam membina guru pemula. Guru pemula harus segera mendapat perlakukan khusus dalam perjalanan pengabdiannya. Selama ini banyak terjadi dimana guru senior merasa mendapat waktu istirahat dan bebas tanggung jawab mengajar ketika tiba guru pemula.
Pada selesai masa induksi ini guru pemula akan dinilai kinerjanya oleh kepala sekolah dan pengawas untuk memilih kelayakan guru pemula tersebut. Hasil evaluasi ini akan mensugesti karir guru pemula tersebut. Memang, seandainya guru pemula tidak mendapat bimbingan, guru pemula akan tetap menemukan keprofesionalannya. Tapi mungkin akan menemukan waktu yang panjang sekali. Sangat berbeda jikalau ia diberikan bimbingan. Jadi, meminjam istilah ilmu kimia, agenda ini yakni sebuah katalisator untuk mempercepat proses pematangan profesi guru pemula sehingga siap untuk memperlihatkan dedikasi terbaiknya. Oleh alasannya yakni itu, ada baiknya kita ucapkan: “Selamat Datang Program Induksi Guru Pemula”. Mari kita induksi para guru pemula biar mereka menjadi matang dan profesional, yang siap menggantikan para seniornya untuk melahirkan generasi baru yang hebat.
Guru profesional yakni hasil cipta insan (teacher is made) yang berkecimpung pada institusi penyedia menyerupai forum pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Institusi tersebut dinamakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Dalam laporan yang ditulis oleh The Association of Teacher Educator’s commission on the Education of Teacher (1991), direkomendasikan secara spesifik empat substansi utama restrukturisasi pendidikan guru, yaitu :
1. College-based teacher educators
2. School-based teacher educators
3. State-agency-based teacher educator
4. National, state and local organization of proffesional educator.
Pengalaman yang bersifat school-based hanya dijalani oleh calon guru selama praktik pengalaman lapangan atau PPL. Calon guru yang dihasilkan lebih banyak mempunyai pengalamn teoritis dari pada pengalaman praktik. Tiga area warta krusial dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu :
1. Pengetahuan perihal cara mengelola kelas
2. Pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan
3. Pembelajaran perihal latar belakang sosiologikan dari para siswa yang dididik atau diajarnya.
Sekian artikel mengenai Fenomena Guru Pemula, yang sanggup kalian jadikan contoh untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Guru
Guru merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Selama ini guru selalu menjadi referensi semua pihak dalam gerbong dunia pendidikan sekaligus sebagai tempat bertanya dan berlindung bagi peserta didik. Untuk itu dalam perekrutan guru gres harus benar-benar melalui seleksi dan memakai alat ukur yang tepat. Oleh karenanya dalam seleksi dan pengangkatan guru gres harus melibatkan beberapa stakeholder, yaitu kepala daerah, dinas pendidikan, sekolah, masyarakat dan pemerhati dunia pendidikan yang akuntabel.
Sebagai seorang guru pemula, pada awal mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa kendala antara lain : pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Perekrutan guru gres yang selama ini telah dijalani, sering terjadi benturan antara guru, siswa dan masyarakat. Guru sering melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak mendidik, ini dikarenakan kemampuan guru sangat rendah dalam pembiasaan dengan dunia pendidikan dan lingkungan sekolah. Sehingga tidak sedikit guru yang canggung, bingung, gagap dan bahkan dilecehkan oleh muridnya didepan kelas. Atau guru yang galak sehingga ditakuti oleh muridnya, risikonya guru menyerupai harimau yang siap menerkam siswa setiap saat.
Fenomena ini akan terus berlangsung apabila pemerintah tidak secepat mungkin untuk mengambil tindakan nyata. Maka perlu meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan proses seleksi penerimaan guru. Satu terobosan gres di dunia pendidikan nasional yakni sebuah agenda gres untuk meningkatkan mutunya. Terobosan tersebut yakni agenda induksi bagi guru pemula pada semua jenjang dan status. Sistem itu yakni sesuatu yang gres dalam sistem pendidikan nasional kita dibanding dengan negara lain di daerah Asia Pasifik. Ditengarai bahwa ketiadaan sistem induksi ini menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas guru di Indonesia.
Pemerintah melalui Mendiknas telah meluncurkan regulasi gres yang dituangkan dalam Permendiknas No 27 Tahun 2010 perihal Program Induksi bagi Guru Pemula terhitung tanggal 27 Oktober 2010. Peraturan ini menjadi payung aturan resmi perihal penyelenggaraan Program Induksi bagi Guru Pemula di Indonesia. Peraturan ini terdiri dari 14 pasal, di dalamnya antara lain mengatur perihal : tujuan, prinsip dan teknis pelaksanaan penyelenggaraan Program Induksi secara umum. Sistem induksi merupakan suatu sistem yang memberi kesempatan kepada guru pemula untuk sanggup memahami kiprah pokok dan fungsinya sebagai guru dengan bimbingan dari seorang mentor. Kehadiran agenda induksi ini sepertinya semakin mempertegas komitmen pemerintah untuk menata profesi guru, alasannya yakni ketika ini guru telah diyakini sebagai referensi impian utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Melalui proses pembimbingan selama mengikuti agenda induksi ini, diharapkan sejak awal para guru sudah bisa membiasakan diri bekerja secara profesional. Hasil selama mengikuti agenda induksi tentu akan menjadi bekal penting bagi guru yang bersangkutan dalam menekuni pekerjaannya pada masa-masa selanjutnya, yakni menjadi seorang guru yang profesional.
Program Induksi dilaksanakan dalam rangka menyiapkan guru pemula biar menjadi guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Melalui agenda induksi dibutuhkan sanggup meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga sanggup menunjang perjuangan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan kiprah sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
Selama masa induksi ini guru bersama mentor melaksanakan diskusi dan perbaikan terhadap rencana-rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru pemula. Program induksi yakni semacam orientasi bagi guru pemula untuk mengenal dan memahami tugas-tugasnya sebagai pendidik, dengan mengedepankan pengenalan lingkungan dan siswa yang akan dihadapi. Program yang akan diterapkan selama setahun tersebut bakal melibatkan kepala sekolah maupun guru senior untuk menjadi mentor ketika guru pemula melaksanakan kiprah pengajaran di kelas.
Kegiatan pengembangan sistem induksi dan evaluasi kinerja bagi guru pemula ini ditekankan pada dua hal, yaitu penyusunan kebijakan sistem induksi dan evaluasi kinerja guru pemula serta penyusunan manual/modul induksi dan evaluasi kinerja guru pemula. Dengan naskah akademik dan kertas kerja yang dimiliki selanjutnya perlu diperkaya dengan adanya banyak sekali masukan, ide, serta saran untuk mendudukkan konsep induksi ini ke dalam khasanah ke-Indonesia-an, demi suksesnya gagasan agenda induksi bagi para guru pemula yang ditawarkan oleh Depdiknas, sebagaimana dikemukakan di atas. Dengan impian semoga sanggup semakin memperkokoh penguasaan kompetensi bagi para guru yang bersangkutan. Melalui agenda induksi ini dibutuhkan sanggup terlahir guru-guru kontruktivis, yang bisa membangun dan membuatkan segenap potensi yang dimiliki peserta didiknya. Bukan sebaliknya, menjadi perusak perkembangan peserta didik alias destruktivis.
Konsep induksi sebagai sebuah sistem perlu mendapat pemikiran yang luas dari stakeholders pendidikan biar pada implementasinya sanggup berjalan dengan baik. Hadirnya kebijakan yang menaungi sistem ini dibutuhkan sanggup menjadi pegangan dalam pelaksanaan induksi. Selain kebijakan perlu pula pemberian modul biar memudahkan guru pemula, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru mentor, dan pihak lainnya memahami konsep induksi serta penilaiannya secara komprehensif.
Dapat disimpulkan bahwa agenda ini bergotong-royong ingin menempatkan kembali tanggung jawab guru senior, kepala sekolah, pengawas sekolah, bahkan kalangan birokrat pendidikan dalam membina guru pemula. Guru pemula harus segera mendapat perlakukan khusus dalam perjalanan pengabdiannya. Selama ini banyak terjadi dimana guru senior merasa mendapat waktu istirahat dan bebas tanggung jawab mengajar ketika tiba guru pemula.
Pada selesai masa induksi ini guru pemula akan dinilai kinerjanya oleh kepala sekolah dan pengawas untuk memilih kelayakan guru pemula tersebut. Hasil evaluasi ini akan mensugesti karir guru pemula tersebut. Memang, seandainya guru pemula tidak mendapat bimbingan, guru pemula akan tetap menemukan keprofesionalannya. Tapi mungkin akan menemukan waktu yang panjang sekali. Sangat berbeda jikalau ia diberikan bimbingan. Jadi, meminjam istilah ilmu kimia, agenda ini yakni sebuah katalisator untuk mempercepat proses pematangan profesi guru pemula sehingga siap untuk memperlihatkan dedikasi terbaiknya. Oleh alasannya yakni itu, ada baiknya kita ucapkan: “Selamat Datang Program Induksi Guru Pemula”. Mari kita induksi para guru pemula biar mereka menjadi matang dan profesional, yang siap menggantikan para seniornya untuk melahirkan generasi baru yang hebat.
Guru profesional yakni hasil cipta insan (teacher is made) yang berkecimpung pada institusi penyedia menyerupai forum pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Institusi tersebut dinamakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Dalam laporan yang ditulis oleh The Association of Teacher Educator’s commission on the Education of Teacher (1991), direkomendasikan secara spesifik empat substansi utama restrukturisasi pendidikan guru, yaitu :
1. College-based teacher educators
2. School-based teacher educators
3. State-agency-based teacher educator
4. National, state and local organization of proffesional educator.
Pengalaman yang bersifat school-based hanya dijalani oleh calon guru selama praktik pengalaman lapangan atau PPL. Calon guru yang dihasilkan lebih banyak mempunyai pengalamn teoritis dari pada pengalaman praktik. Tiga area warta krusial dari keahlian yang perlu dimiliki oleh guru pemula, yaitu :
1. Pengetahuan perihal cara mengelola kelas
2. Pengetahuan dalam bidang mata pelajaran atau penguasaan
3. Pembelajaran perihal latar belakang sosiologikan dari para siswa yang dididik atau diajarnya.
Sekian artikel mengenai Fenomena Guru Pemula, yang sanggup kalian jadikan contoh untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Guru