Fungsi Administrasi Kurikulum
Berikut ulasan mengenai Fungsi Manajemen Kurikulum. Silahkan disimak!
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya berguru di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memperlihatkan derma bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa mengarahkan siswa semoga mempunyai sifat well adjustedyaitu bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh alasannya itu, siswa pun harus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa intinya merupakan anggota dan bab integral dari masyarakat. Oleh alasannya itu, siswa harus mempunyai kepribadian yang dibutuhkan untuk sanggup hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa memperlihatkan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa mempunyai perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga dibutuhkan sanggup mempersiapkan siswa untuk sanggup hidup dalam masyarakat seandainya alasannya sesuatu hal, tidak sanggup melanjutkan pendidikannya.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk menentukan program-program berguru yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat bersahabat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, alasannya legalisasi atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswatersebut untuk menentukan apayang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa membantu dan mengarahkan siswa untuk sanggup memahami dan mendapatkan kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah bisa memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka dibutuhkan siswa sanggup membuatkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain ialah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi administrasi ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi administrasi kurikulum, yaitu:
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) ialah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Arti penting perencanaan terutama ialah memperlihatkan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap aktivitas sanggup diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a. Membantu administrasi untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. Memudahkan dalam melaksanakan koordinasi di antara aneka macam bab organisasi
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih gampang dipahami
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i. Menghemat waktu, perjuangan dan dana
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi administrasi berikutnya ialah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian ialah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka sanggup bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat diatas sanggup dipahami bahwa pengorganisasian intinya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibentuk dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian ialah bahwa setiap aktivitas harus terperinci siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi administrasi yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berafiliasi dengan aspek-aspek ajaib proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada aktivitas yang berafiliasi eksklusif dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan perjuangan menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sampai mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh alasannya para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menimbulkan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui aneka macam pengarahan dan pemotivasian semoga setiap karyawan sanggup melaksanakan aktivitas secara optimal sesuai dengan peran, kiprah dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini ialah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu kalau :
a. Merasa yakin akan bisa mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memperlihatkan manfaat bagi dirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau kiprah lain yang lebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
e. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi administrasi yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam perspektif persekolahan, semoga tujuan pendidikan di sekolah sanggup tercapai secara efektif dan efisien, maka proses administrasi pendidikan mempunyai peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan aneka macam komponen dan sejumlah aktivitas yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses administrasi yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap aktivitas pendidikan di sekolah harus mempunyai perencanaan yang terperinci dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu sanggup meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
Sekian artikel dari mengenai Fungsi Manajemen Kurikulum, yang sanggup kalian jadikan pola untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Manajemen
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya berguru di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memperlihatkan derma bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa mengarahkan siswa semoga mempunyai sifat well adjustedyaitu bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh alasannya itu, siswa pun harus mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Fungsi Integrasi (the integrating function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa intinya merupakan anggota dan bab integral dari masyarakat. Oleh alasannya itu, siswa harus mempunyai kepribadian yang dibutuhkan untuk sanggup hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa memperlihatkan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa mempunyai perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga dibutuhkan sanggup mempersiapkan siswa untuk sanggup hidup dalam masyarakat seandainya alasannya sesuatu hal, tidak sanggup melanjutkan pendidikannya.
Fungsi Pemilihan (the selective function)
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk menentukan program-program berguru yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat bersahabat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, alasannya legalisasi atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswatersebut untuk menentukan apayang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus bisa membantu dan mengarahkan siswa untuk sanggup memahami dan mendapatkan kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah bisa memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka dibutuhkan siswa sanggup membuatkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain ialah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi administrasi ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi administrasi kurikulum, yaitu:
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan (planning) ialah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Arti penting perencanaan terutama ialah memperlihatkan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap aktivitas sanggup diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
a. Membantu administrasi untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
f. Memudahkan dalam melaksanakan koordinasi di antara aneka macam bab organisasi
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih gampang dipahami
h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
i. Menghemat waktu, perjuangan dan dana
2. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi administrasi berikutnya ialah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa : “Pengorganisasian ialah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka sanggup bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari pendapat diatas sanggup dipahami bahwa pengorganisasian intinya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibentuk dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian ialah bahwa setiap aktivitas harus terperinci siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan (actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi administrasi yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berafiliasi dengan aspek-aspek ajaib proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada aktivitas yang berafiliasi eksklusif dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan perjuangan menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sampai mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh alasannya para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menimbulkan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui aneka macam pengarahan dan pemotivasian semoga setiap karyawan sanggup melaksanakan aktivitas secara optimal sesuai dengan peran, kiprah dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini ialah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu kalau :
a. Merasa yakin akan bisa mengerjakan,
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memperlihatkan manfaat bagi dirinya,
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau kiprah lain yang lebih penting, atau mendesak,
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
e. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi administrasi yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam perspektif persekolahan, semoga tujuan pendidikan di sekolah sanggup tercapai secara efektif dan efisien, maka proses administrasi pendidikan mempunyai peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan aneka macam komponen dan sejumlah aktivitas yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses administrasi yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap aktivitas pendidikan di sekolah harus mempunyai perencanaan yang terperinci dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu sanggup meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
Sekian artikel dari mengenai Fungsi Manajemen Kurikulum, yang sanggup kalian jadikan pola untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Manajemen