Sistem, Unsur, Dan Substansi Budaya
Berikut ulasan mengenai Sistem, Unsur, Dan Substansi Budaya, yang sanggup kalian jadikan pola untuk belajar. Silahkan disimak!
A. SISTEM BUDAYA
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang berhubungan secara teratur. Konsep system sanggup ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ badan dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya ialah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang harmonis bagi masyarakatnya.
System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat ajaib dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan merupakan penggalan dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai moral istiadat. Dalam moral istiadat terdapat juga sitem norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya ialah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laris manusia.
System kebudayaan suatu kawasan akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis kebudayaan ini sanggup dikelompokan kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, menyerupai gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.
b) Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, moral istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Non material antara lain ialah :
1. Cara (usage)
2. Volkways (Norma kelaziman/kebiasaan)
3. Mores (Norma tata kelakuan/norma kesusilaan)
4. Norma moral istiadat (custom)
5. Norma hokum (Laws)
6. Mode (fashion)
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan lantaran dalam masyarakat terdiri atas banyak sekali unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat wacana unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.
1. Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut
a. System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat biar menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga ialah forum pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan
3. C. Kluckhohn beropini bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal) artinya ketujuh unsur ini sanggup ditemukan pada semua kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian
Tiap-tiap unsure kebudayaan ini sanggup diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil sampai beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci sanggup dilakukan sampai empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.
Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa moral dan pada tahap pertamanya moral sanggup diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya sanggup diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya sanggup diperinci dalam gagasan.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud ajaib dari segala macam wangsit dan gagasan insan yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki insan sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam tanaman di kawasan tempat tinggal
c. Alam fauna di kawasan tempat tinggal
d. Zat-zat materi mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laris sesame manusia
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas insan melaksanakan tiga cara, yaitu
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman pribadi ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), menyerupai kursus-kursus, penataran-penataran dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik.
2) Nilai
Nilai ialah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oeh seluruh insan sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila mempunyai kegunaan dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang memilih orientasi nilai budaya insan di dunia ialah lima dsar yang bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat kekerabatan antar manusia.
3) Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan fatwa bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi dilema yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh lantaran itu, pendangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup maka bangsa tersebut akan gampang dikendalikan oleh bangsa lain, gampang goyah, kehilangan jati diri dan risikonya sulit untuk menjadi bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai dalam kehidupan, tidak gampang goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian, pandangan hidup ialah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan menjadikan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
4) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, insan yang mempunyai naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap bisa mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai tanggapan atau refleksi ketidak mampuan insan dalam dalam mengahdapai tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang bisa memperlihatkan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” diluar diri manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.
5) Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangakt kata-kata yang dipakai untuk memahami kejadian atau tanda-tanda dalam kehidupan. Persepsi terdiri atas:
1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa memakai slah satu indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan acara mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat kejadian atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
Dalam keseharian kadangkala persepsi insan yang satu berbeda dengan persepsi insan yang lain, hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, pengetahuan dan lingkungan, serta proses dalam diri manusia.
6) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti tabiat khas. Etos sering tampak pada gaya sikap warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta banyak sekali benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik berdasarkan suku tertentu belum tentu baik berdasarkan suku yang lain, oleh karenanya diharapkan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
Sekian artikel dari mengenai Sistem, Unsur, Dan Substansi Budaya, yang sanggup kalian jadikan pola untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Budaya
A. SISTEM BUDAYA
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang berhubungan secara teratur. Konsep system sanggup ditujukan kepada: organisasi, kumpulan, himpunan, organ badan dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu sistem sosial budaya ialah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain escara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang harmonis bagi masyarakatnya.
System budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat ajaib dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sitem kebudayaan merupakan penggalan dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai moral istiadat. Dalam moral istiadat terdapat juga sitem norma dan disitulah salah satu fungsi sistem budaya ialah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laris manusia.
System kebudayaan suatu kawasan akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis kebudayaan ini sanggup dikelompokan kedalam 2 yaitu:
a) Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, menyerupai gedung,pabrik, jalan ,rumah dan sebagainya.
b) Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, moral istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Non material antara lain ialah :
1. Cara (usage)
2. Volkways (Norma kelaziman/kebiasaan)
3. Mores (Norma tata kelakuan/norma kesusilaan)
4. Norma moral istiadat (custom)
5. Norma hokum (Laws)
6. Mode (fashion)
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan lantaran dalam masyarakat terdiri atas banyak sekali unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat wacana unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.
1. Melville J. Herskovits, unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
a. Alat-alat teknologi
b. System ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut
a. System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat biar menguasai alam sekelilingnya.
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga ialah forum pendidikan yang utama
d. Organisas kekuatan
3. C. Kluckhohn beropini bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal) artinya ketujuh unsur ini sanggup ditemukan pada semua kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
a. System religi
b. System pengetahuan
c. System mata pencaharian hidup
d. Sistem peralatan hidup atau teknologi
e. Organisasi kemasyarakatan
f. Bahasa
g. Kesenian
Tiap-tiap unsure kebudayaan ini sanggup diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil sampai beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci sanggup dilakukan sampai empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga wujud tersebut.
Wujud system dari unsur kebudayaan universal berupa moral dan pada tahap pertamanya moral sanggup diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya sanggup diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya sanggup diperinci dalam gagasan.
C. SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA
Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud ajaib dari segala macam wangsit dan gagasan insan yang bermunculan di dalam masyarakat yang member jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa system pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.
1) Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki insan sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami:
a. Alam sekitar
b. Alam tanaman di kawasan tempat tinggal
c. Alam fauna di kawasan tempat tinggal
d. Zat-zat materi mentah dan benda-benda dalam lingkungannya
e. Tubuh manusia
f. Sifat-sifaat dan tingkah laris sesame manusia
g. Ruang dan waktu.
Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas insan melaksanakan tiga cara, yaitu
a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengelaman pribadi ini akan membentuk kerangka fikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan hukum yang dijadikan pedomannya.
b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), menyerupai kursus-kursus, penataran-penataran dan ceramah.
c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik.
2) Nilai
Nilai ialah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oeh seluruh insan sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila mempunyai kegunaan dan berharga (nilai kebenaran), indah (niulai estetika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). C. Kluchon mengemukakan, bahwa yang memilih orientasi nilai budaya insan di dunia ialah lima dsar yang bersivat universal, yaitu :
a) Hakikat hidup manusia
b) Hakikat rakyat manusia
c) Hakikat waktu manusia
d) Hakikat alam manusia
e) Hakikat kekerabatan antar manusia.
3) Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan fatwa bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi dilema yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh lantaran itu, pendangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu,kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup maka bangsa tersebut akan gampang dikendalikan oleh bangsa lain, gampang goyah, kehilangan jati diri dan risikonya sulit untuk menjadi bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai dalam kehidupan, tidak gampang goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian, pandangan hidup ialah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan menjadikan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.
4) Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, insan yang mempunyai naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap bisa mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai tanggapan atau refleksi ketidak mampuan insan dalam dalam mengahdapai tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang bisa memperlihatkan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap “sesuatu” yang “maha” diluar diri manusia. Bermacam-macam tergantung keyakinan manusia.
5) Persepsi
Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangakt kata-kata yang dipakai untuk memahami kejadian atau tanda-tanda dalam kehidupan. Persepsi terdiri atas:
1. Persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa memakai slah satu indera manusia,
2. Persepsi telepati, kemampuan pengetahuan acara mental individu lain,
3. Persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat kejadian atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan.
Dalam keseharian kadangkala persepsi insan yang satu berbeda dengan persepsi insan yang lain, hal ini desebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pengalaman, pengetahuan dan lingkungan, serta proses dalam diri manusia.
6) Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam Antropolog) berasal dari bahasa inggris berarti tabiat khas. Etos sering tampak pada gaya sikap warga misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta banyak sekali benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik berdasarkan suku tertentu belum tentu baik berdasarkan suku yang lain, oleh karenanya diharapkan sikap kedewasaan untuk memahami kebudayaan lain.
Sekian artikel dari mengenai Sistem, Unsur, Dan Substansi Budaya, yang sanggup kalian jadikan pola untuk belajar.
Lihat juga:
Kumpulan Artikel Tentang Budaya